Wisdom Tambal ‘Minus’ Wisman ke Desa Wisata
Experience
Desa Wisata
Wisatawan Nusantara (Wisnus)
Wisatawan Manca Negara (Wisman)
Pokdarwis Desa Wisata Pinge
Anak Agung Ngurah Arimbawa
Kunjungan wisman khususnya dari Eropa dalam dua pekan mengalami penurunan
DENPASAR, NusaBali
Wisatawan domestik atau wisatawan Nusantara (wisnus) ‘menambal’ menyusutnya kunjungan wisatawan manca negara (wisman) ke desa wisata. Karenanya kalangan pengelola tetap optimis geliat pariwisata di desa wisata dalam masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 yang kini berlangsung.
Selain dari wisatawan yang datang langsung, banyak wisatawan khususnya wisatawan domestik yang sudah booking beberapa bulan sebelumnya.
“Dua atau tiga bulan sudah ada yang booking hingga bulan Mei (2025),” ujar Anak Agung Ngurah Arimbawa, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Pinge, Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan, Minggu(29/12).
Gung Arimbawa mengakui kunjungan wisman dalam dua pekan terakhir dirasakan mengalami penurunan, terutama dari wisatawan Eropa.
“Yang menginap pada Desember ini ada sekitar 25 orang, tersebar di rumah penduduk,” ungkap pelaku pariwisata yang juga Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkomdewi) Kabupaten Tabanan.
Tidak menyebutkan jumlah perbandingannya, jumlah 25 orang wisman dirasakan turun dibandingkan rentang waktu yang sama tahun sebelumnya.
“Ya, memang kurang belakangan ini,” ujarnya. Untungnya desa wisata memang tak bertumpu pada satu segmen saja, yakni wisman. Pasar wisatawan domestik atau wisatawan Nusantara (wisnus) yang juga jadi andalan kehadirannya cukup ramai.
“Seperti kemarin ada dua grup kemah selama 2 malam,” ungkap Gung Arimbawa. Untuk diketahui 1 grup berkisar 100 orang. Sehingga kalau 2 grup sekitar 200 orang. Kehadiran wisatawan domestik itulah mendongkrak jumlah wisatawan ke desa wisata. Artinya menutupi berkurangnya jumlah wisatawan manca negara. Dan keramaian wisatawan domestik, tidak saja berdasarkan dari kehadiran langsung hari per hari.
“Cuaca memang sering gerimis, namun kunjungan wisdom sepertinya tak terpengaruh,” kata Gung Arimbawa.
Sebagian besar wisatawan domestik, baik yang datang langsung maupun yang sudah booking, adalah grup-grup. Diantaranya rombongan sekolah, mahasiswa atau kelompok komunitas yang lain.
“Mereka ingin merasakan pengalaman bagaimana beraktivitas dan berinteraksi serta ikut dalam kegiatan di desa,” terang Gung Arimbawa.
Karena memang desa wisata menawarkan ‘paket’ wisata ala pedesaan. Mulai dari kehidupan sehari-hari di pedesaan, bertani, camping dan aktivitas yang lain.
“Ada balinese activity, agrocultural activity dan yang lain,” geber Gung Arimbawa. Menurutnya experience atau pengalaman yang beda dengan di tempat atau destinasi lain itulah yang mesti dipertahankan ditonjolkan para pengelola desa wisata.
“Selain tetap juga antisipasi keamanan dan kenyamanan wisatawan, “ harapnya. K17.
Komentar