Lomba Tari se-Bali di Banjar Kayumas Kaja Jadi Ajang Pelestarian Budaya
DENPASAR, NusaBali.com – Banjar Kayumas Kaja sukses menggelar Lomba Tari Bali XVIII se-Bali 2024, ajang yang memperebutkan Piala Wali Kota Denpasar dan total hadiah jutaan rupiah. Kegiatan ini berlangsung pada 28-29 Desember 2024 di Banjar Kayumas Kaja, Jalan Surapati, Kelurahan Dangin Puri, Denpasar Timur.
Ketua panitia, I Made Hari Prabhawa, mengungkapkan bahwa lomba ini merupakan tradisi tahunan yang digagas sejak tahun 2002 oleh tokoh-tokoh adat Banjar Kayumas Kaja. "Inisiatif lomba ini lahir untuk melestarikan seni tari Bali sekaligus mendukung program Pemerintah Kota Denpasar dalam menjadikan Denpasar sebagai kota berwawasan budaya," ujarnya.
Namun, pandemi COVID-19 membuat acara ini sempat vakum selama empat tahun. Baru pada tahun 2024, lomba tari ini kembali diselenggarakan sebagai langkah untuk menghidupkan kembali tradisi dan semangat seni budaya di Bali.
Lomba tahun ini mengusung empat kategori tari untuk anak usia 7-12 tahun, yaitu: Tari Condong, Tari Baris Tunggal, Tari Margapati, dan Tari Kebyar Duduk.
Peserta tahun ini berjumlah 150 orang yang berasal dari berbagai daerah di Bali, seperti Tabanan, Gianyar, Klungkung, dan Denpasar. Jumlah ini menurun dibandingkan sebelum pandemi, yang biasanya mencapai 300-400 peserta.
Menurut Hari Prabhawa, penurunan jumlah peserta mungkin disebabkan beberapa sanggar tari yang tidak aktif lagi atau kurangnya informasi yang tersebar. "Namun, kami optimis lomba ini tetap menjadi ajang favorit di Bali," tambahnya.
I Wayan Suka Dharma, Kelian Banjar Kayumas Kaja, menyatakan bahwa lomba tari ini telah menjadi program rutin Banjar yang tertuang dalam pararem (aturan adat). “Kegiatan ini tidak hanya menjadi lomba, tetapi juga wujud nyata dari visi Kota Denpasar sebagai kota berwawasan budaya. Kami melibatkan seluruh warga Banjar, dari Sekaa Teruna hingga organisasi lainnya, untuk bersama-sama menyukseskan acara ini,” jelasnya.
Selain sebagai kompetisi, lomba ini diharapkan dapat membentuk mental anak-anak sejak dini, khususnya dalam pelestarian seni tari yang memiliki peran penting dalam kehidupan religius dan adat Bali, seperti pada upacara keagamaan.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang mencari juara, tetapi juga momentum untuk melestarikan seni tari dan menghidupkan kembali tradisi yang sempat vakum. "Kami berharap seni tari, khususnya di Bali, semakin berkembang di tengah kemajuan zaman. Ke depan, kegiatan ini akan terus kami tingkatkan agar bisa menjadi wadah yang lebih besar bagi pencinta seni tari," ujar Hari Prabhawa.
Dampak positif dari kegiatan ini terlihat jelas. Secara sosial, lomba ini memperkenalkan seni tari kepada masyarakat luas dan memperkuat identitas Banjar Kayumas Kaja sebagai pelopor pelestarian budaya. Secara budaya, kegiatan ini mempertegas posisi Denpasar sebagai kota yang kaya akan seni kreatif, mulai dari seni tari hingga pengembangan UMKM lokal.
Dengan antusiasme yang terus tumbuh, Lomba Tari Bali XVIII se-Bali 2024 tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga simbol kebangkitan seni tari Bali setelah pandemi. Astungkara, kegiatan ini dapat terus berjalan setiap tahun sebagai tradisi yang memperkuat identitas budaya Bali.*m03
Komentar