Tender Penyedia Jasa SPBK di Bandara Tuai Polemik
Dewan Pembina Kokapura selaku penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) Bio Solar Industri di lingkungan bandara minta tender ditunda.
MANGUPURA, NusaBali
Tender penyedia jasa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus (SPBK) yang dilakukan PT Angkasa Pura Indonesia di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, menuai polemik. Sebab, penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) Bio Solar Industri di lingkungan bandara sebelumnya dilakukan oleh Koperasi Jasa Karyawan Angkasa (Kokapura), bahkan sudah lebih dari 21 tahun.
“Selama 21 tahun penyaluran BBM di lingkungan Bandara Ngurah Rai diberikan kepada Koperasi Jasa Karyawan Angkasa dan selama itu tidak pernah ada masalah. Tetapi tiba-tiba pihak Angkasa Pura akan melakukan tender dan kabarnya pemenang tender sudah ditentukan,” kata salah seorang sumber belum lama ini.
Ditambahkan, setiap tahun pihak Kokapura mengajukan perpanjangan izin untuk bisa melakukan penyaluran BBM ke kendaraan operasional Bandara Ngurah Rai. Nah, pada pengajuan izin tahun ini tiba-tiba manajemen Angkasa Pura tidak memberikan perpanjangan. Malah akan ada tender dalam penyedia jasa SPBK.
“Pihak koperasi sudah mengajukan beberapa opsi, di antaranya menaikkan kontribusi untuk Angkasa Pura dari penyaluran BBM ini. Namun opsi tersebut sampai saat ini tak mendapat respon dari,” kata sumber tersebut.
Polemik penyaluran BBM Bio Solar Industri untuk operasional Bandara Ngurah Rai tersebut mendapat tanggapan dari putra sulung pahlawan I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Gede Yudana yang merupakan Dewan Pembina Kokapura. Dia meminta pihak Angkasa Pura menunda tender dan memberikan izin penyaluran BBM kembali ke Kokapura.
Gusti Yudana, mengatakan selaku Dewan Pembina Kokapura sudah menemui langsung GM Angkasa Pura untuk meminta perlindungan anggota koperasi. Dia menyebut saat ini kondisi Kokapura belum siap untuk menghadapi pertarungan bebas seperti ini. “Inilah yang perlu dibina. Kita harus diberikan kesempatan untuk mempersiapkan koperasi bertarung bebas. Karena PT kan berbeda dengan koperasi. Koperasi lebih banyak pembinaan terhadap anggota, sedangkan PT itu lain, mereka sudah siap bertarung,” tegas Gusti Yudana di sela peresmian Gedung dan Alat Praktek Masak Tata Boga bantuan di Yayasan Kebaktian Proklamasi dari Pemprov Bali di Denpasar.
“Koperasi ini kan sudah berjalan bagus, sudah bisa menghidupi para anggotanya. Sekarang kesempatan ini sebenarnya yang dibina oleh mereka para pejabat,” tegas Ketua Yayasan Kebaktian Proklamasi (YKP) Bali ini.
Ditegaskan, ke depannya Kokapura harus memperkuat diri. “Kita harus memperkuat diri. Ke depannya harus membuat koperasi (Kokapura) itu jadi petarung. Jangan sekarang. Makanya kita berusaha supaya ditangguhkan dululah (tender, Red),” harap Gusti Yudana.
Pembina Kokapura ini menegaskan pentingnya melaksanakan UU 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Usaha Kokapura yangg dirintis selama 21 tahun sudah mendapat penentapan dari pemerintah. “Ditambah lagi ada rekomendasi dari Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Badung. Kalau semua ini ditabrak, lalu buat apa ada UU Perkoperasian tersebut, bagaimana nanti nasib koperasi-koperasi di Indonesia kalau pejabat tidak melindungi koperasi,” tegasnya.
Sementara itu, General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, memberikan klarifikasi terkait rencana seleksi penyedia jasa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Kendaraan (SPBK) di kawasan bandara tersebut. Ahmad Syaugi menyatakan bahwa hingga saat ini Kokapura masih menjadi mitra resmi penyedia BBM di SPBK Bandara Ngurah Rai. Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Kokapura atas kontribusinya selama ini.
“Kami sampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kokapura karena telah menjadi mitra usaha yang baik, berkontribusi, dan menambah nilai positif selama ini,” ujarnya pada Senin (30/12) sore.
Lebih lanjut, Ahmad Syaugi menjelaskan bahwa Bandara Ngurah Rai tengah menjajaki kemungkinan untuk melaksanakan seleksi mitra usaha SPBK. Tujuannya adalah memberikan peluang kepada pelaku usaha lain yang berminat untuk turut berpartisipasi dalam seleksi tersebut. “Hal ini merupakan sesuatu yang lumrah dalam menjalankan bisnis. Pada proses seleksi tersebut, kami membuka kesempatan yang sama kepada semua pihak untuk berkompetisi, termasuk Kokapura,” tegasnya.
Ahmad Syaugi juga membantah anggapan bahwa PT Angkasa Pura Indonesia berupaya menyingkirkan Kokapura sebagai mitra usaha. Dia justru berharap Kokapura ikut serta dalam seleksi agar dapat semakin berkembang dan mampu bersaing secara sehat. Dia juga berharap agar penjelasan ini dapat diterima oleh semua pihak dan tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan. Pihaknya berkomitmen menjaga transparansi dalam setiap proses bisnis, sekaligus menciptakan lingkungan usaha yang kompetitif dan adil bagi semua pihak.
“Kami pastikan seleksi mitra usaha berjalan secara transparan dan akuntabel serta dapat diawasi semua pihak. Pengumuman dan dokumen seleksi akan dapat diakses oleh umum melalui website seleksi,” katanya. 7 ol3, rez
Komentar