nusabali

Pantai Candidasa Tercemar Limbah Minyak

Okupansi Anjlok, Turis Batal Rayakan Tahun Baru 2025

  • www.nusabali.com-pantai-candidasa-tercemar-limbah-minyak

Limbah minyak mirip oli itu mengeluarkan bau tidak sedap hingga menyebabkan polusi udara. Bau tidak sedap itulah menimbulkan komplain.

AMLAPURA, NusaBali
Kiriman limbah minyak di Pantai/Objek Wisata Candidasa, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Sabtu (28/12), berdampak buruk bagi tingkat kunjungan wisatawan.

Dampaknya, banyak wisatawan check out lebih awal bahkan ada yang batal merayakan malam Tahun Baru 2025. Akibatnya, sejumlah pengelola wisata di pantai ini rugi.

"Sejak Sabtu (28/12) wisatawan check out, batal merayakan malam Tahun Baru 2025. Kami sebagai pengelola pariwisata merasa rugi atas kiriman limbah minyak itu. Saya tidak tahu, dari mana asal usul limbah itu," kata Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa di ruang kerjanya, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Senin (30/12).

Lanjut Kariasa, limbah minyak mirip oli itu mengeluarkan bau tidak sedap hingga menyebabkan polusi udara. Bau tidak sedap itulah menimbulkan komplain sehingga wisatawan memilih lebih awal meninggalkan Candidasa. Limbah minyak berwarna kehitam-hitaman melayang-layang di air. Selain menyebabkan air di pantai tercemar, wisatawan pun mencium bau tidak sedap hingga tidak bisa mandi di pantai.

Limbah minyak itu terlihat dari bagian timur Objek Wisata Candidasa, Hotel Puri Bagus, hingga ke dekat pertigaan Desa Tenganan Pagringsingan, atau Hotel Samudra Arirang. Padahal jelang malam tahun baru, katanya, hunian hotel bisa mencapai 65 persen.

Di bagian lain, Ketua Kehormatan PHRI Karangasem I Wayan Tama juga mengakui kondisi itu. "Bau limbah minyak itu keras sekali. Banyak tamu asing mendahului check out, baunya mirip solar, selain melayang-layang di air juga nempel di pasir," kata I Wayan Tama yang mantan anggota DPRD Karangasem dari Fraksi Partai Golkar.

Padahal dia berharap jelang malam Tahun Baru 2025, banyak wisatawan datang menginap dan merayakan pergantian tahun di objek ini. Namun, setelah wisatawan datang, malah pergi lebih awal gara-gara limbah minyak itu.

Menurut dia, masalah lingkungan sangat sensitive dalam sektor pariwisata. Begitu melihat ada sampah plastik di pantai, tamu langsung complain. Ada kiriman sampah ke pantai tamu komplain. Apalagi kali ini ada kiriman limbah minyak yang mengeluarkan bau menyengat, wisatawan langsung pergi.

PHRI, katanya, telah bersurat ke Dinas Lingkungan Hidup agar menelusuri asal-usul limbah minyak tersebut. Akibat adanya kiriman limbah minyak, dapat membunuh organisme laut, merusak ekosistem laut, menghambat tumbuhan laut berfotosintesis hingga siklus ekosistem laut terganggu.

Di samping itu, bisa merusak keberadaan terumbu karang, menyumbat saluran air, mencemari air dan tanah, menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air. "Limbah minyak itu cepat menyebar dibawa arus air dan angin," katanya.7k16

Komentar