Sembilan Lembu Putih Kembali Diarak Keliling
Sembilan lembu putih milik Banjar Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegalalang, Gianyar kembali diarak kelilingi Lapangan Puputan Badung dan Catur Muka Denpasar saat upacara Ganesha Catur Thi dan Kirab Lembu Putih Nandini Puja, Jumat (1/9).
DENPASAR, NusaBali
Kirab lembu putih ini digelar World Hindu Youth Organization (WHYO) Bali untuk memperingati hari kelahiran Ganesha yang mengalirkan sumber pengetahuan.
Sebelum kirab dimulai, prosesi yang dilakukan oleh peserta adalah menyucikan arca Shri Ganesha dan lembu yang dilibatkan serta beberapa arca lainnya oleh sulinggih. Setelah itu, lembu dipakaikan kalung bunga dan diarak menuju keliling lapangan sekali setelah itu mengelilingi Catur Muka sebanyak tiga kali dan langsung dikirab menuju Pantai Sanur untuk dilakukan penutupan kegiatan. "Selama perjalanan, urine dan kotoran lembu dapat menyucikan alam semesta sebagaimana lembu di Bali sangat dihormati sebagai sumber kemakmuran peninggalan atau leluhur kita Rsi Markandya, sehingga melibatkan lembu putih yang tergolong langka milik Desa Adat Taro," terang Panitia Ganesha Catur Thi, I Gusti Agung Ayu Komang Putri Lestari.
Kelian Adat Taro Kaja, Wayan Tagil Kumara Nata, mengatakan keikutsertaannya lembu putih milik Desa Taro karena merupakan simbol dari Nandini yakni kendaraan Dewa Siwa yang merupakan sumber dari kesuburan dan kesucian di dunia ini secara skala dan Niskala. Skalanya menurut Wayan Tagil dicontohkan dalam hal kecil yakni kotoran sapi bisa digunakan untuk pupuk dan dapat menyuburkan tanaman. "Itu kan bersifat kesuburan, itu contoh kecilnya, sedangkan niskalanya, dari segi sastra yang kita ketahui adalah Nandini juga bewarna putih yang melambangkan kesucian," jelasnya.
Ditambahkan, lembu putih merupakan satu-satunya milik Desa Adat Taro yang masih ada. Hingga kini kata dia, Desa Taro memiliki 50 ekor lembu putih yang dipelihara langsung oleh Yayasan Lembu Putih. Kali ini yang digunakan kirab hanya 9 ekor menurut Dewata Nawa Sanga.
Sementara Senator asal Bali, I Gusti Arya Wedakarna mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk peringatan hari lahirnya Shri Ganesha. Untuk saat ini menurutnya, ada 1,5 miliar masyarakat Hindu di dunia yang melaksanakan puja saat kelahiran ganesha. "Ini untuk merayakan hari lahirnya Shri Ganesha, dan kita memiliki waktu 1 minggu untuk merayakannya sesuai dengan kondisi negaranya masing-masing, untuk sekarang di Indonesia, di Malaysia sudah kemarin dan India besok. Sedangkan pelibatan lembu putih ini juga dengan harapan urine dan kotorannya seperti yang tercantum dalam sastra Hindu dapat menyucikan alam semesta ini. Dan sekaligus mengenalkan kekayaan Desa Adat Taro karena selama ini lembu putih sangat langka dan hanya terdapat di Desa Adat Taro," jelasnya. *cr63
Kirab lembu putih ini digelar World Hindu Youth Organization (WHYO) Bali untuk memperingati hari kelahiran Ganesha yang mengalirkan sumber pengetahuan.
Sebelum kirab dimulai, prosesi yang dilakukan oleh peserta adalah menyucikan arca Shri Ganesha dan lembu yang dilibatkan serta beberapa arca lainnya oleh sulinggih. Setelah itu, lembu dipakaikan kalung bunga dan diarak menuju keliling lapangan sekali setelah itu mengelilingi Catur Muka sebanyak tiga kali dan langsung dikirab menuju Pantai Sanur untuk dilakukan penutupan kegiatan. "Selama perjalanan, urine dan kotoran lembu dapat menyucikan alam semesta sebagaimana lembu di Bali sangat dihormati sebagai sumber kemakmuran peninggalan atau leluhur kita Rsi Markandya, sehingga melibatkan lembu putih yang tergolong langka milik Desa Adat Taro," terang Panitia Ganesha Catur Thi, I Gusti Agung Ayu Komang Putri Lestari.
Kelian Adat Taro Kaja, Wayan Tagil Kumara Nata, mengatakan keikutsertaannya lembu putih milik Desa Taro karena merupakan simbol dari Nandini yakni kendaraan Dewa Siwa yang merupakan sumber dari kesuburan dan kesucian di dunia ini secara skala dan Niskala. Skalanya menurut Wayan Tagil dicontohkan dalam hal kecil yakni kotoran sapi bisa digunakan untuk pupuk dan dapat menyuburkan tanaman. "Itu kan bersifat kesuburan, itu contoh kecilnya, sedangkan niskalanya, dari segi sastra yang kita ketahui adalah Nandini juga bewarna putih yang melambangkan kesucian," jelasnya.
Ditambahkan, lembu putih merupakan satu-satunya milik Desa Adat Taro yang masih ada. Hingga kini kata dia, Desa Taro memiliki 50 ekor lembu putih yang dipelihara langsung oleh Yayasan Lembu Putih. Kali ini yang digunakan kirab hanya 9 ekor menurut Dewata Nawa Sanga.
Sementara Senator asal Bali, I Gusti Arya Wedakarna mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk peringatan hari lahirnya Shri Ganesha. Untuk saat ini menurutnya, ada 1,5 miliar masyarakat Hindu di dunia yang melaksanakan puja saat kelahiran ganesha. "Ini untuk merayakan hari lahirnya Shri Ganesha, dan kita memiliki waktu 1 minggu untuk merayakannya sesuai dengan kondisi negaranya masing-masing, untuk sekarang di Indonesia, di Malaysia sudah kemarin dan India besok. Sedangkan pelibatan lembu putih ini juga dengan harapan urine dan kotorannya seperti yang tercantum dalam sastra Hindu dapat menyucikan alam semesta ini. Dan sekaligus mengenalkan kekayaan Desa Adat Taro karena selama ini lembu putih sangat langka dan hanya terdapat di Desa Adat Taro," jelasnya. *cr63
Komentar