Lomba Sketsa dan Tapel Ogoh-Ogoh ST Mekar Jaya Munang Maning Dorong Kreativitas Anak Muda Bali
DENPASAR, NusaBali.com - Banjar Munang Maning (juga dikenal sebagai Monang Maning) di Desa Adat Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, sukses menyelenggarakan lomba sketsa dan tapel ogoh-ogoh pada Minggu (29/12/2024). Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati HUT ke-64 ST Mekar Jaya. Lomba ini diikuti peserta dari berbagai daerah di Bali, termasuk Denpasar, Karangasem, Jembrana, Badung, Tabanan, dan Singaraja.
Sementara itu, peserta dari Karangasem, I Wayan
Wiriantika, yang mengikuti kategori tapel ogoh-ogoh, memamerkan dua
karya bertajuk Dadong Guliang dan Balian Pengeiwa. “Biaya pembuatan
sekitar Rp800 ribu dengan menggunakan bahan ramah lingkungan. Saya
berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi untuk lebih banyak wadah
seni di Karangasem,” ujarnya.
Wiriantika, yang mengikuti kategori tapel ogoh-ogoh, memamerkan dua
karya bertajuk Dadong Guliang dan Balian Pengeiwa. “Biaya pembuatan
sekitar Rp800 ribu dengan menggunakan bahan ramah lingkungan. Saya
berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi untuk lebih banyak wadah
seni di Karangasem,” ujarnya.
Salah
satu juri, I Made Yasa Winangun, menilai bahwa perkembangan seni tapel
dan sketsa ogoh-ogoh di Bali semakin maju dan realistis. “Baik kategori
realis maupun tradisi menunjukkan kemajuan yang signifikan. Aspek
penilaian untuk tapel meliputi mimik wajah, ekspresi, dan anatomi,
sedangkan untuk sketsa mencakup garis, goresan hitam putih, dan
komposisi,” jelas seniman yang dikenal dengan nama Keju Juwhat.
satu juri, I Made Yasa Winangun, menilai bahwa perkembangan seni tapel
dan sketsa ogoh-ogoh di Bali semakin maju dan realistis. “Baik kategori
realis maupun tradisi menunjukkan kemajuan yang signifikan. Aspek
penilaian untuk tapel meliputi mimik wajah, ekspresi, dan anatomi,
sedangkan untuk sketsa mencakup garis, goresan hitam putih, dan
komposisi,” jelas seniman yang dikenal dengan nama Keju Juwhat.
Menurutnya,
lomba ini diharapkan tidak hanya menjaga tradisi seni Bali tetapi juga
memberikan kontribusi pada sektor ekonomi dan pariwisata. “Kita harus
terus melestarikan seni dan budaya Bali di tengah gempuran modernisasi,”
tambah Keju Juwhat.
lomba ini diharapkan tidak hanya menjaga tradisi seni Bali tetapi juga
memberikan kontribusi pada sektor ekonomi dan pariwisata. “Kita harus
terus melestarikan seni dan budaya Bali di tengah gempuran modernisasi,”
tambah Keju Juwhat.
Dua
juri lainnya juga dilibatkan dalam event ini yakni Hadi SUsena dan I
Wayan Arif Masriadi. Ketua Panitia, I Putu Garas Prahmantara, berharap
kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan dan melibatkan lebih banyak
komunitas seni. “Kami ingin ST Mekar Jaya semakin berjaya dan mampu
menginspirasi generasi muda untuk menjaga warisan budaya Bali melalui
seni ogoh-ogoh,” tutupnya.
juri lainnya juga dilibatkan dalam event ini yakni Hadi SUsena dan I
Wayan Arif Masriadi. Ketua Panitia, I Putu Garas Prahmantara, berharap
kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan dan melibatkan lebih banyak
komunitas seni. “Kami ingin ST Mekar Jaya semakin berjaya dan mampu
menginspirasi generasi muda untuk menjaga warisan budaya Bali melalui
seni ogoh-ogoh,” tutupnya.
Dengan
berakhirnya lomba ini, Banjar Munang Maning menunjukkan bahwa seni dan
tradisi tetap relevan untuk dirayakan, bahkan di tengah modernitas yang
terus berkembang. *m03
berakhirnya lomba ini, Banjar Munang Maning menunjukkan bahwa seni dan
tradisi tetap relevan untuk dirayakan, bahkan di tengah modernitas yang
terus berkembang. *m03
1
2
Komentar