nusabali

Warga Serangan Manfaatkan Pembangunan KEK Kura-kura Bali buat Ritual Keagamaan

  • www.nusabali.com-warga-serangan-manfaatkan-pembangunan-kek-kura-kura-bali-buat-ritual-keagamaan

DENPASAR, NusaBali - Ribuan krama Desa Adat Serangan, Denpasar Selatan, memanfaatkan akses hasil pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali untuk menjalani ritual keagamaan Mamintar.

Wakil Bendesa Adat Serangan Wayan Astawa di Denpasar, Senin (30/12/2024), mengatakan dahulu lahan di Pulau Serangan ini hanya hutan sehingga sulit bagi karma adat menjalani upacara berjalan kaki mengelilingi pura-pura yang ada.

“Sangat baik sekarang, kalau dulu masih hutan perjalanan lewat pasir, lewat pantai, tapi dengan adanya kerja sama PT Bali Turtle Island Development (pengelola KEK Kura-kura Bali) dengan perbaikan jadi bagus, masyarakat berterima kasih,” kata dia.

Wayan Astawa menjelaskan tradisi umat Hindu di Desa Adat Serangan ini sudah berlangsung sejak 1965 usai wabah menyerang, sehingga Mamintar menjadi upaya menolak bahaya.

“Penolak bala sebenarnya, jadi menghilangkan wabah penyakit dari virus-virus yang ada. Kami melaksanakan Mamintar ini sejak sebulan lalu dengan macaru dan sampai tiga hari ke depan nyejer, tapi hari ini (Senin, 30 Desember 2024) puncak,” kata Astawa.

Dia merasa beberapa tahun terakhir sejak area hutan dibangun kawasan ekonomi khusus, mereka menjadi lebih terbantu, sebab warga dari enam banjar lebih mudah mengakses tujuh pura di dalam area ini.

Head of Communication PT Bali Turtle Island Development (BTID) Zakki Hakim membenarkan bahwa kawasan yang mereka kelola terbuka bagi upacara keagamaan.

Zakki mengakui bahwa sejumlah area belum dapat diakses sebab sedang dalam proses pembangunan dan lalu lintas alat berat. Namun pada puncak upacara Maminter seluruh kawasan diamankan khusus untuk menjaga kesakralan upacara.

“Kalau dari kami utamanya memastikan akses lancar, kemudian jalan-jalan ini kan proyek, ada jalan tanah yang kami pastikan tanahnya rapi jadi pamedek bisa jalan, lalu turun ke laut tangganya kami pastikan aman. Karena ada anak kecil jadi tenaga keamanan kami turunkan ke lapangan,” ujarnya.

Kolaborasi antara Desa Adat Serangan dan KEK Kura-kura Bali sejak awal dibangun sepenuhnya untuk tujuan keagamaan, namun seiring berjalan waktu kedua pihak memikirkan potensi wisata dari kegiatan tradisi ini.

Zakki mengatakan belakangan mereka mulai terbuka bagi pengunjung menonton ritual Mamintar, namun mengikuti aturan seperti hanya berada di sekitar warga, menggunakan pakaian adat, dan tidak mengganggu kenyamanan. 7 ant

Komentar