ST Yowana Kertha Yoga Siapkan Karya Terbaik dengan Sentuhan Modern
DENPASAR, NusaBali.com - ST Yowana Kertha Yoga, Banjar Panti Gede, Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, mempersiapkan karya terbaiknya untuk tahun baru Caka 1947. Dengan mengangkat empat tokoh karakter ogoh-ogoh, terdiri dari tiga raksasa dan satu tokoh utama berupa seorang bhagawan atau maharesi, ST Yowana Kertha Yoga siap membawa inovasi seni tradisional yang berkolaborasi dengan modernitas.
Ketua panitia ogoh-ogoh, I Made Wira Rimbawan (Opet), mengatakan bahwa karya kali ini dirancang dengan sistem bongkar pasang, memungkinkan fleksibilitas dalam pembuatan dan pementasan. Proses kreatif dimulai sejak 9 Desember 2024, dan hingga awal tahun, telah memasuki tahap pembentukan anatomi, penghalusan, dan pewarnaan.
“Kami bergerak cepat dalam proses pembuatan ogoh-ogoh ini, mengingat ada juga kegiatan lain seperti latihan fragmen tari dan persiapan lomba tingkat desa. Tahun ini kami menganggarkan biaya sekitar Rp45-50 juta, lebih longgar dibandingkan tahun lalu, untuk memastikan semua aspek mulai dari sarana, prasarana, hingga sumber daya manusia terpenuhi,” jelas Opet.
Meskipun penuh tantangan, terutama dengan adanya "tarung bebas" atau persaingan terbuka antar sekaa teruna, ST Yowana Kertha Yoga tetap fokus pada kolaborasi dan optimalisasi sumber daya tanpa terlalu berambisi mengejar juara.
“Kami memanfaatkan momentum ini lebih untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia dan menciptakan karya maksimal. Juara bukan tujuan utama, tetapi proses berkarya dengan persiapan terbaik adalah yang terpenting,” tambahnya.
Opet juga menyoroti perkembangan seni ogoh-ogoh yang kini makin mengintegrasikan teknologi modern. “Sebagai generasi muda, saya sangat bangga melihat seni ogoh-ogoh terus berkembang seiring zaman. Kombinasi dengan teknologi membuka peluang kreativitas yang lebih luas. Namun, tentu biaya untuk berkarya juga perlu diperhatikan dengan cermat,” ujarnya.
Dengan semangat baru dan inovasi yang terencana, ST Yowana Kertha Yoga optimis menyambut tahun 2025 sebagai ajang menunjukkan dedikasi dalam pelestarian budaya Bali. Meski penuh tantangan, karya yang mengedepankan kolaborasi antara tradisi dan modernitas ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam menjaga seni ogoh-ogoh tetap hidup. *m03
Komentar