Pembukaan Porprov Megah dan Kolosal
Masyarakat jangan ragu menyaksikan pembukaan Porprov, karena akan dikemas megah dan melibatkan seniman dengan tampilan kolosal.
GIANYAR, NusaBali
Ketua Umum KONI Kabupaten Gianyar, Ketut Jagra Sunu berharap pembukaan Porprov Bali XIII/2017 di Stadion Kapten Wayan Dipta Gianyar, Minggu, 17 September dihadiri masyarakat umum dalam jumlah banyak. Kapasitas stadion pun mampu menampung sekitar 20 ribu penonton.
Dengan kapasitas tempat duduk yang cukup banyak itu, masyarakat tidak ragu lagi menyaksikan pembukaan pesta olahraga multi event dua tahunan antar kabupaten/kota di Bali. Pasalnya, pembukaan Porprov dikemas dengan megah dan cukup menarik yang melibat seniman dalam jumlah banyak dengan tampilan secara kolosal.
Menurut Jagra Sunu di Gianyar, Sabtu (2/9), pada saat pembukaan memang dibutuhkan puluhan ribu penonton agar pelaksanaan Porprov terlihat dan berlangsung semarak. Banyaknya jumlah penonton akan terlihat di stadion.
Jadi, saat pembukaan akan terlihat seperti estalase yang lebih bergelora. Disana juga terlihat minat masyarakat terhadap olahraga. Sebab akan ada devile seluruh kontingen. Dan, sosialisasi pun sudah jauh hari dilakukan.
"Kalau jumlah penontonnya sedikit kan nanti terlihat di Tribun Stadion ada tempat yang jomplang. Dan, sebenarnya ini kami berisiko menghelat di tempat Stadion," tutur Jagra Sunu.
Sementara soal berjalannya pelaksanaan Porprov bagi cabor yang mendahului dipertandingkan, seperti sepakbola dan basket, kata Jagra Sunu, perlu dipahami memang ada cabor-cabor favorit. Misalnya cabor bola voli dan sepakbola. Voli dan sepakbola pasti ramai nantinya. Lihat saja penonton sepakbola di Stadion Dipta Gianyar. Antusiasnya cukup tinggi. Sedangkan untuk cabor basket yang digulirkan di GOR Kebo Iwo memang penontonnya tidak terlalu banyak.
"Kami akan berupaya untuk menghadirkan siswa-siswa dari kalangan pelajar SMA untuk menonton jalannya pertandingan. Apalagi ini baru dua cabor yakni sepakbola dan basket yang dipertandingkan. Tentu kami sudah evaluasi secara internal," terang Jagra Sunu.
Lebih jauh Jagra Sunu berharap pelaksanaan Porprov ke depannya, di tahun 2019 mendatang siapapun tuan rumahnya dipastikan dulu segala perencanaan dan cabor yang dipertandingkan dan kepastian anggaran. Kalau tidak seperti itu nanti kasihan. Seperti yang dialami Gianyar. Awalnya mempertandingkan 31 cabor, kemudian menjadi 30 cabor, karena senam tidak dipertandingkan. Tetapi dalam perkembangannya, malah cabor yang dipertandingkan menambah jadi 34 cabor.
"Penambahan ini, dari sisi perencanaan keuangan sudah ada kesalahan, terpasang bongkar pasang dan sudah sangat mengirit sekali jadinya," tutur Jagra Sunu.
Selanjutnya Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi juga diharapkan mempertegas soal mekanisme aturan penunjukan tuan rumah Porprov. Hal ini menginjak Porprov ke 2017 menuju Porprov 2019. Harapannya jangan sekedar diputuskan saja. Tetapi menyangkut soal bantuan dari KONI Bali diperjelas juga. Selain itu diminalisir permasalahan ribut soal keabsahan dan mutasi. Termasuk pembatasan umur menuju PON berikutnya di Papua.
"Kalau kami tuan rumah, karena baru berjalan beberapa hari tetap berupaya menjadi tuan rumah yang baik. Untuk menggelar Porprov secara sukses, baik dan lancar," jelas Jagra Sunu.*dek
Ketua Umum KONI Kabupaten Gianyar, Ketut Jagra Sunu berharap pembukaan Porprov Bali XIII/2017 di Stadion Kapten Wayan Dipta Gianyar, Minggu, 17 September dihadiri masyarakat umum dalam jumlah banyak. Kapasitas stadion pun mampu menampung sekitar 20 ribu penonton.
Dengan kapasitas tempat duduk yang cukup banyak itu, masyarakat tidak ragu lagi menyaksikan pembukaan pesta olahraga multi event dua tahunan antar kabupaten/kota di Bali. Pasalnya, pembukaan Porprov dikemas dengan megah dan cukup menarik yang melibat seniman dalam jumlah banyak dengan tampilan secara kolosal.
Menurut Jagra Sunu di Gianyar, Sabtu (2/9), pada saat pembukaan memang dibutuhkan puluhan ribu penonton agar pelaksanaan Porprov terlihat dan berlangsung semarak. Banyaknya jumlah penonton akan terlihat di stadion.
Jadi, saat pembukaan akan terlihat seperti estalase yang lebih bergelora. Disana juga terlihat minat masyarakat terhadap olahraga. Sebab akan ada devile seluruh kontingen. Dan, sosialisasi pun sudah jauh hari dilakukan.
"Kalau jumlah penontonnya sedikit kan nanti terlihat di Tribun Stadion ada tempat yang jomplang. Dan, sebenarnya ini kami berisiko menghelat di tempat Stadion," tutur Jagra Sunu.
Sementara soal berjalannya pelaksanaan Porprov bagi cabor yang mendahului dipertandingkan, seperti sepakbola dan basket, kata Jagra Sunu, perlu dipahami memang ada cabor-cabor favorit. Misalnya cabor bola voli dan sepakbola. Voli dan sepakbola pasti ramai nantinya. Lihat saja penonton sepakbola di Stadion Dipta Gianyar. Antusiasnya cukup tinggi. Sedangkan untuk cabor basket yang digulirkan di GOR Kebo Iwo memang penontonnya tidak terlalu banyak.
"Kami akan berupaya untuk menghadirkan siswa-siswa dari kalangan pelajar SMA untuk menonton jalannya pertandingan. Apalagi ini baru dua cabor yakni sepakbola dan basket yang dipertandingkan. Tentu kami sudah evaluasi secara internal," terang Jagra Sunu.
Lebih jauh Jagra Sunu berharap pelaksanaan Porprov ke depannya, di tahun 2019 mendatang siapapun tuan rumahnya dipastikan dulu segala perencanaan dan cabor yang dipertandingkan dan kepastian anggaran. Kalau tidak seperti itu nanti kasihan. Seperti yang dialami Gianyar. Awalnya mempertandingkan 31 cabor, kemudian menjadi 30 cabor, karena senam tidak dipertandingkan. Tetapi dalam perkembangannya, malah cabor yang dipertandingkan menambah jadi 34 cabor.
"Penambahan ini, dari sisi perencanaan keuangan sudah ada kesalahan, terpasang bongkar pasang dan sudah sangat mengirit sekali jadinya," tutur Jagra Sunu.
Selanjutnya Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi juga diharapkan mempertegas soal mekanisme aturan penunjukan tuan rumah Porprov. Hal ini menginjak Porprov ke 2017 menuju Porprov 2019. Harapannya jangan sekedar diputuskan saja. Tetapi menyangkut soal bantuan dari KONI Bali diperjelas juga. Selain itu diminalisir permasalahan ribut soal keabsahan dan mutasi. Termasuk pembatasan umur menuju PON berikutnya di Papua.
"Kalau kami tuan rumah, karena baru berjalan beberapa hari tetap berupaya menjadi tuan rumah yang baik. Untuk menggelar Porprov secara sukses, baik dan lancar," jelas Jagra Sunu.*dek
Komentar