Bapak Minta Diantar Ambil Gaji dan Cukur
Meninggalnya I Made Mukil, 87, bersama anaknya I Wayan Kartika, 45, alias Kolok dalam kecelakaan tunggal di jembatan Tukad Yeh Peyuyuan, di Banjar Pande, Desa Tajen, Kecamatan Penebel, Tabanan pada Sabtu (2/9) siang, menyisakan kesedihan bagi Sekwan DPRD Bali I Wayan Suarjana.
Cerita Sekwan DPRD Bali I Wayan Suarjana
DENPASAR, NusaBali
Suarjana yang merupakan anak sulung Made Mukil mengatakan tidak ada firasat apapun atas tragedi yang merenggut nyawa bapak dan adik bungsunya itu.
Suarjana kepada NusaBali melalui sambungan telepon dari rumah duka, Sabtu sore, mengatakan sekitar pukul 12.00 Wita, dirinya menerima telepon dari salah seorang kerabat, disebutkan kalau bapak dan adiknya meninggal dunia dalam lakalantas di Banjar Pande, Desa Tajen, Kecamatan Penebel.
”Tadi siang (kemarin) saya sedang sembahyang Tumpek Landep di Jayasabha Rumah Jabatan Gubernur (di Denpasar). Sempat pulang ke rumah dinas di Renon, mau sembahyang ke Pura Kawitan di Desa Akah, Klungkung. Tiba-tiba ditelepon sama saudara, dikabarkan kalau ayah dan adik saya meninggal kecelakaan,” tutur Suarjana.
Suarjana membatalkan acara sembahyang ke Desa Akah, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Dia langsung pulang ke kampung Desa Tajen, Kecamatan Penebel. ”Sekarang mau mempersiapkan acara ngaben. Belum pasti ini dapat hari baik, karena masih rapat keluarga dulu,” imbuh mantan Kadispenda Provinsi Bali, ini.
Suarjana menuturkan keseharian ayahnya yang mantan veteran memang tidak kenal lelah beraktivitas. Bapaknya memang senang bertani. Di usia yang sudah 87 tahun pun bapaknya selalu menolak jika diminta berhenti bekerja ke sawah. “Sering saya minta istirahat, tapi bapak inginnya tetap ada aktivitas,” ujar mantan Kabag Humas DPRD Bali, ini.
Informasi yang diterima Suarjana dari keluarganya di kampung, beberapa jam sebelum kejadian naas itu bapaknya minta diantar untuk mengambil gaji pensiunan veteran di Kantor Pos Kecamatan Penebel. Seperti biasa, adik bungsunya yang juga korban lakalantas, Wayan Kartika alias Kolok (tuna wicara) diminta mengantar. “Seperti biasanya adik saya almarhum Kartika yang mengantar bapak ke mana-mana,” ucap Suarjana.
Tapi karena kemarin Sabtu, Kantor Pos di Kecamatan Penebel tutup, Made Mukil dan Wayan Kartika lanjut ke tukang cukur rambut di Desa Kukuh, Kecamatan Penebel. Nah dalam perjalanan pulang dari tukang cukur rambut itulah lakalantas tersebut terjadi.
Made Mukil adalah bapak dari lima anak hasil perkawinan dengan Ni Made Nadri, 85. Suarjana mengatakan terakhir bertemu dengan bapak dan adiknya saat acara mlaspas di kampung rumah adiknyanya nomor 3, Kamis (31/8) lalu. “Kebetulan adik saya mlaspas rumah di Desa Tajen, saat itulah terakhir kali ketemu Bapa (ayah). Nggak ada firasat apapun,” kata Suarjana. *nat
Komentar