Banjir Rendam Rumah Warga di Tuban
Sudah Berlangsung Selama 10 Hari
MANGUPURA, NusaBali - Sejumlah rumah warga di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung terendam banjir selama 10 hari terakhir. Dugaan sementara, banjir ini terjadi akibat tersumbatnya saluran pembuangan yang melewati lahan milik PT Angkasa Pura Indonesia (API).
Salah seorang warga, I Gusti Agung Made Winuntara, mengatakan banjir mulai terjadi sejak 30 Desember 2024. Banjir di area pemukiman tersebut sebenarnya bukan hal baru. Namun, biasanya air cepat surut karena saluran pembuangan rutin dibersihkan. Berbeda dengan sekarang, air menggenang hingga 10 hari dengan ketinggian mencapai 40 cm.
Warga sempat melaporanan kondisi ini kepada pihak PT API. Bahkan, petugas terkait langsung melakukan pengecekan. Sayangnya banjir juga belum surut. “Sampai akhirnya kemarin (Selasa) ketinggian air terus meningkat dan masalah ini saya posting di media sosial,” ujar Winuntara pada Rabu (8/1).
“Biasanya sebelum musim hujan ada gotong royong membersihkan alur ini. Namun, tahun ini tidak dilakukan karena lahannya digunakan untuk menempatkan barang-barang bekas renovasi bandara,” imbuh Winuntara.
Lurah Tuban I Dewa Gede Saka Putra, mengatakan telah mengecek ke lokasi banjir pada Rabu kemarin. Dalam inspeksinya, dia menemukan bahwa penyebab utama banjir adalah endapan yang menyumbat saluran pembuangan serta ukuran got yang terlalu kecil. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Badung telah berupaya membantu warga dengan melakukan pemompaan air banjir. Namun, upaya ini belum maksimal karena air yang dipompa kembali mengalir ke permukiman akibat tersumbatnya saluran di lahan bandara.
Sebagai langkah lanjutan, Saka Putra memastikan koordinasi telah dilakukan dengan pihak PT API selaku pengelola Bandara Ngurah Rai. “Hasil koordinasi ditargetkan selama seminggu. Mudah-mudahan hal teraebut bisa segera terselesaikan dan banjir bisa segera teratasi,” harapnya.
Sementara itu, Bendesa Adat Tuban I Wayan Mendra, mengungkapkan persoalan banjir di area tersebut bukan hal baru. Sejak dahulu area permukiman ini sering terendam banjir, bahkan bisa berlangsung berbulan-bulan. Mendra mengenang pada tahun 1998, saat menjabat sebagai Kepala Lingkungan Pesalakan Tuban, telah diadakan pertemuan dengan pihak pengelola bandara. Hasilnya, disepakati untuk mengalirkan air hujan dari permukiman warga melalui saluran pembuangan di lahan bandara.
“Hubungan kami dengan PT API selama ini sangat baik. Kami berharap persoalan ini mendapatkan perhatian serius. Namun, jika tidak segeda disikapi, kami akan langsung menemui pihak bandara,” kata Mendra. 7 ol3
Komentar