Mentan: Biarlah Petani Bernapas
Soal Harga Cabai Meroket
JAKARTA, NusaBali - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman buka suara terkait masalah produksi yang menyebabkan harga cabai rawit merah melambung. Amran mengatakan saat ini kondisi produksi memang dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi.
Meski begitu, dia mengklaim produksi dalam kondisi cukup. Dia menyebut masalahnya hanya pada sisi distribusi.
"Karena pengaruh curah hujan yang tinggi. Produksinya cukup ya, karena distribusinya," kata Amran ditemui di Kementerian Pertanian, seperti dilansir detikcom, Kamis (9/1).
Untuk diketahui, saat ini harga cabai rawit merah di level petani sebesar Rp 95.000/kg. Namun menurut Amran sekitar tiga minggu lalu harga cabai rawit merah anjlok di level Rp 3.000/kg.
"Tiga minggu lalu kan hancur harganya, sampai Rp 3.000, biarlah petani bernapas, kasihan petani," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Horti Kultural Muhammad Taufik Ratule mengatakan kebutuhan cabai rawit merah setahun hanya 1,17 juta ton. Sementara produksi dalam negeri tercatat mencapai 2 juta ton. Untuk itu, menurutnya tingginya harga cabai karena masalah distribusi.
"Jadi hanya memang distribusinya, dan tidak semua wilayah memproduksi sehingga perlu ada pengiriman logistik dari wilayah lain. Tetapi secara nasional itu cukup. Jadi di distribusi, apa lagi hujan begini kan, banyak yang distribusi menjadi masalah," ungkapnya.
Dia juga menyebut memang ada daerah pertanian cabai yang kebanjiran, namun tidak banyak. Ke depan beberapa daerah juga dipastikan masih terdapat panen.
"Ada beberapa wilayah (yang akan panen), Sumatera, Sulawesi. Jadi, cabai itu akan setiap saat ada. Saya kira ya masalahnya di situ, logistiknya," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan harga cabai rawit merah di level petani meningkat Rp 95.000/kg. Tingginya harga komoditas tersebut disebabkan gagal panen di berbagai sentra produksi.
Dia mengungkap gagal panen tersebut disebabkan karena banjir dan cuaca ekstrem. Akibatnya stok menipis dan harga semakin tinggi.
"Iklim menyebabkan banyak rusak petani cabai rawit merah. Selain itu rentannya memang kalau lagi kosong stoknya itu naik banget (harganya). Karena kalau hujan saja dia nggak bisa dipanen, ditambah rentan terkena hama penyakit," kata dia, Rabu (8/1). 7
1
Komentar