nusabali

BP Jamsostek Siapkan Beasiswa Untuk Dua Anak Nurhayati

Pekerja Migran Indonesia asal Gitgit yang Meninggal di Malaysia

  • www.nusabali.com-bp-jamsostek-siapkan-beasiswa-untuk-dua-anak-nurhayati

SINGARAJA, NusaBali - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) menyiapkan beasiswa pendidikan untuk dua orang anak Ni Ketut Nurhayati, Pekerja Migran Indonesia asal Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yang meninggal dunia di Malaysia.

Kepala BP Jamsostek Cabang Buleleng, Nelson Hasudungan mengatakan, beasiswa pendidikan untuk dua orang anak Nurhayati tengah diurus BP Jamsostek agar bisa segera diserahkan. “Kami masih menunggu laporan dari BP3MI (Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia). Setelah itu baru kami proses klaimnya,” ujarnya, Kamis (9/1) siang.

Ia menjelaskan, beasiswa pendidikan untuk anak Pekerja Migran Indonesia yang meninggal dunia di negara tempat mereka bekerja tersebut merupakan manfaat dari program BP Jamsostek bagi pekerja migran. Seluruh Pekerja Migran Indonesia yang berangkat dari agen penyalur resmi, otomatis akan terdaftar sebagai peserta BP Jamsostek. 

Pembayaran iurannya pun dibayar di muka, sehingga tidak perlu membayar per bulan. “Iurannya pun tergantung kontrak. Biasanya di dua tahun. Masa pelindungannya berlangsung lima bulan sebelum berangkat bekerja, saat bekerja di luar negeri, dan satu bulan setelah tiba di tanah air selesai bekerja,” jelas dia.

Walaupun ketika di Malaysia ia pindah kerja dari kontrak awal, Nurhayati tetap berhak mendapatkan manfaat program berupa beasiswa pendidikan untuk anak-anaknya dan santunan kematian. Adapun beasiswa itu berlaku maksimal untuk dua orang anak.

“Anaknya (Nurhayati) ada delapan. Jadi nanti tinggal orang tuanya memilihkan anak yang mana yang akan diberikan beasiswa. Beasiswa ini dimulai dari TK hingga perguruan tinggi,” ujarnya.

Beasiswa yang diberikan kepada anak peserta BP Jamsostek tersebut bervariasi berdasarkan jenjang pendidikan. Untuk TK hingga SD, besaran beasiswa Rp 1,5 juta per tahun. SMP senilai Rp 2 juta per tahun, dan SMA Rp 3 juta per tahun. “Sedangkan untuk kuliah nominalnya Rp 12 juta per tahun. Itu untuk masing-masing anak,” jelas Nelson. 

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Buleleng yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Buleleng, Made Juartawan mengatakan, pada kunjungan ke rumah duka kemarin pihaknya sudah menyerahkan akta kematian dari Ni Ketut Nurhayati. 

Tak hanya itu, Disnaker Buleleng juga sudah koordinasi dengan pihak-pihak terkait ketenagakerjaan pekerja migran. Salah satunya dengan BP Jamsostek, mengenai pembayaran hak-hak almarhum. “Mengingat dana ini akan dimanfaatkan untuk upacara dan sebagainya. Sehingga kami harapkan dananya bisa segera cair,” ujarnya.

Untuk diketahui, seorang Pekerja Migran Indonesia asal Buleleng, Ni Ketut Nurhayati, 39, meninggal dunia pada 31 Desember 2024 lalu di Malaysia. Ia meninggal dunia diduga menjadi korban kekerasan. Jenazah perempuan tersebut telah dipulangkan dan disemayamkan di rumah duka di Banjar Dinas/Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Rabu (8/1) sore.7 mzk

Komentar