Jemaah Haji asal Jembrana Meninggal di Mekah
Jemaah haji asal Kabupaten Jembrana, Masadah binti Jumhari, 51, dari Lingkungan Kerobokan, Keluruhan Loloan Barat, Kecamatan Negara, meninggal dunia saat menunaikan ibadah haji di Mekah, Arab Saudi, Jumat (1/9).
NEGARA, NusaBali
Masadah binti Jumari diduga meninggal karena serangan jantung. Korban berangkat naik haji bersama 85 jwmaah haji asal Kabupaten Jembrana yang diberangkatkan bersama rombongan jemaah haji asal Indonesia melalui program Kementerian Agama RI tahun 2017.
Keponakan Masadah binti Jumhari, Mohamad Sidik, 48, ditemui di kediaman almarhum di Lingkungan Kerobokan, Keluruhan Loloan Barat, Kecamatan Negara, Senin (4/9), mengaku mendapat kabar bibinya meninggal dari pegawai Departeman Kementerian Agama Kantor Jembrana. Sebelumnya, bibinya yang tidak memiliki anak ini berangkat dengan suaminya, Mohamad Saman, 55, bersama 85 jemaah haji asal Jembrana, Kamis (10/8). Keberangkatan almarhum masuk dalam Kloter 46. “Beliau dan suaminya ikut mendaftar haji pada tahun 2012 namun baru mendapat giliran berangkat tahun ini,” kisah Sidik.
Sebelum berangkat, Masadah binti Jumhari yang keseharian buka warung terlihat sehat. Menurut Sidik, yang sakit-sakian suami almarhum. Sebagai perwakilan keluarga, mengaku sudah mengikhlaskan kepergian bibinya yang sudah langsung dimakamkan di Mekaah, Arab Saudi. “Informasinya meninggal karena serangan jantung. Katanya, selama di Mekah, bibi saya jarang minum air sedangkan kondisi di sana sangat panas,” tuturnya.
Sementara Ketua Kloter 46, Syafullah, yang juga ikut naik haji dan masih berada di Arab Saudi mengakui Masadah binti Jumhari merupakan jemaah haji Kloter 46 Embarkasi Surabaya yang telah diberangkatkan bersama 84 jemaah haji lain dari Jembrana. Menurutnya, sebelum dinyatakan meninggal dunia, Masadah binti Jumhari sempat tidak sadarkan diri seuasi melempar Jumbroh. Saat tidak sadarkan diri, langsung dilarikan ke RS Arofah, Mekah, Arab Saudi. Namun ketika berusaha diberikan pertolongan, Masadah binti Jumhari yang kritis dinyatakan meninggal dunia. “Meninggalnya di rumah sakit. Sesuai ketentuan, jenzahnya langsung dimakamkan di Mekah,” terang Syafullah melalui sambungan telepon. *ode
Masadah binti Jumari diduga meninggal karena serangan jantung. Korban berangkat naik haji bersama 85 jwmaah haji asal Kabupaten Jembrana yang diberangkatkan bersama rombongan jemaah haji asal Indonesia melalui program Kementerian Agama RI tahun 2017.
Keponakan Masadah binti Jumhari, Mohamad Sidik, 48, ditemui di kediaman almarhum di Lingkungan Kerobokan, Keluruhan Loloan Barat, Kecamatan Negara, Senin (4/9), mengaku mendapat kabar bibinya meninggal dari pegawai Departeman Kementerian Agama Kantor Jembrana. Sebelumnya, bibinya yang tidak memiliki anak ini berangkat dengan suaminya, Mohamad Saman, 55, bersama 85 jemaah haji asal Jembrana, Kamis (10/8). Keberangkatan almarhum masuk dalam Kloter 46. “Beliau dan suaminya ikut mendaftar haji pada tahun 2012 namun baru mendapat giliran berangkat tahun ini,” kisah Sidik.
Sebelum berangkat, Masadah binti Jumhari yang keseharian buka warung terlihat sehat. Menurut Sidik, yang sakit-sakian suami almarhum. Sebagai perwakilan keluarga, mengaku sudah mengikhlaskan kepergian bibinya yang sudah langsung dimakamkan di Mekaah, Arab Saudi. “Informasinya meninggal karena serangan jantung. Katanya, selama di Mekah, bibi saya jarang minum air sedangkan kondisi di sana sangat panas,” tuturnya.
Sementara Ketua Kloter 46, Syafullah, yang juga ikut naik haji dan masih berada di Arab Saudi mengakui Masadah binti Jumhari merupakan jemaah haji Kloter 46 Embarkasi Surabaya yang telah diberangkatkan bersama 84 jemaah haji lain dari Jembrana. Menurutnya, sebelum dinyatakan meninggal dunia, Masadah binti Jumhari sempat tidak sadarkan diri seuasi melempar Jumbroh. Saat tidak sadarkan diri, langsung dilarikan ke RS Arofah, Mekah, Arab Saudi. Namun ketika berusaha diberikan pertolongan, Masadah binti Jumhari yang kritis dinyatakan meninggal dunia. “Meninggalnya di rumah sakit. Sesuai ketentuan, jenzahnya langsung dimakamkan di Mekah,” terang Syafullah melalui sambungan telepon. *ode
1
Komentar