nusabali

Covid-19 Menghadang, Jual Laklak Bangbang

Siasat Made Darmada Pertahankan Ekonomi Keluarga

  • www.nusabali.com-covid-19-menghadang-jual-laklak-bangbang

BANGLI, NusaBali - Laklak salah satu jajan tradisional yang amat disukai krama Bali. Ciri jajan ini bertekstur kenyal dengan rasa khas dan manis dari gula aren. Jajan ini pun jadi sumber penghasilan keluarga untuk pedagangnya.

I Made Darmada,50, salah seorang warga Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Bangli, menggeluti bisnis dengan berjualan laklak. Dia menjual jajan ini bermula dari rajaman pandemi Covid-19 tahun 2020. Sebagaimana profesi lain,  Darmada yang bekerja sebagai sopir angkutan wisata juga terdampak. Bisnis pariwisata sepi. Jasa antar jemput turis ikut sepi. “Dari situ saya mencoba buat laklak untuk dijual, “ ceritanya, Jumat (10/1).

Ditemani istrinya, Ni Made Juniasih, dia menjual laklak di sebuah warung kecil pinggir jalan, sebelah barat perempatan Banjar/Desa Bangbang. Arah timurnya, menuju Pura Besakih, Karangasewm. Karena berada di Bangbang pelanggan menyebut laklak bangbang. Selain laklak, Darmada juga menjual  jajan  Lukis yang terbuat dari ketan. “Tiyang tiap hari berjualan di sini, kecuali hari raya (keagamaan),“ terang ayah dua anak ini.

Darmada menghabiskan rata-rata 3 kilogram beras dan 1 kilogram ketan, untuk laklak dan lukis. Jumlah ini bisa lebih kalau permintaan meningkat. “Selain warga, banyak pembeli dari luar yang beli,” ungkapnya. Darmada juga melayani pesanan, untuk konsumsi rapat-rapat di desa sekitar, sekolah, dan ainnya. Dari berjualan laklak, Darmada bisa mengantongi pendapatan Rp150.000 -  Rp200.000 per hari. “Ini sekarang pekerjaan pokok tiyang. Driver juga tetap, kalau ada orderan,” ujarnya.7k17

Komentar