Harga Cabai Rp 110.000/Kg, Pedagang Bingung
BANGLI, NusaBali - Harga cabai tembus Rp 110.000/kg membuat para pedagang bumbu di Pasar Kidul, Bangli, bingung. Pedagang juga jadi ragu berjualan cabai karena lonjakan harga komoditas pertanian ini amat tinggi.
Sebelumnya, saat harga cabai masih stabil, dengan uang Rp5.000, bisa dapat seperempat kilogram cabai. Kini, dengan uang sejumlah itu hanya dapat kurang dari setengah ons.
"Harga Cabai sekarang antara Rp100.000 sampai Rp110.000," ujar Dewa Ayu Ketut Suksma, salah seorang pedagang bumbu, Senin (13/1). Sedangkan sebelumnya, harga cabai kisaran Rp25.000 sampai Rp35.000/kg, atau sekitar sebulan lalu. Sesudahnya harga cabai terus menanjak.
Meskipun bingung dan ragu, pedagang bumbu ini masih berusaha melayani pembeli. “Misalnya beli Rp5000 tetap kami layani. Karena uang Rp5.000 itu kan berarti. Hanya mereka dapat sedikit. Kalau tak dilayani kan kasihan juga…. Kita juga sudah relakan untuk plastik pembungkus cabai,” ujar Dewa Ayu Ketut Sukma.
Tingginya harga cabai mengakibatkan volume penjualan menyusut. “Jika kini dapat menjual cabai 3 kilogram itu susah. Apalagi kondisi pasaran masih seperti ini, sepi sejak Covid-19,” terangnya. Saat harga cabai normal, Dewa Ayu Sukma bisa menjual 10 kilogram bahkan terkadang lebih. Belum termasuk penjualan dari bumbu lainnya. Selain itu pedagang banyak keluar modal, namun dapat barang sedikit.
Walaupun harga melambung, pasokan cabai tak sampai putus. Ada dua sumber pasokan cabai yakni Pasar Galiran, Klungkung, dan dari Kintamani, Bangli. Selain Cabai, jenis bumbu lain juga naik harga, yakni bawang merah. Harga bawang merah saat ini Rp40.000/kg dari Rp30.000 sebelumnya. Sedangkan bawang putih masih normal dengan Rp40.000/kg.
Tak hanya didera tingginya harga Cabai, pedagang juga dilanda kelesuan suasana pasar. Keramaian Pasar Kidul tak lebih dari tiga jam, dari jam 6 pagi sampai sekitar jam 8. Setelah itu pasar pelan-pelan sepi. Pukul 13.00 Wita, sudah sepi pembeli.
"Memang seperti ini keadaannya. Mungkin ekonomi lesu," sahut Ni Nengah Suwenten, pedagang lainnya. Kecuali jelang rerahinan seperti Tumpek Landep, Buda Cemeng Kelawu, barulah ada peningkatan keramaian. "Karena memang di sini (Bangli) kan banyak upacara pada hari itu (Tumpek Landep dan Buda Cemeng Kelawu)" ujar Suwenten.
Pantauan siang kemarin, sebagian besar lapak pedagang di Pasar Kidul, Bangli, sudah tutup. Hal itu menjadikan suasana pasar jadi lengang.7k17
Komentar