nusabali

Istri Kai Havertz Terima Ancaman di Media Sosial Setelah Kekalahan Arsenal

  • www.nusabali.com-istri-kai-havertz-terima-ancaman-di-media-sosial-setelah-kekalahan-arsenal

LONDON, NusaBali.com – Sophia Havertz, istri pemain Arsenal Kai Havertz, membagikan pesan kasar yang ia terima di media sosial setelah Arsenal kalah adu penalti dari Manchester United dalam ajang Piala FA pada Minggu (12/1/2025).

Sophia mengunggah dua pesan di Instagram Story pada Senin, termasuk salah satu pesan yang berisi ancaman untuk "membunuh" bayi yang sedang dikandungnya.

Arsenal tersingkir dari Piala FA setelah kalah melalui adu penalti melawan juara bertahan Manchester United. Striker asal Jerman, Kai Havertz, gagal memanfaatkan peluang emas untuk memenangkan pertandingan di Stadion Emirates dan juga gagal mencetak gol saat adu penalti.

Sophia Havertz menyatakan rasa terkejut dan kecewanya atas pesan yang diterimanya usai pertandingan.

“Bagi siapa pun yang berpikir bahwa menulis sesuatu seperti ini adalah hal yang wajar, saya sangat terkejut... Saya harap Anda merasa malu dengan diri Anda sendiri,” tulisnya.

Terkait ancaman terhadap bayinya, Sophia menambahkan, “Saya bahkan tidak tahu harus berkata apa, tapi tolonglah, teman-teman, bersikaplah lebih hormat. Kita semua lebih baik dari ini...”

Otoritas sepak bola dan kepolisian telah berusaha menangkal pelecehan online terhadap para pemain. Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) tahun lalu mengalokasikan dana sekitar £25.000 (Rp485 juta) untuk membantu polisi menangani insiden serupa pada Kejuaraan Eropa.

Pada turnamen Euro sebelumnya tahun 2021, pemain Inggris Bukayo Saka, Marcus Rashford, dan Jadon Sancho menjadi sasaran pelecehan rasial di media sosial setelah gagal mengeksekusi penalti saat Inggris kalah dari Italia di final.

Saat laga Piala FA melawan Manchester United pada Minggu (12/1/2025), Kai Havertz juga mendapat sorotan lantaran aksi diving. Dalam sebuah momen di kotak penalti, ia "tersentuh" Harry Maguire hingga jatuh. Wasit pun memberikan hadiah tendangan penalti yang memancing kericuhan antar kedua tim.

Badan sepak bola dunia, FIFA, juga telah mengembangkan Layanan Perlindungan Media Sosial (SMPS) yang bertujuan melindungi para pemain, tim, dan ofisial dari pelecehan online dengan menjaga agar media sosial mereka bebas dari ujaran kebencian.

Di Piala Dunia Wanita 2023, SMPS melaporkan bahwa 20% pemain menerima pesan diskriminatif, kasar, atau bernada ancaman. Sekitar separuh dari pesan tersebut berisi ujaran anti-LGBTQ, seksual, atau seksis.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi pelecehan online dan meningkatkan rasa aman bagi para pelaku sepak bola.

Komentar