Dishub Rancang Trayek Kintamani - Payangan - Ubud
Bus Damri
Terminal Loka Crana
Terminal Penarukan (Buleleng)
Dinas Perhubungan Bangli
Sang Putu Surata
BANGLI, NusaBali - Pengoperasian kembali armada perintis di Bangli, Selasa (14/1), lancar. Pukul 05.30 Wita aktivitas angkutan ini mulai dari Terminal Loka Crana, Kota Bangli. Angkutan ini melayani lima trayek, yakni Trunyan- Bayung Gede- Pasar Kintamani.
Empat trayek lain, yakni Terminal Loka Crana-Hulundanu Songan. Loka Crana - Terminal Penarukan (Buleleng). Loka Crana Catur dan Terminal Loka Crana - Suter.
Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Kabupaten Bangli, Sang Putu Surata menyatakan bersyukur operasional berjalan lancar. "Astungkara, hari pertama operasional semuanya berjalan lancar," ujarnya.
Kondisi tersebut, kata Sang Putu Surata, diharapkan sebagaimana keinginan masyarakat mendukung kelancaran transportasi khususnya pada jalur-jalur yang belum ada akses angkutan umum. “Tadi, mulai jam 05.30 wita sudah mulai jalan,” kata Sang Putu Surata.
Masyarakat penumpang pun memanfaatkan angkutan perintis tersebut. Antara lain dari terminal Loka Crana dengan tujuan Songan, Kintamani. Terkait dengan peluang untuk menambah trayek, untuk memperluas jangkauan layanan, Sang Putu Surata mengatakan belum ada untuk saat ini. "Kami masih fokus pada trayek yang ada," ujarnya.
Setidaknya, tahun 2025 ini. Kemungkinan pada tahun 2026 ada kemungkinan perencanaan untuk memperluas jangkauan layanan. Antara lain lain trayek antar kabupaten. Misalnya jalur Kintamani-Payangan-Ubud. "Itu nanti, rencananya " katanya. Hal itu untuk mendukung kelancaran transportasi termasuk mendukung perkembangan pariwisata.
Sebagaimana diberitakan, angkutan perintis di Kabupaten Bangli, sempat jeda selama 2 pekan.Mulai 1 Januari 2025. Penghentian tersebut karena menunggu proses tender terkait operasional armada rintisan tersebut. Operasional angkutan perintis di Bangli mulai tahun 2017.
Permohonan kepada pemerintah Pusat oleh Pemkab Bangli melalui Dinas Perhubungan. Hal itu dimaksudkan untuk melayani kebutuhan jasa transpormasi masyarakat . Khususnya pada daerah atau kawasan- kawasan yang minim atau tidak ada akses moda transportasi umum.
Antara lain masyarakat pada jalur atau trayek-trayek rintisan tersebut. Apalagi jumlah aramda angkutan umum yang dikelola swasta, dari waktu ke waktu mengalami penyusutan. Warga, terutama yang tinggal di kawasan- kawasan atau lokasi yang belum terlayani angkutan umum mengaku terbantu dengan kehadiran angkutan perintis. “Karena transportasi (umum) seperti ke Kintamani, ke Catur itu tidak ada,” ujarnya.
Demikian juga untuk ke Terminal Banyuasri (Singaraja), jarang. Paling seminggu 2 kali saja ada(angkutan umum),” ujar Anak Agung Herosi, salah seorang warga. Dia mengatakan masyarakat terbantu dengan layananan angkutan perintis. Karena layanannya sampai ke pelosok. “Kalau naik ojek, ongkosnya tinggi. Sedangkan kalau naik angkutan rintisan paling Rp20.000,” ujar pria yang sehari-hari sebagai sopir ekspedisi tersebut. K17.
1
Komentar