Ajak Krama Bersatu, Puri Peguyangan Komitmen Dukung Pemerintah
Pilkada Serentak 2024 Telah Usai
Panglingsir Puri Ageng Peguyangan
Anak Agung Ngurah Gde Widiada
Puri Peguyangan
Pilkada Serentak 2024
DENPASAR, NusaBali - Perhelatan Pilkada Serentak 2024 telah usai. Perbedaan pilihan di Pilkada yang sempat membuat masyarakat berjarak dengan sahabat bahkan dengan keluarga sendiri harus disudahi dan selanjutnya kembali bersatu mendukung pemerintah.
Hal itu diungkapkan Panglingsir Puri Peguyangan Denpasar, Anak Agung Ngurah Gde Widiada di sela-sela upacara pemelaspas Bale Kulkul di Puri Ageng Peguyangan, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, pada Purnama Kapitu, Anggara Umanis Wayang, Selasa (14/1) sore.
Ngurah Widiada yang notabene politisi senior sekaligus Ketua Bappilu DPW Partai NasDem Provinsi Bali ini menyebutkan perhelatan Pilkada 2024 telah menciptakan situasional yang hangat dengan perbedaan pilihan figure. Hal tersebut merupakan kondisi wajar. “Namun sekarang sudah saatnya masyarakat bersatu kembali. Mungkin di Pilkada karena beda pilihan, warga dengan sahabatnya berjarak, dengan keluarga juga berjarak, kini bersatu kembali mendukung pemerintah. Kami di Puri Peguyangan juga komitmen memberikan dukungan buat pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kota Denpasar,” ujar Ngurah Widiada.
Ngurah Widiada didampingi sejumlah tokoh masyarakat Peguyangan mengatakan, Puri Peguyangan berkomitmen menjadi pemersatu di Denpasar. “Kami bersama desa adat ngayah, siap menyatukan krama adat dalam keberagaman sebagai modal kultural. Kerukunan harus selalu dijaga pasca pelaksanaan pesta demokrasi Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 kemarin. Kita sokong dan dukung Calon Gubernur-Wakil Gubernur terpilih dan Calon Walikota-Wakil Walikota Denpasar terpilih di Pilkada Serentak,” tegas Wakil Ketua DPRD Denpasar periode 2009-2014 ini.
“Puri Peguyangan sebagai salah satu penyangga di Denpasar dengan nilai-nilai kultural yang diwarisi turun temurun memberikan apresiasi kepada masyarakat, tokoh dan Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara yang telah mampu melewati pelaksanaan pesta demokrasi yang berjalan aman, tertib dan kondusif. Mari membangun daerah dengan kebersamaan, jangan bicara menang dan kalah. Pemimpin telah lahir untuk seluruh golongan,” imbuh Widiada.
Sementara ritual melaspas Bale Kulkul di Puri Ageng Peguyangan kemarin mengundang Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar. Kata Widiada, keberadaan Kulkul (kentongan) di Puri Peguyangan selama ini difungsikan sebagai sarana dan simbol komando. “Ketika ada Puja Wali, Karya Ageng di Pura Desa, ada warga Puri yang lahir dan meninggal dunia Kulkul selalu dibunyikan, Kulkul menjadi pemersatu kehidupan sosial masyarakat dari turun temurun, bahkan hingga di era republik ini,” tegas Ngurah Widiada.
Untuk diketahui Bale Kulkul Puri Peguyangan diarsiteki putra daerah Krama Peguyangan sendiri yakni I Ketut Wira Santana alias Tut Na. Wira Santana secara terpisah disela-sela upacara melaspas Bale Kulkul di Puri Ageng Peguyangan mengatakan, bangunan Bale Kulkul yang berdiri megah di Jaba Sisi (halaman) Puri Peguyangan berada di Catus Pata (titik nol) wilayah desa adat. Dikatakan Wira Santana, Bale Kulkul yang lama dipugar. Kemudian atas petunjuk Panglingsir Puri, dirinya diminta membangun Bale Kulkul yang baru tanpa menghilangkan gaya lama. “Gaya arsitektur masih gaya Bebadungan. Simpel dan sederhana arsitekturnya,” tegas alumni Fakultas Teknis Universitas Warmadewa ini.n nat
Komentar