Siswa SMPN 3 Pupuan Kerauhan
Tiga siswa SMPN 3 Pupuan, Tabanan mendadak kerauhan saat mengikuti pelajaran di kelas, Senin (4/9).
TABANAN, NusaBali
Akibatnya, aktifitas belajar mengajar pun dihentikan. Siswa kerauhan ini sudah sering terjadi hingga pihak sekolah pernah menggelar pacaruan Panca Kelud Madurga yang dipuput Ida Pandita dari Geria Kesiut Kawan, Sukra Kliwon Watugunung, Jumat (18/8).
Kasus siswa SMPN 3 Pupuan kerauhan pertama terjadi pada Kamis (10/8). Saat itu ada tiga siswa mendadak kerauhan saat mengikuti pelajaran di kelas. Aktifitas belajar saat itu terhenti dan siswa dipulangkan ke rumah masing-masing. Merasa ada yang aneh, pihak sekolah bersama komite dan Bendesa Pekraman Belatungan saat itu memutuskan menggelar rapat membahas siswa kerauhan. Rapat menyepakati melaksanakan pacaruan Panca Kelud Madurga. Pada pacaruan, 5 siswa SMPN 3 Pupuan kembali kerauhan.
Kasus siswa kerauhan kembali terjadi pada Senin (4/9) yang menimpa tiga siswa. Aktifitas belajar saat itu diberhentikan sejenak agar para siswa yang kerahuan tidak bertambah banyak. Kapolsek Pupuan, AKP Ida Bagus Ketut Mahendra membenarkan kesurupan secara berturut-turut itu. Kapolsek bersama Bhabinkamtibmas, masyarakat dan guru ikut dalam menjaga siswa. “Yang kesurupan seluruhnya cewek, mereka kesurupan saat jam belajar,” imbuh AKP Mahendra, Selasa (5/9).
Dikatakan, saat terjadi kerauhan, pihak sekolah memanggil para orangtua siswa kesurupan. Setelah sadar para siswa yang kesurupan diperiksa secara medis apakah ada kelainan mental. “Pihak guru juga menekankan siswa diharapkan rajin-rajin sembahyang dan mempersembahkan sesajen secara niskala,” imbuhnya. AKP Mahendta menegaskan, yang kerauhan hanya siswi-siswi itu saja. Sesuai hasil nunas baos, SMPN 3 Pupuan dikatakan ada yang belum lengkap pada bangunan panyengker sekolah.
Kesurupan sampai tiga kali berturut-turut itu pun dibenarkan oleh Perbekel Desa Belatungan, I Dewa Nyoman Widisucipta. Bahwa di areal sekolah ini dipercaya tenget. Lantaran di sebelah selatan sekolah berjarak 10 meter terdapat setra Desa Pakraman Belatungan dan di sebelah timur sekolah terdapat Pura Dalem Desa Pakraman Belatungan. Selain itu, areal sekolah juga dikatakan mistis. Indikasinya, ketika ada buruh yang melaksanakan pembangunan di areal sekolah sering diganggu roh halus. “Ini kesurupan sudah ketiga kalinya, bahkan kami sudah melakukan pecaruan,” beber Widisucipta. *d
Kasus siswa SMPN 3 Pupuan kerauhan pertama terjadi pada Kamis (10/8). Saat itu ada tiga siswa mendadak kerauhan saat mengikuti pelajaran di kelas. Aktifitas belajar saat itu terhenti dan siswa dipulangkan ke rumah masing-masing. Merasa ada yang aneh, pihak sekolah bersama komite dan Bendesa Pekraman Belatungan saat itu memutuskan menggelar rapat membahas siswa kerauhan. Rapat menyepakati melaksanakan pacaruan Panca Kelud Madurga. Pada pacaruan, 5 siswa SMPN 3 Pupuan kembali kerauhan.
Kasus siswa kerauhan kembali terjadi pada Senin (4/9) yang menimpa tiga siswa. Aktifitas belajar saat itu diberhentikan sejenak agar para siswa yang kerahuan tidak bertambah banyak. Kapolsek Pupuan, AKP Ida Bagus Ketut Mahendra membenarkan kesurupan secara berturut-turut itu. Kapolsek bersama Bhabinkamtibmas, masyarakat dan guru ikut dalam menjaga siswa. “Yang kesurupan seluruhnya cewek, mereka kesurupan saat jam belajar,” imbuh AKP Mahendra, Selasa (5/9).
Dikatakan, saat terjadi kerauhan, pihak sekolah memanggil para orangtua siswa kesurupan. Setelah sadar para siswa yang kesurupan diperiksa secara medis apakah ada kelainan mental. “Pihak guru juga menekankan siswa diharapkan rajin-rajin sembahyang dan mempersembahkan sesajen secara niskala,” imbuhnya. AKP Mahendta menegaskan, yang kerauhan hanya siswi-siswi itu saja. Sesuai hasil nunas baos, SMPN 3 Pupuan dikatakan ada yang belum lengkap pada bangunan panyengker sekolah.
Kesurupan sampai tiga kali berturut-turut itu pun dibenarkan oleh Perbekel Desa Belatungan, I Dewa Nyoman Widisucipta. Bahwa di areal sekolah ini dipercaya tenget. Lantaran di sebelah selatan sekolah berjarak 10 meter terdapat setra Desa Pakraman Belatungan dan di sebelah timur sekolah terdapat Pura Dalem Desa Pakraman Belatungan. Selain itu, areal sekolah juga dikatakan mistis. Indikasinya, ketika ada buruh yang melaksanakan pembangunan di areal sekolah sering diganggu roh halus. “Ini kesurupan sudah ketiga kalinya, bahkan kami sudah melakukan pecaruan,” beber Widisucipta. *d
1
Komentar