Yowana Banjar Sengguan Siapkan Tiga Karakter Ogoh-Ogoh Tahun Baru Caka 1947
DENPASAR, NusaBali.com – Dalam rangka menyambut Tahun Baru Caka 1947, Sekaa Teruna Eka Bhuana Dharma (STEBD) dari Banjar Sengguan, Tonja, Denpasar Utara, tengah bersiap untuk mengikuti lomba ogoh-ogoh di Kota Denpasar. Persiapan ini mencakup pembuatan tiga karakter ogoh-ogoh dengan desain bongkar pasang.
Salah satu anggota STEBD, I Kadek Agus Rama Putra atau akrab disapa Dedek, mengungkapkan optimisme mereka untuk turut menyukseskan ajang tahunan tersebut.
“Kami mulai proses pembuatan ogoh-ogoh akhir Desember 2024 lalu. Awalnya, ogoh-ogoh dikerjakan di luar Banjar, dan setelah pembentukannya cukup matang, kami bawa ke Banjar untuk melanjutkan proses finishing. Saat ini, salah satu dari tiga tokoh sudah berada di Banjar, sementara dua lainnya masih dalam tahap pengerjaan di lokasi berbeda,” jelas Dedek saat ditemui pada Jumat (10/1/2025).
Dedek juga menjelaskan bahwa pembuatan ogoh-ogoh ini membutuhkan anggaran sebesar Rp25 juta. Meski dengan anggaran besar, ia optimis karya mereka mampu bersaing dengan peserta lainnya. “Kami siap mendukung dan menyukseskan ajang kreatif ini. Kami juga berusaha menampilkan karya terbaik yang mencerminkan kreativitas serta semangat pelestarian seni budaya Bali,” tambahnya.
Sistem bongkar pasang yang diterapkan pada tiga tokoh ogoh-ogoh STEBD menjadi salah satu keunggulan teknis dalam lomba tahun ini. Hal ini diharapkan dapat memudahkan dalam proses transportasi dan pemasangan di lokasi lomba.
Dedek turut menyoroti antusiasme peserta lainnya yang hadir dengan berbagai karya ekstrim, baik dari segi konstruksi, tokoh karakter, hingga anggaran yang dikeluarkan. Namun demikian, ia menegaskan bahwa STEBD tetap berkomitmen menjaga suasana lomba tetap positif. “Kami ingin lomba ogoh-ogoh ini menjadi ajang pelestarian seni yang memberi inspirasi, tidak hanya di Kota Denpasar, tetapi juga bagi kabupaten lain di Bali maupun luar Bali,” tegasnya.
Dedek juga berharap dukungan dari warga Banjar dalam menjaga keamanan selama musim ogoh-ogoh. “Musim ogoh-ogoh biasanya rawan akan kejadian yang tidak diinginkan. Kami berharap kegiatan STT dapat didukung sepenuhnya oleh krama agar suasana tetap kondusif,” imbuhnya.
Ajang lomba ogoh-ogoh merupakan tradisi tahunan yang tidak hanya menjadi sarana ekspresi seni dan kreativitas, tetapi juga memperkuat solidaritas antar sekaa teruna serta mempererat hubungan warga di masing-masing wilayah. Dengan hadirnya STEBD di kompetisi tahun ini, diharapkan budaya ogoh-ogoh Bali semakin dikenal luas sebagai warisan budaya yang patut dilestarikan. *m03
Komentar