Distribusi Pemerataan Jadi Tantangan di luar Sarbagita
Investasi Bali Didominasi Badung
Kepala DPMPTSP Provinsi Bali
I Wayan Sumarajaya
Kantor Perwakilan BI Bali
Penanaman Modal Asing (PMA)
DENPASAR, NusaBali - Provinsi Bali mencatatkan realisasi investasi yang mengesankan pada triwulan III tahun 2024. Dari target Rp 16,23 triliun di triwulan ini, realisasinya tercatat Rp 28,10 triliun atau mencapai 173 persen dari target yang ditetapkan.
Pencapaian ini didominasi oleh investasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang menyumbang Rp 18,94 triliun atau 67 persen, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 9,16 triliun atau 33 persen.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bali, I Wayan Sumarajaya, pada Selasa (14/1) saat memberikan materi di acara seminar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, di Denpasar menjelaskan meski berdasarkan data tersebut tercatat kinerja yang luar biasa, namun distribusi investasi masih menjadi tantangan serius bagi Bali.
Kabupaten Badung mendominasi lebih separuhnya dengan 51 persen dari total realisasi atau mencapai Rp 14,22 triliun dari target Rp 8,76 triliun dengan PMDN Rp 4.10 triliun dan PMA yang sangat besar mencapai Rp 10,11 triliun.
Denpasar berada di peringkat kedua dengan kontribusi 18 persen, mencapai realisasi investasi Rp 5,22 triliun dari target Rp 3,32 triliun., terdiri atas PMDN Rp 2,19 triliun dan PMA Rp 3,02 triliun. Kabupaten Gianyar menyusul dengan kontribusi 13 persen, merealisasikan investasi sebesar Rp 3,61 triliun dari target Rp 1,74 triliun, dengan PMDN Rp 804,19 miliar dan PMA Rp2,81 triliun.
Kabupaten Buleleng yang berkontribusi 11 persen mencatat realisasi sebesar Rp 3,10 triliun dari target Rp 568,05 miliar. PMDN di wilayah ini mencapai Rp 1,28 triliun, sementara PMA sebesar Rp 1,82 triliun. Tabanan, yang menyumbang 4 persen dari total investasi, berhasil merealisasikan Rp 1,04 triliun dari target Rp 611,87 miliar, terdiri atas PMDN Rp 385,86 miliar dan PMA Rp 660,63 miliar.
Kabupaten lainnya memberikan kontribusi lebih kecil. Karangasem merealisasikan Rp 331,89 miliar dari target Rp 162,30 miliar (1 persen), terdiri dari PMDN Rp 104,15 miliar dan PMA Rp 227,73 miliar. Jembrana mencatat realisasi Rp 259,37 miliar dari target Rp 649,20 miliar (1 persen), terdiri atas PMDN Rp 186,44 miliar dan PMA Rp 72,93 miliar.
Klungkung, juga dengan kontribusi 1 persen, mencapai realisasi Rp 193,74 miliar dari target Rp 292,14 miliar. PMDN di Klungkung tercatat sebesar Rp 46,21 miliar, sedangkan PMA sebesar Rp 147,52 miliar. Dan Kabupaten Bangli, dengan kontribusi kurang dari 1 persen, mencatat realisasi investasi Rp 95,79 miliar dari target Rp 113,61 miliar, dengan PMDN Rp 44,32 miliar dan PMA Rp 51,46 miliar.
“Tantangan utama untuk ini adalah ketimpangan realisasi investasi antarwilayah. Sebaran investasi menunjukkan dominasi wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan), sementara wilayah luar Sarbagita masih tertinggal meskipun memiliki potensi besar di sektor-sektor unggulan,” ungkapnya.
Selain itu, dijelaskannya juga terjadi perubahan pada sektor unggulan investasi di Bali. Selama empat tahun terakhir ini, sektor hotel dan restoran top satu yang mendominasi investasi di Bali, bergeser menjadi urutan ketiga pada triwulan III ini.
“Lima sektor utama investasi di Bali saat ini adalah sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran, hotel dan restoran, jasa lainnya, perdagangan dan reparasi, serta perikanan,” sebutnya.
Untuk menjawab tantangan ketimpangan distribusi investasi, Pemerintah Provinsi Bali mengusung Transformasi Ekonomi Kerthi Bali sebagai pilar perekonomian daerah. Program ini bertujuan untuk menciptakan Bali yang hijau, tangguh, dan sejahtera melalui modernisasi sektor pertanian, pengembangan ekonomi kreatif, pemanfaatan energi bersih, dan pengelolaan sampah. “Transformasi ini diharapkan dapat mendorong pemerataan investasi dan menciptakan daya saing ekonomi yang lebih kuat di seluruh wilayah Bali,” katanya. cr79
1
Komentar