nusabali

Pelaspas Wantilan dan Bale Kulkul di Tag Tag Tengah Jadi Simbol Pemersatu dan Penguatan Adat

  • www.nusabali.com-pelaspas-wantilan-dan-bale-kulkul-di-tag-tag-tengah-jadi-simbol-pemersatu-dan-penguatan-adat
  • www.nusabali.com-pelaspas-wantilan-dan-bale-kulkul-di-tag-tag-tengah-jadi-simbol-pemersatu-dan-penguatan-adat
  • www.nusabali.com-pelaspas-wantilan-dan-bale-kulkul-di-tag-tag-tengah-jadi-simbol-pemersatu-dan-penguatan-adat
  • www.nusabali.com-pelaspas-wantilan-dan-bale-kulkul-di-tag-tag-tengah-jadi-simbol-pemersatu-dan-penguatan-adat

DENPASAR, NusaBali.com – Krama Banjar Adat Tag Tag Tengah, Desa Adat Peguyangan, Denpasar melaksanakan upacara melaspas pada Sabtu 18 Januari 2025, bertepatan dengan hari suci Tumpek Wayang. Upacara ini digelar setelah selesainya renovasi dua bangunan penting, yakni wantilan dan bale kulkul.

Kadek Haryanta, atau lebih dikenal sebagai Jero Mangku Pura Maospait Banjar Tag Tag Tengah, selaku Yajamana (Ketua Panitia), mengungkapkan bahwa dua bangunan tersebut memiliki makna mendalam bagi masyarakat adat setempat.

“Wantilan ini merupakan simbol demokrasi, baik dalam pikiran, upaya, maupun musyawarah. Sementara bale kulkul menjadi simbol kesetiaan, khususnya di wilayah kami,” jelas Haryanta yang juga menjabat sebagai Ketua PHDI Kecamatan Denpasar Utara.

Haryanta menyampaikan bahwa keberhasilan penyelenggaraan acara ini tak lepas dari partisipasi aktif seluruh Krama Banjar Tag Tag Tengah. Mereka berkontribusi dengan waktu, tenaga, dan pikiran. Ia berharap, melalui kontribusi tersebut, masyarakat dapat meningkatkan rasa memiliki terhadap Banjar, baik secara fisik maupun filosofis.

“Banjar kami benar-benar difungsikan untuk menggelar kegiatan keumatan yang bermanfaat. Bahkan, kami berencana mengadakan metatah massal di Banjar ini. Tujuan kami sederhana, yaitu bagaimana menciptakan masyarakat yang sejahtera dalam menjalankan tradisinya,” tambahnya.

Ritual pemelaspasan disaksikan oleh ratusan Krama Banjar dan dihadiri berbagai pihak, termasuk Bendesa Adat Peguyangan, tokoh masyarakat, Pangelingsir Puri Peguyangan Puri Jero Kuta, serta Kapolsek Denpasar Utara. Dua sulinggih dari Griya Dukuh Tektek, Peguyangan, dan Griya Reka Sari Buana, Panjer, memimpin prosesi tersebut. Setiap tahapan ritual telah dirancang melalui diskusi bersama antara masyarakat adat dan penanggung jawab upacara.

I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya, atau akrab disapa Turah Joko, selaku Pangelingsir Puri Jero Kuta Denpasar, menyatakan apresiasinya terhadap gerakan masyarakat Banjar Tag Tag Tengah yang mampu menjaga adat, tradisi, dan budaya secara mandiri.

“Kekerabatan Puri dengan Tag Tag ini sudah terjalin sejak lama. Kami selalu hadir saat ada upacara di sini, dan sebaliknya, masyarakat Tag Tag menjadi tulang punggung kami saat Puri memiliki acara,” katanya.

Turah Joko berharap generasi muda di Tag Tag Tengah terus menjaga tradisi dan budaya seperti yang dilakukan oleh Krama saat ini. Ia menyoroti tantangan globalisasi yang berpotensi mengikis identitas budaya jika tidak dilestarikan dengan baik.

Ia pun berharap generasi muda harus mampu menjaga kekerabatan dengan Puri dan melestarikan tradisi, sehingga identitas budaya Bali tetap utuh.

Dengan semangat kebersamaan dan kesadaran adat yang kuat, Krama Banjar Tag Tag Tengah berharap upacara melaspas ini dapat membawa energi positif, menciptakan masyarakat yang berkualitas, rukun, dan sejahtera.

Komentar