Banjar Kemetug Desa di Selemadeg Timur Angkat Ogoh-Ogoh Bertema Tri Guna
TABANAN, NusaBali.com – Sekaa Teruna (ST) Widya Santhi, Banjar Kemetug Desa, yang berlokasi di Banjar Dinas Kemetug, Desa Gunung Salak, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, menampilkan Ogoh-Ogoh bertema “Tri Guna” untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1947.
Ketua pengurus Ogoh-Ogoh, I Kadek Wahyu Purnama Dita, menjelaskan bahwa proses pembuatan Ogoh-Ogoh dimulai pada 3 Januari 2025. “Tema yang kami angkat adalah ‘Tri Guna’, yang menggambarkan tiga sifat utama dalam diri manusia, yaitu Sattwam, Rajas, dan Tamas,” ujar Wahyu, Rabu (15/1/2025).
Konsep “Tri Guna” diwujudkan melalui visualisasi tiga karakter utama:
• Sattwam (kesucian, kebaikan, kesadaran, pikiran jernih, dan ketenangan), digambarkan dengan sosok angsa.
• Rajas (emosi, dinamika, dan perilaku agresif), divisualisasikan dengan ayam.
• Tamas (kegelapan, kemalasan, dan ketidakpedulian), digambarkan melalui sosok babi.
“Tri Guna ini merefleksikan karakter yang ada dalam setiap manusia, sesuai dengan kondisi zaman saat ini,” tambah Wahyu.
Selain karakter utama, Ogoh-Ogoh ini juga menampilkan tokoh-tokoh pendukung seperti figur perempuan, laki-laki, dan simbol asap, yang merepresentasikan energi dalam diri manusia.
Pada tahun 2023, ST Widya Santhi berhasil meraih juara III di tingkat Kecamatan Selemadeg Timur dengan Ogoh-Ogoh bertema “Kala Linglung” dalam lomba Ogoh-Ogoh se-Bali yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi. Namun, tahun ini mereka tidak lolos seleksi tingkat kecamatan untuk lomba di Kabupaten Tabanan.
Meski demikian, Wahyu menegaskan bahwa semangat tetap tinggi. “Kami membuat Ogoh-Ogoh semaksimal mungkin untuk membangun semangat, kreativitas, kekompakan, dan chemistry antar anggota. Dengan anggaran Rp8 juta, kami mengutamakan konsep ramah lingkungan,” jelasnya.
Menurut Wahyu, perkembangan Ogoh-Ogoh dari masa ke masa sangat signifikan, terutama dari segi anatomi, teknologi mesin penggerak, dan penggunaan bahan ramah lingkungan. “Kembali ke bahan ramah lingkungan adalah langkah positif. Selain kreatif, ini juga melatih keterampilan dan meningkatkan kesadaran akan lingkungan,” ujarnya.
Ia juga menyebut pentingnya dukungan ekonomi kreatif dalam pembuatan Ogoh-Ogoh, seperti pembelian ulatan, koran bekas, dan ukiran. “Dampak ekonominya besar bagi pekerja seni,” tambahnya.
Wahyu berharap pemerintah terus mengadakan lomba atau parade untuk mendukung kreativitas anak muda Bali. Ia juga menyoroti pentingnya meminimalkan penggunaan sound system selama pengarakan Ogoh-Ogoh, karena tidak sesuai dengan makna ritual pangerupukan.
“Semoga perayaan Nyepi tahun ini dapat membangun kekompakan dan meningkatkan kreativitas generasi muda Bali. Ogoh-Ogoh juga harus menjadi cerminan nilai-nilai adat dan budaya, khususnya di Selemadeg Timur yang dikenal memiliki karakter Ogoh-Ogoh khas dengan warna dan bentuk yang kuat,” pungkasnya.
Dengan semangat kreativitas dan pelestarian tradisi, ST Widya Santhi berharap Ogoh-Ogoh mereka tahun ini dapat menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga warisan budaya Bali. *m03
Komentar