nusabali

Tradisi Melepas Burung Pipit di Klenteng Tien Kok Sie Sambut Imlek 2576

  • www.nusabali.com-tradisi-melepas-burung-pipit-di-klenteng-tien-kok-sie-sambut-imlek-2576
  • www.nusabali.com-tradisi-melepas-burung-pipit-di-klenteng-tien-kok-sie-sambut-imlek-2576

SURAKARTA, NusaBali.com – Sejumlah Bhikkhu memimpin doa dalam rangkaian upacara Pao Oen yang digelar di halaman Klenteng Tien Kok Sie, Pasar Gede, Surakarta, pada Minggu (19/1/2025). Tradisi melepas burung pipit dan menebar bibit ikan ini menjadi bagian dari ritual penyucian diri serta simbol penyatuan manusia dengan alam menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2576.

Tradisi ini bukan sekadar aktivitas simbolis, tetapi juga bertujuan menjaga harmoni dengan lingkungan. Melepas burung dan menebar ikan mencerminkan kepedulian kita terhadap keseimbangan ekosistem. Selain itu, ini merupakan bentuk rasa syukur dan doa untuk kehidupan yang lebih baik.

Klenteng Tien Kok Sie merupakan salah satu tempat ibadah ikonik di Kota Surakarta yang berdiri sejak tahun 1745. Berlokasi di sisi selatan Pasar Gede Hardjonagoro, klenteng ini telah menjadi saksi perjalanan akulturasi budaya antara etnis Tionghoa dan masyarakat Jawa. Klenteng Tien Kok Sie juga memiliki sejarah panjang sebagai tempat ibadah bagi tiga agama, yaitu Konghucu, Buddha, dan Taoisme.


Pada 3 Mei 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan klenteng ini sebagai cagar budaya dengan nomor registrasi CB.1269. Keputusan tersebut diperkuat oleh Surat Keputusan Wali Kota Surakarta Nomor 646/1-R/1/2013. Meski mengalami perubahan nama menjadi Vihara Alokiteswara pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, kelenteng ini tetap dikenal masyarakat dengan nama aslinya.

Dari segi arsitektur, Klenteng Tien Kok Sie menampilkan keindahan ornamen khas Tiongkok yang terpahat pada pintu dan jendela. Selain itu, bangunannya mencerminkan akulturasi budaya Tionghoa-Jawa, baik melalui elemen religius maupun estetika visual. Meski berdiri di atas lahan milik Keraton Kasunanan Surakarta, klenteng ini terus menjalankan fungsinya sebagai pusat peribadatan dan budaya hingga saat ini.

Ritual Pao Oen yang melibatkan pelepasan burung pipit dan penebaran benih ikan mencerminkan filosofi mendalam dalam budaya Tionghoa, yakni kebebasan, kesucian, dan keberlanjutan. Tradisi ini merupakan simbol pembaruan hidup yang sejalan dengan semangat Tahun Baru Imlek, yaitu memulai tahun baru dengan hati yang bersih dan penuh harapan.

Bhikkhu yang memimpin doa menekankan pentingnya nilai harmoni dalam kehidupan, baik terhadap sesama manusia maupun lingkungan. Imlek dinilai sebagai momen refleksi dan introspeksi, serta kesempatan bagi kita semua untuk mempererat hubungan dengan alam.

Komentar