Longsor di Klungkung, 3 Tewas, 1 Hilang, 4 Luka
Longsoran Batu Besar Timpa Bangunan Pasraman di Desa Pikat
Bendesa Adat Pikat, Komang Puja Sudarsana mengatakan lokasi tersebut sering dimanfaatkan oleh kelompok warga untuk melakukan kegiatan spiritual (meditasi)
SEMARAPURA, NusaBali
Sebuah batu besar berdiameter 5 meter tiba-tiba jatuh dari areal perbukitan hingga menimpa 8 orang di sebuah tempat seperti pasraman di Banjar Cempaka, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, Minggu (19/1) petang pukul 18.00 Wita. Lokasi bencana alam longsor ini berada di bawah Bukit Mucung. Akibat kejadian tersebut tiga (3) orang tewas di lokasi TKP, 1 orang masih hilang (proses pencarian), dan 4 orang luka-luka.
Ketiga korban tewas yang sudah berhasil dievakuasi tersebut masing-masing, I Wayan Nata (Banjar Kelod, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung), I Ketut Surata (Banjar Gelogor, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung) dan I Nyoman Mudiana (Banjar Timbul, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung). Jenazah ketiga korban saat ini dititip di ruang jenazah RSUD Klungkung.
Korban yang tertimbun dan belum ditemukan, yakni I Nengah Mertayasa (warga Banjar Timbul, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung). Sementara itu, 4 korban mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan medis di RSUD Klungkung, yakni I Gusti Made Ariasa (asal Badung), mengalami patah kaki kanan, patah jari kanan, patah tulang punggung dan luka pada dahi. I Wayan Kicen (Banjar Timbul, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung) mengalami patah tangan kiri dan luka robek pada bibir. I Ketut Mumbul (asal Badung) mengalami jari tengah, kaki kiri patah dan luka pada tangan kanan. Sementara itu, I Gede Aswin (Badung) mengalami luka ringan.
Informasi di lapangan kejadian tersebut terjadi pada, Minggu kemarin sekitar pukul 18.00 Wita. Ketika itu 8 orang korban sedang berada di wantilan pasraman di wilayah Celuk, Banjar Cempaka, Desa Pikat. Saat kejadian tengah turun hujan lebat. Tiba-tiba terdengar seperti suara gemuruh dan seketika sebuah batu berdiameter 5 meter jatuh dari perbukitan hingga menimpa bangunan pasraman tersebut.
Kondisi korban di lokasi TKP –IST
Selain bebatuan, material longsor dari atas bukit itu juga ikut jatuh menimbun lokasi tersebut. Setelah kejadian tersebut korban yang mengalami luka ringan keluar pasraman dan meminta pertolongan warga sekitar. Tak berselang lama warga berdatangan ke lokasi TKP dan melaporkan kejadian ini ke polisi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung. Kemudian, Tim BPBD Klungkung bersama personel TNI/Polri dan warga langsung melakukan evakuasi. Tiga orang ditemukan tewas di lokasi TKP dengan kondisi mengenaskan tubuh penuh luka akibat tertimpa batu besar. Ketiga korban tewas langsung dibawa ke ruang jenazah RSUD Klungkung.
Pj Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika dan Wakil Bupati terpilih Tjokorda Gde Surya Putra memantau TKP longsor, Minggu (19/1) malam. –DEWA DARMAWAN
Begitupula 4 korban lainnya dilarikan ke IGD RSUD Klungkung untuk mendapatkan penanganan medis. Selanjutnya, petugas berjibaku untuk mencari keberadaan 1 orang korban yang dilaporkan masih tertimbun di lokasi TKP. Pencarian dilakukan dengan cara menggali areal lokasi dengan peralatan cangkul dan sekop. Namun, karena hari semakin malam dan hujan deras proses pencarian pun dihentikan pukul 20.40 Wita.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan pencarian akan kembali dilanjutkan pada, Senin (20/1) hari ini mulai pukul 08.00 Wita. "Kita terkendala hari sudah gelap dan cuaca hujan. Kita juga tidak tahu kondisi di atas (tebing) untuk itu malam ini (semalam) kita hentikan pencarian dan dilanjutkan Senin pagi," kata Widiada.
Kasi Humas Polres Klungkung AKP Agus Widiono mengatakan petugas kepolisian sudah turun ke lokasi TKP untuk membantu proses evakuasi, dan meminta keterangan sejumlah saksi. Diketahui, pasraman tersebut merupakan tempat pengobatan yang dilakukan oleh pemilik tempat kepada pasien terkena sakit non medis, serta para korban merupakan para pasien yang pernah dibantu dan pada saat kejadian masih melakukan pembersihan area sembahyang.
Bendesa Adat Pikat, Komang Puja Sudarsana, mengatakan lokasi pasraman itu sering dimanfaatkan oleh kelompok warga untuk melakukan kegiatan spiritual (meditasi). Tapi yang sering melakukan aktivitas di sana kebanyakan dari luar. "Lokasi bangunan pasraman ini paling utara di bawah Bukit Mucung, Desa Pikat," ujarnya. Selama proses evakuasi semalam juga hadir Pj Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika dan Wakil Bupati terpilih Tjokorda Gde Surya Putra. 7 wan
Komentar