5 Tewas Tertimbun Longsor di Ubung Kaja
Senderan Setinggi 10 Meter Ambruk Timpa Kos-kosan
Masyarakat sekitar lokasi kejadian dekat Kantor Desa Ubung Kaja melakukan evakuasi awal beberapa korban tanah longsor setelah mendengar teriakan minta tolong
Lima orang korban meninggal dunia berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dari TRC BPBD Kota Denpasar, Damkar Kota Denpasar, Basarnas Bali,TNI, Polri, Aparat Desa Ubung Kaja, PMI Kota Denpasar, Satpol PP Denpasar, Dinsos PUPR Kota Denpasar dan PUPR Provinsi Bali.
Petugas kerahkan alat berat untuk lakukan evakuasi korban. –YUDA
Korban meninggal telah dievakuasi, yakni Didik,25, asal Desa Pragak, RT 27, Dusun Dukuh Sruwuh, Kelurahan Pragak, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, jenazahnya dibawa ke RSU Surya Husada. Kemudian Dwi,27, asal Desa Pragak, RT 27, Dusun Dukuh Sruwuh, Kelurahan Pragak, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, jenazahnya dibawa ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar. Kemudian ada Syarif,27, asal Desa Pragak, RT 27, Dusun Dukuh Sruwuh, Kelurahan Pragak, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Kemudian Kresono,27, asal Desa Pragak, RT 27, Dusun Dukuh Sruwuh, Kelurahan Pragak, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, jenazahnya dibawa ke RSUP Prof Ngoerah dan Wito,50, asal Malang, Jawa Timur yang ditemukan paling terakhir pukul 16.00 Wita. Jenazah langsung dibawa ke RSUP Prof Ngoerah.
Sementara itu, korban luka berat dirujuk ke RS Surya Usadha yakni Abdul Rochim,33, asal Jawa Timur (Alamat lengkap belum terkonfirmasi) mengalami dislokasi, luka robek di kepala. Lalu ada Renaldi Gunawan,24, asal Jawa Timur (Alamat lengkap belum terkonfirmasi) yang mengalami luka robek jari tangan. Terakhir Aldi Rama Afandi,21, asal Jatisrono Timur 7/24, Ujung, Semampir, Surabaya, Jawa Timur yang juga mengalami luka robek di kepala.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa mengatakan pihaknya melakukan evakuasi bersama tim TRC pada pukul 08.00 Wita. Evakuasi pertama kepada 4 orang, 1 di antaranya meninggal dunia dan 3 lainnya luka-luka. Korban meninggal kedua dievakuasi dengan cara manual pukul 11.00 Wita, lalu korban meninggal ketiga ditemukan dan dievakuasi pukul 11.30 Wita. Sementara dua korban meninggal lainnya harus dilacak dan digali dengan bantuan anjing pelacak dan ekskavator. “Korban keempat ditemukan pukul 15.30 Wita, sementara korban kelima yang juga sudah meninggal dievakuasi pukul 16.00 Wita,” ungkap Ida Bagus Joni.
Kata dia penyebab tanah longsor diduga karena tanah labil dan hujan yang mengguyur Denpasar pada Minggu sore. “Kami evakuasi mulai pukul 08.00 Wita. Korban ditemukan terakhir langsung dibawa ke RSUP Prof Ngoerah,” imbuhnya. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Dugaan awal longsor itu terjadi akibat senderan tembok di belakang kos tersebut longsor. Bencana alam telan korban jiwa ini menjadi perhatian pihak kepolisian. Kapolda Bali Irjen Pol Daniel Adityajaya langsung turun ke TKP. Kapolresta Denpasar Kombes Pol Muhammad Iqbal Simatupang juga turun langsung pimpin personelnya melakukan evakuasi para korban. "Pencarian para korban melibatkan tim SAR gabungan dari Basarnas Denpasar, Polresta Denpasar, TNI, BPBD, PMI Kota Denpasar, Tim SAR Dit Samapta dan Brimob Polda Bali, Damkar serta instansi pemerintah Kota Denpasar lainya," ungkap Kapolresta Denpasar Kombes Pol Muhammad Iqbal Simatupang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Made Rentin mengatakan estimasi nilai kerusakan akibat bencana tanah longsor di Bali selama seminggu terakhir sebesar Rp108 juta. Selain bencana longsor di Klungkung dan Denpasar yang menyebabkan korban jiwa, sejak sepekan terakhir juga terjadi bencana tanah longsor di sejumlah wilayah, seperti di Kabupaten Bangli (1 titik), Kabuapten Gianyar 1 titik, Kabupaten Buleleng 5 titik, Kabupaten Tabanan (1 titik), dan Kabupaten Karangasem (2 titik).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRKIM) Provinsi Bali, Nusakti Yasa Wedha mengatakan penyebab utama maraknya tanah longsor di Bali antara lain disebabkan curah hujan tinggi. “Intensitas hujan yang tinggi meningkatkan volume air dalam tanah, yang dapat memicu pergerakan tanah dan menyebabkan longsor,” ujarnya. Hal itu diperparah dengan maraknya alih fungsi lahan. Kata Nusakti, adanya perubahan penggunaan lahan dan pembangunan yang tidak memperhatikan tata ruang, mengakibatkan berkurangnya area resapan air dan meningkatkan risiko longsor. Nusakti menambahkan, adanya pelanggaran tata ruang juga menjadi sebab tanah longsor. Adanya pembangunan yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan, seperti menutup alur sungai atau mendirikan bangunan di area rawan longsor, memperparah dampak bencana alam.
“Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dalam pemanfaatan ruang dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan guna meminimalkan risiko bencana,” tandasnya. 7 mis, pol, adi
1
2
Komentar