nusabali

Musim Hujan, Petani Tertarik Tanam Bawang

  • www.nusabali.com-musim-hujan-petani-tertarik-tanam-bawang

BANGLI, NusaBali - Musim hujan tidak begitu berpengaruh terhadap budidaya tanaman hortikultura, terutama bawang. Kondisi ini terjadi khususnya di kawasan wilayah wintang danu, seperti di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, dan sekitarnya.

Hal itu disebabkan tekstur tanah pertanian di kawasan sekitar kawasan Danau Batur itu berpasir sehingga air hujan tidak menggenangi tanah. Air hujan cepat terserap  tanah. 

“Karena itu di sini ada istilah bawang tadah hujan,” ujar Komang Sukarsana, seorang petani bawang dari Desa Songan, Kintamani, Senin (20/1). Malah, jelas dia, musim tanam budidaya bawang banyak dilakukan para petani saat musim hujan.

Namun demikian, ada tantangannya. Karena pada musim penghujan tanaman hortikultura rentan terhadap serangan hama penyakit. Seperti jamur yang ditandai daun bawang bisa bercak-bercak. Karena itulah petani menjadi lebih ekstra merawat tanamannya. Di antaranya, dengan menyemprotkan cairan insektisida dan lainnya.

Tantangan lainnya, proses pengeringan bawang menjadi lebih lama. Jika cuaca normal, maka pengeringan membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Pada musim hujan, bisa lebih lama lagi, lebih dari 3 minggu. “Salah menaruh  bawang,  kondisi bawang bisa rusak,  hitam atau busuk,” ujarnya.

Rencananya, petani setempat akan mencoba mengeringkan bawang dengan sollar dryer dome atau pengeringan dengan alat pengering model panel surya. “Kami masih dalam uji coba,” ujar Komang Sukarsana. Dengan model tersebut,  pengeringan akan menjadi lebih cepat.

Sementara itu, harga bawang di tingkat petani sekitar Rp20.000 - Rp22.000 per kilogram. Harga tersebut mengalami penurunan, karena sebelumnya harga bawang sempat Rp40.000 per kilogram.7k17

Komentar