nusabali

Dibakar Cemburu, Kaki Istri Dipotong

  • www.nusabali.com-dibakar-cemburu-kaki-istri-dipotong

Pelaku Kadek Adi Waisak Putra ditangkap polisi di Klinik Bali Med Canggu saat antar istrinya, Putu Karyani, yang kakinya putus ditebas

Pelaku Adi Waisaka belum berhenti sampai di situ. Setelah kaki kiri istrinya terputus, pria berusia 36 tahun ini kembali menebas kaki kanan sanng istri. Walhasil, kaki kanan korban pun nyaris putus.

Menyaksikan aksi sadis ayahnya, anak bungsu korban yakni I Kadek Y berlari ke kamar kos nomor 3 yang ditempati Ni Putu Wargi Asih, 23, dengan maksud meminta bantuan. Ketika saksi Putu Wargi Asih keluar kamar, korban Putu Karyani dilihatnya sudah terkapar bersimbah darah di depan teras kamarnya. Sementara suami korban, Adi Waisaka, sedang mengayunkan senjata parang. Saksi Wargi Asih yang kesehariannya bekerja di sebuah hotel kawasan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara Badung pun memilih kabur bersama anak korban, I Kadek Y.

“Saat ditebas suaminya, dia (korban Putu Karyani) nggak ada teriak minta tolong. Hanya terdengar suara gaduh saja. Pas saya keluar kamar karena diberitahu oleh anaknya, dia sudah tergeletak di halaman depan kamarnya dalam kondisi berdarah-darah. Kaki kirinya sudah terpotong saat itu. Kemungkinan dia sudah tidak sanggup berteriak dan pasrah,” cerita saksi Putu Wargi Asih saat ditemui NusaBali di lokasi kejadian, Rabu (6/9) siang.

Wargi Asih mengisahkan, setelah menebas sang istri hingga kaki kirinya putus dan kaki kanan nyaris putus, pelaku Adi Waisaka kembali mengangkat tubuh korban yang sekarat. Selanjutnya, pelaku meminta bantuan warga untuk mengevakuasi istrinya ke Klinik Bali Med Canggu, dengan menggunakan motor. 

Pelaku Adi Waisaka sendiri ikut mengantar istrinya yang dalam kondisi kedua kaki putus ke Klinik Bali Med. Di klinik ini pula, pelaku Adi Waisaka kemudian ditangkap polisi dan selanjutnya diamankan ke Mapolres Badung di Desa/Kecamatan Mengwi. Menurut saksi Wargi Asih, insiden berdarah ini masuk ke Mapolsek Kuta Utara setelah dilaporkan oleh warga dan pecalang.

Selain mengamankan pelaku Adi Waisaka, polisi juga amankan sejumlah barang bukti dari lokasi TKP di kos-kosan kawasan Banjar Umabulu, Desa Canggu. Barang bukti tersebut, antara lain, senjata parang yang digunakan pelaku menebas istrinya, satu handuk berisi darah, satu celana warna putih, baju warna hitam, dan satu ikat pinggang. Untuk menjaga keutuhan lokasi, polisi memasang police line di TKP penganiayaan berat ini.

Kapolres Badung, AKBP Yudith Satria Hananta, menyatakan pelaku Kadek Adi Waisaka telah ditetapkan sebagai tersangka kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) ini. Tersangka Adi Waisaka dijerat Pasal 44 ayat (1) dan ayat (2) UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. “Ancaman hukumannya mencapai 10 tahun penjara,” tegas Kapolres AKBP Yudith Satria saat dikonfirmasi, Rabu kemarin.

Menurut AKBP Yudith, pihaknya sudah memeriksa tersangka Adi Waisaka terkait insiden berdarah ini. Dari hasil pemeriksaan awal, terungkap bahwa tersangka Adi Waisaka nekat menebas kedua kaki istrinya hingga putus, karena terbakar api cemburu. Pasalnya, sang istri diduga punya pria idaman lain (PIL). 

“Ya, motifnya cemburu. Hanya saja, kita masih dalami cemburunya itu karena apa? Apakah karena dia (tersangka) memergoki langsung istrinya bersama laki-laki lain atau melalui alat komunikasi? Semua masih kita dalami,” tangas Kapolres AKBP Yudith.

Pasutri Kadek Adi Waisaka Putra dan Putu Karni sendiri diketahui sudah selama 6 bulan menempati kamar nomor 5 di kos-kosan milik keluarga Komnang Suryana, di Banjar Umabulu, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara. Mereka sewa kamar Rp 500.000 per bulan.

Menurut kesaksian tetangga kosnya, Putu Wargi Asih, pasutri asal Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng ini hanya tinggal bertiga di tempat kos tersebut, bersama anak bungsunya, I Kadek Y. Sedangkan anak sulungnya yang perempuan, Ni Luh WAY, 14, yang siswi Kelas II SMP, tinggal terpisah bersama keluarga besarnya di Buleleng.

“Ya, mereka hanya tinggal bertiga di kos-kosan ini. Sedangkan anak sulungnya kini tinggal bersama keluarga besarnya di Desa Alasangker, Buleleng. Selama ini, mereka aman-aman saja, tidak pernah terdengar percecokan. Saya terkejut sampai terjadi kasus seperti ini,” cerita saksi Wargi Asih. 

Sementara itu, korban Putu Karyani hingga Rabu kemarin masih dirawat inmtensif di RS Sanglah. Ibu dua anak yang dianiaya suaminya ini diterima IGD RS Sanglah, Selasa malam sekitar pukul 19.00 Wita, setelah dirujuk dari Klinik Bali Med Canggu. Korban yang putus pergelangan kaki kiri telah menjalani operasi, dinihari kemarin pukul 02.00 Wita. Usai dioperasi, korban dirawat di Ruang Angsoka 3 kamar 306.

Menurut adik kandung korban, Komang Ayu Fitriani, saat ini kakaknya masih dalam kondisi trauma berat. Tidak hanya korban, sekeluarga juga alami guncangan bathin atas tragedi ini. “Kami sekeluarga juga trauma dengan kejadian ini,” tutur Komang Ayu saat ditemui NusaBali di RS Sanglah, Rabu kemarin.

Disinggung mengenai dugaan cemburu yang menjadi pemicu kasus KDRT ini, Komang Ayu belum bisa memastikannya, karena sang kakak belum bisa diajak berkomunikasi. “Kami belum berani tanya-tanya lebih, jauh karena kondisi kakak saya masih lemah,” katanya.

Namun, Komang Ayu mengakui kalau korban Putu Karyani sempat beberapa kali curhat soal biduk rumah tangganya yang sudah dibina selama 15 tahun. Korban mengaku kerap mendapatkan perlakuan kasar suaminya, mulai dipukuli hingga dicekik. Tapi, korban memilih bertahan karena melihat anak-anknya. Tidak hanya itu. Menurut Komang Ayu, kakaknya juga cerita kalau sang suami sering mabuk dan main perempuan.

Menurut informasi yang dia dengar, sebelum kejadian, suami korban yakni Adi Waisaka baru pulang dari Legian, Kuta. Saat itu, korban Putu Karyani minta izin pulang ke rumah bajang di Banjar Tenaon, Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng untuk menjenguk sang ayahnya yang sakit. “Kakak sebenarnya juga berniat untuk tidak kembali lagi (ke kos). Mungkin kakak sudah tidak kuat,” cerita Komang Ayu.

Namun, kata dia, saat korban hendak pergi, kunci motornya disita pelaku Adi Waisaka. Dari sanalah cekcok dimulai, hingga berujung penebasan yang disaksikan langsung anak bungsunya, I Kadek Y. *dar,in

Komentar