OCA Setuju Perjuangkan Pencak Silat di Asian Games
JAKARTA, NusaBali - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) terus memperjuangkan pencak silat untuk bisa menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di berbagai multievent internasional melalui diplomasi-diplomasi internasional yang dilakukan.
NOC Indonesia pun, melakukan pengawalan ketat sejak pencak silat demonstasi di tengah-tengah penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024 dan Kejuaraan Dunia di Abu Dhabi 2024 lalu.
Hal itu sesuai dengan komitmen NOC Indonesia untuk memperjuangkan eksistensi pencak silat supaya bisa di-recognize atau diakui oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan menjadi bagian dari Olympic Games. Termasuk juga mendorong pencak silat di multievent internasional lainnya, seperti di Asian Games mendatang.
Hal itu diungkapkan Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari (Okto) usai pertemuan dengan Oympic Council of Asia (OCA) yang diwakili Director General Captain Husain Al-Mussalam dan OCA Deputy Director General Vinod Kumar Tiwari di Kuwait beberapa waktu lalu. “Dalam kesempatan itu, OCA menyatakan setuju untuk memperjuangkan pencak silat supaya bisa dipertandingkan di Asian Games berikutnya,” tegas Okto, Selasa (21/1).
Pencak silat terakhir dipertandingkan di ajang multievent internasional terbesar se-Asia tersebut pada edisi Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Oleh sebab itu, NOC Indonesia gencar untuk memperjuangkan pencak silat yang merupakan olahraga warisan asal Indonesia itu bisa kembali tampil di Asian Games. Terlebih President International Federation Pencak Silat (Persilat) merupakan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Presiden Prabowo kan Presiden IF dan satu-satunya dari Indonesia, tentu kita semua sangat bangga. Apalagi, beliau Presiden RI. Jadi ini PR dan tanggung jawab bersama kami di NOC Indonesia supaya pencak silat sebagai heritage dan kebanggaan kita semua bisa terus mendunia. Keluarga pencak silat di dunia juga ingin Pak Prabowo tetap menjadi Presiden Dunia dan sama-sama berjuang sampai bisa di-recognize oleh IOC dan tampil di Olimpiade,” terang Okto.
Okto juga menjelaskan, jika pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2024 di Abu Dhabi lalu, NOC Indonesia turut pula mengundang perwakilan dari Dakar sebagai tuan rumah Youth Olympic 2026. Itu juga menjadi salah satu upaya supaya pencak silat bisa masuk di Youth Olympic 2026 mendatang.
“Mereka (Dakar) sudah mulai tertaik untuk memasukkan pencak silat, jadi NOC Indonesia akan memaksimalkan peluang ini, supaya pencak silat bisa menjadi bagian dari Youth Olympic. Sebab, kalau sudah menjadi bagian dari Youth Olympic dengan sendirinya akan dikenal sebagai bagian dari Olympic,” terang Okto.
Sementara Sekretaris Jenderal Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (Persilat) Teddy Suratmadji mengungkapkan, saat ini sedang menjalani proses assessment untuk menjadi signatory WADA (World Anti-Doping Agency). Setelah itu, pencak silat juga harus menjadi anggota AIMS (Alliance of Independent Recognized Members of Sport) dan melalui proses assessment yang juga tidak mudah.
“Kedua assessment itu, Insya Allah bisa diselesaikan dalam tahun 2025 ini, sehingga pada tahun 2026 proses untuk menjadi anggota IOC bisa dimulai. Mudah-mudahan pada 2027 keanggotaan IOC sudah diperoleh, sehingga pada Olympics 2028 di Los Angeles sudah bisa dipertandingkan, atau minimal ekshibisi,” ujar Teddy.
Di sisi lain, Persilat juga sedang berusaha untuk membantu federasi di negara-negara yang sudah memiliki National Federation (NF) untuk training camp serta peralatan supaya atlet-atlet pencak silat di seluruh dunia bisa berkompetisi dan berprestasi di multi event dunia.
“NOC-Indonesia sangat berperan didalam mengusulkan Pencak Silat untuk dipertandingkan lewat diplomasi yang dilakukan. Sebab yang mengusulkan memasukkan Pencak Silat di berbagai multievent itu adalah NOC negara-negara yang sudah memiliki federasi Pencak Silat. Keputusan untuk memasukkan Pencak Silat dibuat di rapat-rapat IOC atau OCA yang dihadiri oleh NOC-NOC dari berbagai negara,” tutup Teddy. 7 k22
Komentar