Enam Seniman Ogoh-Ogoh Mini Pameran di Tetuek SangMong
DENPASAR, NusaBali.com – Sebuah pameran miniatur ogoh-ogoh digelar di Tetuek SangMong, Jalan Mayjend Sutoyo No. 42, Denpasar. Pameran ini berlangsung mulai 7 Januari hingga 31 Maret 2025 dan menampilkan karya dari enam seniman ogoh-ogoh mini ternama.
Marmar Herayukti, owner Tetuek SangMong sekaligus penyelenggara pameran, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ruang apresiasi kepada para seniman ogoh-ogoh mini.
"Kami memanfaatkan art space berupa lorong sepanjang 10 meter dan lebar 1 meter untuk menggelar pameran ini,” kata Marmar menyebut SangMong Space yang sudah menjai ruang pameran seni.
Meskipun ruangan terbatas, berbagai kegiatan seni seperti pameran foto dan kolaborasi dengan Minikino Film Festival diselenggarakan di sini.
Pameran ini menampilkan karya dari enam seniman, yakni:
- 1. Fergi Setiawan (Karangasem) – 7 Januari hingga 20 Januari 2025
- 2. Deknoo Adnyana Dass Cess (Ubud) – 21 Januari hingga 3 Februari 2025
- 3. Tridatu Art (Denpasar) – 4 Februari hingga 17 Februari 2025
- 4. Gung Gus Adi Tegal (Denpasar) – 18 Februari hingga 2 Maret 2025
- 5. Ide Gana Ne (Tabanan) – 3 Maret hingga 16 Maret 2025
- 6. Pasek Asta (Pecatu) – 17 Maret hingga 31 Maret 2025
Masing-masing seniman diberi waktu 14 hari untuk memamerkan karya mereka secara bergiliran.
Marmar juga menyoroti perkembangan ogoh-ogoh mini yang terus menunjukkan inovasi. "Ogoh-ogoh mini memberikan gambaran bagi pengembangan ogoh-ogoh besar. Meski ada perbedaan dalam komposisi dan teknik, ogoh-ogoh mini menawarkan detail yang lebih mudah diamati dari berbagai sudut," tambah seniman otodidak yang menggeluti dunia ogoh-ogoh dan tato ini.
Salah satu peserta, Fergi Setiawan (26), seniman asal Karangasem, mengaku bangga diberi kesempatan memamerkan karyanya. Fergi yang merupakan alumni ISI Denpasar ini menampilkan ogoh-ogoh mini berjudul Calonarang.
"Karya saya ini menceritakan tokoh sakti dari Desa Dirah yang terkenal dengan kekuatan ilmu hitam. Ogoh-ogoh ini dibuat dari kertas dan clay dengan biaya sekitar Rp2 juta dan proses pengerjaan selama satu bulan," ungkap Fergi.
Fergi yang memiliki banyak pengalaman dalam lomba ogoh-ogoh mini berharap agar pemerintah lebih mendukung seniman lokal. "Harapan saya, ogoh-ogoh mini tidak hanya dilombakan tetapi juga bisa menembus event internasional seperti pameran action figure. Saya juga berharap pemerintah di Karangasem bisa memberikan wadah bagi seniman lokal untuk terus berkarya," katanya.
Pameran ini menjadi ajang penting untuk meningkatkan apresiasi terhadap seni ogoh-ogoh mini yang telah berkembang pesat, khususnya di Bali. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, ekosistem seni ini diharapkan dapat terus tumbuh dan memberikan dampak positif bagi generasi muda. *m03
Komentar