Ekonomi Bali 2024 Tumbuh Positif
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali
Muhamad Mufti Arkan
Ekonomi Bali
PSN Bendungan Sidan
Pesta Kesenian Bali (PKB)
APBN
Salah satu pencapaian penting adalah terealisasinya anggaran PSN Bendungan Sidan
DENPASAR, NusaBali
Perekonomian Bali mencatatkan kinerja yang luar biasa sepanjang tahun 2024. Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali, Muhamad Mufti Arkan, menyampaikan hingga 31 Desember 2024, berbagai indikator menunjukkan pertumbuhan ekonomi Bali yang signifikan.
Pada triwulan III 2024, pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 5,43 persen secara year-on-year (y-on-y), melampaui rata-rata nasional yang tercatat sebesar 4,95 persen (y-on-y). Tingkat inflasi di Bali pada Desember 2024 juga terkendali di angka 2,34 persen (y-on-y), berada dalam target nasional sebesar 2,5±1 persen.
“Kinerja ini menunjukkan perekonomian Bali yang terus membaik, didukung oleh inflasi yang terkendali dan pengelolaan anggaran yang optimal,” jelas Mufti ditemui di Gedung Keuangan Negara I, Jalan Kusuma Atmaja, Sumerta Kelod, Denpasar Timur, pada Kamis (23/1).
Menurutnya, Pertumbuhan ekonomi Bali didorong oleh sinergi antara momentum penting sepanjang tahun dan pengelolaan APBN yang efektif. Pada triwulan I, perekonomian dipengaruhi oleh perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) sebesar 10 persen. Pada triwulan II, perayaan Idul Fitri, Idul Adha, masa libur sekolah, Pesta Kesenian Bali (PKB), dan pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali turut berkontribusi terhadap dinamika ekonomi.
Pada triwulan III, perekonomian Bali semakin bergairah dengan adanya libur musim panas wisatawan Eropa, Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta Bali International Air Show 2024. Namun, pada triwulan IV, Bali menghadapi tantangan seperti erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, musim hujan, penyesuaian tarif angkutan udara, serta libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
“Meski begitu, ekonomi Bali tetap stabil dan mampu mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang tahun,” katanya.
Hingga akhir tahun 2024, Pendapatan Negara di Provinsi Bali mencapai Rp 22,36 triliun atau 101,78% dari target, tumbuh 21,03% dibandingkan tahun sebelumnya. Penerimaan ini terdiri dari pajak sebesar Rp 17,48 triliun (96,53% dari target) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 4,89 triliun (123,24% dari target).
Realisasi belanja negara di Bali hingga akhir tahun mencapai Rp 24,3 triliun atau 97,79 persen dari pagu anggaran. Komponen belanja terdiri dari Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 12,59 triliun dan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp 11,7 triliun.
“Salah satu pencapaian penting adalah terealisasinya 100 persen anggaran Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Sidan dengan nilai Rp 357,21 miliar,” sebutnya.
Sementara itu, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali juga menunjukkan capaian positif. Hingga akhir tahun, pendapatan daerah mencapai Rp 29,79 triliun dengan pertumbuhan 5,50 persen (y-on-y). Pendapatan Asli Daerah (PAD) memberikan kontribusi utama sebesar Rp 16,33 triliun, tumbuh 5,09 persen (y-on-y). Di sisi belanja, total realisasi mencapai Rp 28,09 triliun, tumbuh 1,38 persen (y-on-y).
Di sektor usaha, pemerintah memberikan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) sebesar Rp 10,86 triliun kepada 145.502 debitur, tumbuh 23,02 persen (y-on-y). Penyaluran KUR didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran 41,41 persen, diikuti oleh sektor pertanian 18 persen dan jasa kemasyarakatan 13 persen.
“Kinerja APBN mencerminkan pengelolaan anggaran yang efektif serta komitmen berkelanjutan dalam mendukung perekonomian daerah,” tandasnya. cr79
Komentar