HUT ke-78, Puluhan Lukisan Megawati Dipamerkan
Gus Marhaen: Beliau Perajut Demokrasi di Indonesia
DENPASAR, NusaBali - Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Presiden kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, Kamis (23/1) kemarin, Museum Agung Bung Karno memamerkan puluhan lukisan Megawati di Galeri Museum Agung Pancasila di Jalan Pegangsaan Timur, Desa Dangin Puri Klod, Denpasar Timur.
Gus Marhaen selaku penggagas pameran yang juga Ketua Yayasan Kepustakaan Bung Karno menyebut Megawati layak diberi gelar tokoh pejuang perajut atau penyulam demokrasi di Indonesia.“Kalau Ibu Fatmawati dikenal sebagai pahlawan penjarit bendera merah putih, nah Megawati layak mendapatkan gelar sebagai tokoh pejuang perajut alias penyulam daripada demokrasi di Indonesia,” ujar Gus Marhaen saat membuka pameran yang dihadiri puluhan undangan termasuk para mahasiswa tersebut.
Gus Marhaen pun memberi contoh, saat Megawati masih menjabat sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia, dia tidak diktator saat berkuasa. Demikian juga saat Pilpres 2004 Megawati yang saat itu bertarung sebagai incumbent dan akhirnya dinyatakan kalah, dia pun menerimanya dengan legowo. “Nah ini merupakan salah satu contoh pemimpin yang baik kalau kita berbicara berbangsa dan bernegara. Jangan sampai ada pemimpin lain dimulut lain di hati. Itu malah lebih kejam daripada penjahat bahkan demagog,” tegas Gus Marhaen.
Gus Marhaen sebagai pekerja sejarah pun menyebut Megawati merupakan sosok pemimpin dan tokoh yang sangat konsisten menjaga republik ini. “Karena itu hari ini (kemarin) merupakan momen yang sangat serius dan penting karena rakyat Indonesia terutama generasi muda dan mahasiswa menjadi tahu perjalanan sosok Megawati Soekarnoputri dalam jejak digital yang dituangkan dalam puluhan lukisan raksasa yang dipajang dalam pameran ini,” papar Gus Marhaen.
“Ini sebenarnya merupakan sesuluh yang tidak main-main untuk diikuti kalau kita masih sepakat dengan negara republik. Kalau ingin menjadi negara oligarki, negara kerajaan, negara di luar republik, ya sudah kita tunggu saja kehancuran dan kekacuan republik ini,” lanjut Gus Marhaen.
Sementara itu, dalam pameran yang akan berlangsung hingga sebulanan ini, total ada sekitar 60 lukisan raksasa dari berbagai macam ukuran dipajang yang bisa disaksikan masyarakat umum secara gratis. “Para pelukisnya adalah maestro dari berbagai daerah, salah satunya maestro Nyoman Gunarsa. Dalam lukisan Gunarsa tergambar saat Megawati memomong anaknya Prananda Prabowo disela-sela beliau merasa bahagia dan tidak bahagia, karena disisi lain mendapatkan kelahiran putranya tapi di lain sisi kehilangan suaminya”.
Dalam perayaaan HUT ke-78 Megawati yang digelar secara sederhana ini, Gus Marhen mengajak para mahasiswa yang hadir termasuk juga Perbekel Desa Dangin Puri Klod, Made Sada untuk tumpengan dan menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun mendoakan Megawati agar tetap sehat dan panjang umur karena pemikiran-pemikiran berdemokrasi yang sehat masih dibutuhkan oleh bangsa ini. Yang menarik, dalam acara kemarin, Gus Marhaen mengajak pengunjung pameran terutama yang pria untuk “tos” menikmati kopi bercampur arak seperti yang sering dilakukan Gubernur Wayan Koster, saat menjabat.
Sementara itu, para mahasiswa mengaku senang dan bangga bisa diundang dalam pameran sekaligus ikut merayakan HUT ke-78 Megawati Soekarnoputri. “Setelah melihat lukisan yang dipajang ini, kami jadi tahu perjalanan Ibu Megawati dari belum lahir, jadi anak-anak, remaja hingga beliau bisa menjadi pemimpin di negeri ini,” ujar I Gede Pradnyanata Adhi Dharma, salah satu mahasiswa dari Universitas Pendidikan Nasional. 7 isu
1
Komentar