Kalap karena Istri Sayang Selingkuhan
Motif di Balik Aksi Potong Kaki Istri
DENPASAR, NusaBali
Inilah pemicu aksi sadis I Kadek Adi Waisaka Putra, 36, sopir freelance angkutan wisata yang tegas memotong kedua kaki sang istri, Ni Putu Karyani, 29, di kamar kosnya kawasan banjar Umabulu, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Selasa (5/9) sore. Tersangka naik pitam setelah sang istri mengaku lebih sayang terhadap selingkuhannya.
Kapolres Badung, AKBP Yudith Satria Hananta, mengungkapkan motif aksi sadis karena dipicu masalah selingkuh tersebut terungkap berdasarkan pengakuan tersangka Kadek Adi Waisaka Putra kepada penyidik kepolisian. “Tersangka sempat bertanya kepada sang istri soal selingkuhannya. Dengan polos istrinya menjawab lebih sayang selingkuhannya. Pengakuan tersangka ini kita BAP (berita acara pemeriksaan, Red),” terang Kapolres AKBP Yudith Satria, Kamis (7/9).
Disebutkan, tersangka Adi Waisaka sudah mengetahui hubungan gelap istrinya, Putu Karyani, dengan pria idaman lain (PIL). Karena itu, tersangka asal Banjar Tenaon, Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng ini menginterogasi sang istri soal perselingkuhan tersebut. Ternyata, jawaban sang istri membuat tersangka tersinggung dan naik pitam.
“Menurut tersangka, aksinya memotong kaki sang istri itu dilakukan spontan, setelah mendengar jawaban istrinya tersebut. Kita belum temukan unsur tindakan berencana,” tandas Kapolres AKBP Yudith.
AKBP Yudith menyatakan, pihaknya saat ini masih menggali keterangan tersangka Wasiak Putra, yang sudah 15 tahun lebih berumahtangga dengan korban Putu Karyani hingga dikaruniai dua anak. Sedangkan keterangan korban Putu Karyani belum bisa dikorek, lantaran perempuan yang juga asal Banjar Tenaon, Desa Alasangker tersebut masih dirawat intensif di RS Sanglah, Denpasar.
Insiden mengerikan suami potong kaki istri itu sendiri terjadi di kamar kosnya kawasan Banjar Umabulu, Desa Canggu, Selasa sore sekitar pukul 17.30 Wita. Insiden berdarah diawali cekcok mulut pasutri asal Desaa Alasangker ini di kamar nomor 5 kos-kosan milik keluarga Komang Suryana, 60.
Mirisnya, pertengkaran berdarah tersebut disaksikan langsung putra bungsu mereka, I Kadek Y, 10, bocah Kelas IV SD. Bahkan, bocah berusia 10 tahun ini juga menyaksikan ketika ayahnya, Kadek Adi Waisaka, mengayunkan senjata parang ke tubuh ibunya. Dalam kondisi terluka parah, korban Putu Karyani yang kesehariannya bekerja di sebuah vila berlari ke luar kamar. Namun, korban dibuntuti suaminya dan kembali ditebas pergelangan kaki kirinya hingga putus.
Pelaku Adi Waisaka belum berhenti sampai di situ. Setelah kaki kiri istrinya terputus, pria berusia 36 tahun ini kembali menebas kaki kanan sanng istri hingga nyaris putus. Pasca insiden terebut, anak korban, I Kadek Y, diselamatkan tetangga kos di kamart nomor 3, yakni Ni Putu Wargi Asih, 23.
Uniknya, pasca penganiayaan berat itu, tersangka Adi Waisaka pula yang meminta bantuan warga untuk bantu mengevakuasi istrinya ke Klinik Bali Med Canggu, dengan menggunakan motor, sebelum kemudian dirujuk ke RS Sanglah. Bahkan, tersangka ikut mengantar istrinya yang dalam kondisi kedua kaki putus ke Klinik Bali Med. Nah, di klinik inilah tersangka Adi Waisaka kemudian ditangkap polisi, selanjutnya dijebloskan ke sel Mapolres Badung di Desa/Kecamatan Mengwi.
Sementara itu, keluarga tersasngka Kadek Adi Waisak Putra berharap kasus penebasan istri hingga kedua kaki terputus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kakak kandung tersasngka, Putu Edi Sujaya, 38, berharap prahara rumah tangga adiknya ini tidak menggangu hubungan harmonis dengan keluarga besar korban Putu Karyani. Menurut Edi Sujaya, komunikasi yang terjalin selama ini harus tetap dijaga.
“Kita berharap musibah ini diselesaikan secara kekeluargaan,” Edi Sujaya saat ditemui NusaBali di lokasi TKP kos-kosan tersangka Adi Waisaka di Banjar Umabulu, Desa Canggu, Selasa malam. Kala itu, Edi Sujaya datang ke tempat kos adiknya yang jadi TKP penebasan untuk menggelar upacara pecaruan. Dia datang bersama ayahnya, I Gede Merta, 60, seorang adiknya, dan kerabat lainnya yang tinggal di Denpasar.
Edi Sujaya menuturkan, pihak keluarga termasuk sang ayah, Gede Merta, sudah langsung menjenguk korban Putu Karyani di RS Sanglah, Selasa sore. Kondisi korban saat itu belum stabil, sehingga tidak bisa diajak berkomunikasi. Menurut Edi Sujaya, keluarga besar korban juga ada di RS Sanglah saat itu.
Dari hasil pemeriksaan medis, kaki kiri korban Putu Karyani yang terputus di pergelangan sudah tidak bisa dilakukan operasi. Sedangkan kaki kanannya yang nyaris putus, masih bisa diambil tindakan operasi. “Untuk kaki kanan, dokter sudah melakukan tindakan operasi,” katanya. *dar
Inilah pemicu aksi sadis I Kadek Adi Waisaka Putra, 36, sopir freelance angkutan wisata yang tegas memotong kedua kaki sang istri, Ni Putu Karyani, 29, di kamar kosnya kawasan banjar Umabulu, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Selasa (5/9) sore. Tersangka naik pitam setelah sang istri mengaku lebih sayang terhadap selingkuhannya.
Kapolres Badung, AKBP Yudith Satria Hananta, mengungkapkan motif aksi sadis karena dipicu masalah selingkuh tersebut terungkap berdasarkan pengakuan tersangka Kadek Adi Waisaka Putra kepada penyidik kepolisian. “Tersangka sempat bertanya kepada sang istri soal selingkuhannya. Dengan polos istrinya menjawab lebih sayang selingkuhannya. Pengakuan tersangka ini kita BAP (berita acara pemeriksaan, Red),” terang Kapolres AKBP Yudith Satria, Kamis (7/9).
Disebutkan, tersangka Adi Waisaka sudah mengetahui hubungan gelap istrinya, Putu Karyani, dengan pria idaman lain (PIL). Karena itu, tersangka asal Banjar Tenaon, Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng ini menginterogasi sang istri soal perselingkuhan tersebut. Ternyata, jawaban sang istri membuat tersangka tersinggung dan naik pitam.
“Menurut tersangka, aksinya memotong kaki sang istri itu dilakukan spontan, setelah mendengar jawaban istrinya tersebut. Kita belum temukan unsur tindakan berencana,” tandas Kapolres AKBP Yudith.
AKBP Yudith menyatakan, pihaknya saat ini masih menggali keterangan tersangka Wasiak Putra, yang sudah 15 tahun lebih berumahtangga dengan korban Putu Karyani hingga dikaruniai dua anak. Sedangkan keterangan korban Putu Karyani belum bisa dikorek, lantaran perempuan yang juga asal Banjar Tenaon, Desa Alasangker tersebut masih dirawat intensif di RS Sanglah, Denpasar.
Insiden mengerikan suami potong kaki istri itu sendiri terjadi di kamar kosnya kawasan Banjar Umabulu, Desa Canggu, Selasa sore sekitar pukul 17.30 Wita. Insiden berdarah diawali cekcok mulut pasutri asal Desaa Alasangker ini di kamar nomor 5 kos-kosan milik keluarga Komang Suryana, 60.
Mirisnya, pertengkaran berdarah tersebut disaksikan langsung putra bungsu mereka, I Kadek Y, 10, bocah Kelas IV SD. Bahkan, bocah berusia 10 tahun ini juga menyaksikan ketika ayahnya, Kadek Adi Waisaka, mengayunkan senjata parang ke tubuh ibunya. Dalam kondisi terluka parah, korban Putu Karyani yang kesehariannya bekerja di sebuah vila berlari ke luar kamar. Namun, korban dibuntuti suaminya dan kembali ditebas pergelangan kaki kirinya hingga putus.
Pelaku Adi Waisaka belum berhenti sampai di situ. Setelah kaki kiri istrinya terputus, pria berusia 36 tahun ini kembali menebas kaki kanan sanng istri hingga nyaris putus. Pasca insiden terebut, anak korban, I Kadek Y, diselamatkan tetangga kos di kamart nomor 3, yakni Ni Putu Wargi Asih, 23.
Uniknya, pasca penganiayaan berat itu, tersangka Adi Waisaka pula yang meminta bantuan warga untuk bantu mengevakuasi istrinya ke Klinik Bali Med Canggu, dengan menggunakan motor, sebelum kemudian dirujuk ke RS Sanglah. Bahkan, tersangka ikut mengantar istrinya yang dalam kondisi kedua kaki putus ke Klinik Bali Med. Nah, di klinik inilah tersangka Adi Waisaka kemudian ditangkap polisi, selanjutnya dijebloskan ke sel Mapolres Badung di Desa/Kecamatan Mengwi.
Sementara itu, keluarga tersasngka Kadek Adi Waisak Putra berharap kasus penebasan istri hingga kedua kaki terputus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kakak kandung tersasngka, Putu Edi Sujaya, 38, berharap prahara rumah tangga adiknya ini tidak menggangu hubungan harmonis dengan keluarga besar korban Putu Karyani. Menurut Edi Sujaya, komunikasi yang terjalin selama ini harus tetap dijaga.
“Kita berharap musibah ini diselesaikan secara kekeluargaan,” Edi Sujaya saat ditemui NusaBali di lokasi TKP kos-kosan tersangka Adi Waisaka di Banjar Umabulu, Desa Canggu, Selasa malam. Kala itu, Edi Sujaya datang ke tempat kos adiknya yang jadi TKP penebasan untuk menggelar upacara pecaruan. Dia datang bersama ayahnya, I Gede Merta, 60, seorang adiknya, dan kerabat lainnya yang tinggal di Denpasar.
Edi Sujaya menuturkan, pihak keluarga termasuk sang ayah, Gede Merta, sudah langsung menjenguk korban Putu Karyani di RS Sanglah, Selasa sore. Kondisi korban saat itu belum stabil, sehingga tidak bisa diajak berkomunikasi. Menurut Edi Sujaya, keluarga besar korban juga ada di RS Sanglah saat itu.
Dari hasil pemeriksaan medis, kaki kiri korban Putu Karyani yang terputus di pergelangan sudah tidak bisa dilakukan operasi. Sedangkan kaki kanannya yang nyaris putus, masih bisa diambil tindakan operasi. “Untuk kaki kanan, dokter sudah melakukan tindakan operasi,” katanya. *dar
1
Komentar