nusabali

Pihak Desa Berencana Bangun Museum Mini

  • www.nusabali.com-pihak-desa-berencana-bangun-museum-mini

Balai Arkeologi Denpasar Tuntaskan 6 Replika Prasasti Bengkala

SINGARAJA, NusaBali

Balai Arkeologi Denpasar kembali serahkan 2 keping replika Prasasti Bengkala kepada  pihak Desa Pakraman Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Kamis (7/9). Dengan penyerahan ini, maka lengkaplan total 6 keping replika Prasasti Bengkala yang ditemukan tahun 1971 telah diserahkan ke Desa Pakraman Bengkala. Selanjutnya, pihak desa berencana membuat museum mini.

Penyerahan 2 replika Prasasti Bengkala di Kantor Perbekel Bengkala, Kamis kemarin, dilakukan langsung Kepala Balai Arkeologi Depasar, Gusti Made Suarbawa. Replika Prasasti Bengkala tersebut diserahkan kepada Kepala Desa (Perbekel) Bengkala, I Made Arpana . Selanjutnya, 2 replika prasasti yang baru diserahkan ini dijejer dengan 4 replika Prasasti Bengkala yang sudah ada sebelumnya.

Setiap keping replika Prasasti Bengkala dibuat identik dengan aslinya, berbahan dasar tembaga bercampur keningan. Ukuran keping prasasti pun dibuat hampir sama, yakni dengan panjang 41 cm, lebar 9 cm, dan tebal 2 cm. Dari hasil penelitian, Prasasti Bengkala bertuliskan dan menggunakan bahasa Jawa Kuno.

Sebelum diserahkannya 2 keping replika kemarin, sudah ada 4 keping replika Prasasti Bengkala diserahkan pihak Balai Arkeologi Denpasar kepada Desa Pakraman Bengkala, setahun lalu. Keempat keping replika prasasti tersebut sudah sempat disadur tulisan maupun bahasanya.

Sedangkan 2 keping replika Prasasti Bengkala sisanya baru dapat diserahkan, Kamis kemarin, karena sempat terkendala teknik penduplikatan. Menurut IGM Suarbawa, ada beberapa aksara yang buram sehingga memerlukan kepekaan tinggi agar apa yang disampaikan dalam prasasti tersebut dapat disalin secara utuh.

IGM Suarbawa mengatakan, dalam Prasasti Bengkala milik Desa Pakraman Bengkala termuat tentang sejarah berdirinya desa otonom saat itu pada abad ke-12, tepatnya tahun 1103 Saka atau 1181 Masehi, di era pemerintahan Raja Sri Aji Jaya Pangus. Dalam prasasti tersebut banyak terekam aspek kehidupan, yang memuat tuntunan kehidupan masyarakat Desa Bengkala zaman itu.

“Intinya, masyarakat Bengkala saat itu taat dengan aturan yang berlaku. Misalnya, aturan tentang larangan mengeksploitasi alam yang berlebihan, seperti penebangan kayu sembarangan dan juga pengembalaan ternak. Dalam setiap prasasti memiliki nilai bahwa masyarakat harus saling menghormati sesama dan peduli kepada alam,” ujar IGM Suarbawa.

Selain itu, kata Suarbawa, juga ditekankan agar masyarakat Bengkala selalu memperhatikan tanda alam dan segera berbenah, baik dari segi niskala dan sekala jika ada kerusakan. Prasasti Bengkala juga disebut Suarbawa mrupakan tanda pendirian desa otonom Bengkala, yang sebelumnya masih menyatu dengan Desa Pakuan yang kini bernama daerah Kelandis, Desa Pakisan. Seluruh aturan yang tercantum dalam prasasti masih sangat relevan jika digunakan saat ini.

Prasasti Bengkala sendiri awalnya ditemukan tahun 1971 oleh salah seorang warga Desa Bengkala, I Kaki Sawit. Ketika itu, Kaki Sawit yang tengah menggarap tanah desa, tiba-tiba menemukan sedkeping prasasti di Goa Landak yang berlokasi di pinggiran Sungai Aya. Setelah ditemukan, keping prasasti ituantas dilaporkan kepada pejabat desa yang berwenang saat itu. Awalnya, hanya ditemukan satu keping pra-sasti. Namun, setelah dibawakan sarana canangsari, ditemukan lagi 5 keping prasasti lainnya di tempat yang sama, selang beberapa hari kemudian.

Sementara itu, Perbekel Bengkala, I Made Arpana, mengapresiasi penyaduran Prasasti Bengkala oleh Badan Arkeologi Denpasar. Dengan begitu, isi prasasti tersebut dapat diketahui oleh krama Desa Pakraman Bengkala.

Menurut Perbekel Made Arpana, krama Desa Pakraman Bengkala sepakat membuat sebuah pura yang dinamai Pura Pasupati, sebagai tempat penghormatan Prasasti Bengkala. Sedangkan untuk prasasti aslinya disimpan di Pura Desa Pakraman Bengkala.

Angka pebuatan prasasti, 22 Juli, juga dijadikan sebagai ‘hari jadi’ Desa Bengkala. Dalam setiap perayaannya hari jadi Desa Bengkala, ada pembacaan prasasti asli yang diawali dengan ritual khusus berkaitan dengan kesejarahan. “Sekarang replika prasasti sudah lengkap dan diletakkan di Kantor Perbekel. Jadi, siapa saja boleh melihat jika ingin mengetahui bagaimana bentuk dan wajah Prasasti Bengkala,” tandas Perbekel Arpana.

Menurut Arpana, dalam jangka panjang, pihaknya berencana mendirikan sebuah bangunan museum mini, yang akan dijadikan tempat penyimpanan replika 6 keping Prasasti Bengkala dan benda peninggalan sejarah lainnya, yang ditemukan berturut-turut belakangan ini. ”Ke depannya, museum mini ini bisa dijadikan tempat pembelajaran langsung bagi masyarakat dan juga para siswa serta mahasiswa yang berkunjung ke Desa Bengkala,” jelas Artpana. *k23

Komentar