Melihat Kemeriahan Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 di Vihara Dharmayana Kuta, Badung
Berdiri Sejak Tahun 1700, Akulturasi Budaya Bali Tetap Terjaga
Hiasan khas seperti penjor, umbul-umbul, lelontek, hingga sarana persembahyangan berupa canang terlihat di Vihara Dharmayana Kuta ini
MANGUPURA, NusaBali
Ribuan umat keturunan Tionghoa silih berganti melakukan persembahyangan Tahun Baru Imlek 2576 di Vihara Dharmayana Kuta, Badung sejak, Rabu (29/1) dini hari. Perayaan Imlek di Vihara Dharmayana (Kongco Leeng Gwan Bio) yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1700 masehi ini menyajikan suasana unik dengan akulturasi budaya Bali. Hiasan khas seperti penjor, umbul-umbul, lelontek, hingga sarana persembahyangan berupa canang terlihat di vihara yang berlokasi di Jalan Blambangan, Kelurahan/Kecamatan Kuta, Badung ini.
Penanggung Jawab Pengurus Vihara Dharmayana Kuta, Adi Dharmaja Kusuma, mengungkapkan bahwa akulturasi budaya di vihara ini telah terjalin sangat lama. Diceritakan, pemujaan utama di vihara ini adalah Yang Agung Toa Kongco Tan Hu Cin Jin yang memiliki sejarah panjang di Bali. Diperkirakan, Beliau turut membangun Taman Ayun saat berkelana di Bali, didampingi oleh dua maha patih, Ida Bagus Denkayu dan I Gusti Ngurah Tubuh. Hingga kini, jasa dan baktinya tetap dihormati dengan altar utamanya berada di vihara ini.
“Akulturasi ini sudah terjalin apalagi pangemong keluarga besar Banjar Semadhi ini banyak mengambil saudara Hindu, jadi apa yang sudah diwarisi, kita hanya melanjutkan tentang kearifan lokal yang ada,” ujar Adi Darmaja ditemui, Rabu pagi.
Menurut Adi Darmaja, tradisi dan kearifan lokal yang telah diwariskan terus dilanjutkan, seperti pemasangan penjor, umbul-umbul, lelontek, serta penggunaan canang dalam persembahyangan. Hampir setiap umat yang datang membawa canang untuk dipersembahkan dan mengenakan pakaian adat Bali. Setelah berdoa, mereka pun akan diperciki tirta atau air suci dan diberikan bija sebuah tradisi yang erat dengan adat Hindu Bali.
“Kita memiliki prinsip tradisi, adat, budaya, setempat patut kita hormati karena itu merupakan nilai-nilai baik positif untuk kebahagiaan kita bersama,” tambahnya. Dia melanjutkan, Vihara Dharmayana Kuta menjadi Vihara tertua di Pulau Dewata yang diperkirakan sudah berdiri sejak tahun 1700. Setiap tahunnya umat yang datang untuk beribadah tidak hanya berasal dari Kuta dan Denpasar, tetapi juga dari seluruh Bali. Pada liburan kali ini, juga banyak wisatawan Nusantara yang turut merayakan Imlek dengan beribadah di vihara ini. Bahkan, wisatawan asing serta umat Hindu dari berbagai daerah juga terlihat melaksanakan persembahyangan di vihara.
Pada puncak perayaan berlangsung sejak pukul 00.00 Wita dengan sekitar 500-600 umat datang untuk menyalakan lilin dan berdoa. Perayaan diperkirakan terus berlanjut hingga pukul 23.00 Wita semalam. Setelah melakukan persembahyangan di rumah dan berbagi angpao dengan keluarga, umat kemudian melanjutkan doa di vihara terdekat, termasuk Vihara Dharmayana Kuta.
“Saya perkirakan dari dini hari sampai Rabu pagi mencapai 1.500 umat sampai penuh sesak. Saya sendiri hadir di sini, karena sampai malam di sini akan datang silih berganti,” ungkapnya. Selain persembahyangan, vihara ini juga menyelenggarakan berbagai acara untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2576. Pada pukul 19.00 Wita, kata Adi Darmaja, anak-anak vihara menampilkan atraksi wushu dan barongsai yang disambut dengan antusias oleh umat dan masyarakat sekitar. Rangkaian perayaan Imlek belum berakhir, pada 12 Februari 2025 mendatang, vihara ini akan mengadakan perayaan Cap Go Meh yang merupakan purnama pertama di Tahun Baru Imlek 2576. Dia mengatakan jika Cap Go Meh sama seperti halnya dengan perayaan Kuningan dalam budaya Bali.
Selain itu, umat juga akan melaksanakan persembahyangan Ciswak atau tolak bala, terutama bagi mereka yang bershio kera, macan, dan babi, karena diyakini berbenturan dengan shio ular kayu tahun ini. Persembahyangan ini dilakukan kepada Dewa Tai Sui untuk memohon perlindungan dan kelancaran hidup di tahun mendatang.
Disinggung soal Shio Ular Kayu, Adi Darmaja menjelaskan jika shio ini dikenal memiliki sifat pendiam tetapi unik dan berbisa. Diharapkan, tahun ini dapat membawa semangat yang lebih atraktif dan produktif, sehingga umat dapat menghadapi berbagai tantangan dengan baik. Harapan besar juga ditujukan untuk kesejahteraan dan kemajuan ekonomi di tahun yang baru. “Shio Ular Kayu itu sifatnya pendiam unik tetapi sangat berbisa. Mudah-mudahan di Tahun Baru Imlek 2576 kita semakin atraktif, produktif sehingga hal baru dapat kita lalui dan jalankan. Karena harapan ke depan agar kesejahteraan dan kemajuan ekonomi dapat kita capai,” pungkasnya. 7 ol3
Komentar