Asita Bali Pesimis Lonjakan Turis China di Periode Imlek
Bandara Ngurah Rai Hadirkan Semarak Imlek
DENPASAR, NusaBali - Bali diperkirakan masih menjadi salah satu destinasi favorit warga China atau Tiongkok merayakan tahun baru Imlek pada tahun ini. Meski demikian, peningkatan diyakini tidak siginifikan atau moderat.
Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Bali I Putu Winastra mengatakan turis Tiongkok masih menjadi salah satu penyumbang terbesar wisatawan asing ke Pulau Dewata. Sayangnya, kunjungan turis Tiongkok itu belum kembali ke masa jaya sebelum pandemi Covid-19. Sebelum pandemi kunjungan wisman Tiongkok sempat mencapai 2,2 juta orang. Sementara saat ini turis Tiongkok yang mengunjungi Bali belum berhasil melonjak dari rata-rata 500 ribu per tahun. “Tidak terlalu banyak signifikan untuk market China,” ujar Winastra, Rabu (29/1).
Karena itu, saat momen liburan Tahun Baru Imlek saat ini, Winastra tidak berani berharap banyak bahwa akan ada lonjakan wisman Tiongkok ke Pulau Bali. Thailand dan Malaysia masih jadi pesaing utama destinasi favorit turis Tiongkok berlibur ke Bali. “Market China belum pulih sama sekali,” ucap Winastra. Dia menyebut upaya promosi harus terus dilakukan untuk mengembalikan pasar Tiongkok seperti sebelum pandemi. Selain dari pihak swasta yang selama ini masih dilakukan, pihaknya juga minta dukungan pemerintah untuk memperkenalkan destinasi-destinasi wisata di Indonesia khususnya Bali. “Tapi kalau pemerintah nggak ada dana ya mau gimana lagi,” imbuhnya.
Jumlah kedatangan wisman ke Bali sendiri selama 2024 mencapai 6,3 juta orang melebihi target Pemerintah Provinsi Bali 6 juta kunjungan. Turis Tiongkok masih bisa masuk tiga besar di bawah kunjungan turis dari Australia dan India. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjokorda Bagus Pemayun menyebut angka itu menunjukkan Bali masih menjadi salah satu tempat atau destinasi favorit untuk berwisata.
Cok Pemayun tidak menampik cuaca ekstrem, yang berakibat bencana alam seperti banjir, longsor, pohon tumbang dan lainnya, turut mempengaruhi animo kunjungan wisman ke Bali menjelang tutup tahun. “Ya tentu saja, informasi- informasi negatif dari kejadian itu, tentu berdampak,” ujarnya. Dia mengatakan, untuk tahun 2025, Bali menargetkan 6 juta sampai 6,5 juta kunjungan wisman ke Bali. Ia menegaskan bahwa pariwisata Bali tidak hanya mengejar kuantitas jumlah pengunjung tapi juga kualitas wisatawan yang datang demi mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.
”Yang terpenting bukan itu saja, yang kita harapkan adalah wisman dengan long stay lebih lama, spending money lebih banyak serta respek dengan budaya dan masyarakat lokal,” ujarnya. Sementara itu perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung berlangsung meriah dengan beragam aktivitas tematik yang menghadirkan nuansa budaya Tiongkok, Rabu kemarin. Salah satu atraksi yang paling menarik perhatian adalah parade barongsai yang melintasi terminal domestik dan internasional, menghibur para penumpang yang tengah bepergian di momen spesial ini.
Penumpang asal Tiongkok, Bao-Yu, mengungkapkan kegembiraannya karena tetap bisa merasakan atmosfer perayaan Imlek meski sedang dalam perjalanan. “Menyenangkan sekali, karena bandara menghadirkan suasana Imlek sehingga kami yang bepergian juga tetap dapat merayakannya. Suasananya, dekorasi, para staf bandara juga sangat ramah. Sangat menyenangkan dan menjadi pengalaman baru untuk kami,” ujarnya. Dalam kesempatan yang sama, General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menjelaskan bahwa event tematik seperti ini rutin dilaksanakan untuk memberikan pengalaman berkesan bagi para pengguna jasa.
“Peringatan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili di tahun ini merupakan Shio Ular Kayu, sehingga dekorasi di terminal pun kami sesuaikan dengan hal tersebut. Nuansa Pecinan juga dihadirkan melalui instrumental audio yang diputar berulang sehingga para penumpang dapat merasakan suasana Tahun Baru Imlek di bandara,” ungkapnya. Kehadiran parade barongsai menjadi daya tarik tersendiri bagi para penumpang. Liukan atraktif dari para penari lion dance, yang diiringi tabuhan tambur, gong, dan simbal, menambah kemeriahan suasana terminal. Banyak penumpang yang mengabadikan momen tersebut dengan swafoto, menciptakan kenangan tak terlupakan di tengah perjalanan mereka.
Tahun ini, perayaan Imlek juga bertepatan dengan libur panjang karena bersamaan dengan peringatan Isra’ Mi’raj pada akhir Januari. Akibatnya, terjadi lonjakan jumlah penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dalam periode 24 Januari hingga 5 Februari 2025, diperkirakan sebanyak 864 ribu penumpang akan dilayani di bandara ini, meningkat 9 persen dibanding periode Imlek tahun sebelumnya yang mencatat 789 ribu penumpang. Rata-rata pergerakan harian diperkirakan mencapai 66 ribu penumpang, meningkat 5 persen dibandingkan dengan rata-rata harian Januari yang berkisar 63 ribu penumpang per hari.
“Puncak arus keberangkatan terjadi pada Jumat (24/1), dengan total 74.791 penumpang, sementara jumlah kedatangan tertinggi terjadi pada Sabtu (25/1), dengan 18.145 penumpang domestik dan 22.663 penumpang internasional,” jelas Ahmad Syaugi. Dia melanjutkan, jika pihaknya juga memprediksi puncak arus balik libur Imlek akan terjadi pada 30 Januari 2025, dengan jumlah penumpang diperkirakan mencapai 74 ribu orang.
Untuk mengatasi lonjakan jumlah penumpang tersebut, Bandara Ngurah Rai disebut telah menyiagakan personel dan mengoptimalkan fasilitas pelayanan. Penggunaan teknologi informasi juga diterapkan untuk memantau pergerakan penumpang, seperti yang sebelumnya dilakukan saat angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru). “Dengan sistem ini, prediksi jumlah penumpang di jam-jam padat dapat dilakukan sehingga antrian panjang bisa diantisipasi,” pungkasnya. 7 ol3
Komentar