nusabali

Ratusan RTLH Tuntas Lewat Program BSPS

  • www.nusabali.com-ratusan-rtlh-tuntas-lewat-program-bsps

SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 489 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Buleleng tuntas ditingkatkan kualitasnya melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di akhir tahun 2024.

Bantuan pemerintah pusat ini tersebar di 18 desa di 7 kecamatan yang ada di Buleleng dengan total anggaran Rp 9,78 miliar.

Ratusan sasaran, sebanyak 46 unit merupakan hamparan di satu kawasan Banjar Dinas Yeh Anakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Buleleng. Penerima bantuan di kawasan ini rata-rata adalah nelayan. Lalu sisanya 443 unit adalah BSPS reguler yang tersebar di 17 desa lainnya di 7 kecamatan.

Penerima program BSPS ini ditentukan langsung oleh pemerintah pusat. Syarat wajib yang harus dipenuhi penerima adalah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Masing-masing penerima bantuan Rp 20 juta. Bantuan itu diberikan dalam bentuk barang dan bahan bangunan yang dapat diambil di toko bangunan yang telah ditunjuk pemerintah.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait dalam kunjungan kerjanya menyempatkan diri meninjau rumah BSPS di Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Buleleng, Selasa (28/1). Dia mengapresiasi pengerjaan rumah BSPS ini yang hasil akhirnya sangat bagus. Namun khusus di Banjarasem, program BSPS juga disupport CSR dari pihak ketiga, sehingga masing-masing sasaran menerima lebih dari Rp 20 juta.

“Bagusnya disini ada CSR juga, jadi rumahnya baik. BSPS nilainya Rp 20 juta, tetapi ada dapat total sampai Rp 41 juta sisanya dari CSR. Saya lihat kualitasnya bagus. Saya rasa ini program yang dirasakan dan menyentuh rakyat dan yang terpenting tepat sasaran,” ungkap Maruarar.

Sementara itu salah satu penerima BSPS, Abdul Holik, 39, merasa sangat gembira mendapat bantuan ini. Dia bersama istri dan satu anaknya sudah lama mendambakan punya rumah yang lebih layak. “Sebelumnya rumah kami sudah rusak karena rumah warisan orang tua. Atap bocor, temboknya sudah retak-retak di tengah. Jadi tidak bisa diperbaiki sedikit-sedikit harus sekalian. Bersyukur kami dapat bantuan pemerintah,” terang Abdul Holik yang kesehariannya sebagai nelayan.

Dengan bantuan yang diterimanya Rp 29 juta berupa bahan bangunan. Sedangkan untuk proses pengerjaan didanai secara swadaya dan juga pengerjaan gotong royong dari bulan September sampai Desember 2024 lalu. Keluarga Abdul Holik memang sudah masuk dalam DTKS.7 k23

Komentar