nusabali

Reservoar di Labuan Sait Pecatu Rampung

Dukung Keandalan Suplai Air 3.000 Meter Kubik

  • www.nusabali.com-reservoar-di-labuan-sait-pecatu-rampung

MANGUPURA, NusaBali - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Mangutama, Kabupaten Badung telah merampungkan pembangunan reservoar di Labuan Sait, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.

Proyek ini telah melalui proses Serah Terima Sementara Pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO) pada Kamis (30/1). Reservoar ini memiliki daya tampung 3.000 meter kubik. Dengan asumsi 1 meter kubik dapat mengaliri sekitar 80 kepala keluarga (KK), maka kapasitas ini diprediksi bisa melayani sekitar 240.000 KK.

Direktur Teknik Perumda Air Minum Tirta Mangutama I Made Suarsa, menjelaskan proyek ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperbaiki sistem distribusi air bersih di wilayah selatan Bali. “Reservoar di Labuan Sait per hari ini (Kamis), kita Serah Terima Sementara Pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO), jadi sudah bisa dioperasikan untuk menjaga keandalan di wilayah Labuan Sait,” ujar Suarsa pada Kamis (30/1) siang.

Menurutnya proyek pembangunan reservoar ini memakan waktu sekitar empat bulan, sejak kontrak dimulai pada Agustus 2024. Awalnya, serah terima ditargetkan pada akhir Desember 2024. Namun, kecelakaan truk pada 29 Desember 2024 menyebabkan penundaan. Sebuah truk terguling di jalanan menurun, menabrak pagar, panel, dan tangki, mengakibatkan kerusakan dengan kerugian mencapai Rp 400 juta. Perbaikan infrastruktur akibat insiden tersebut menjadi tanggungan kontraktor, sehingga serah terima baru bisa dilakukan pada 30 Januari 2025.

“Seharusnya itu kita bisa lakukan serah terima 30 Desember 2024, jadi mundur di tanggal 30 Januari 2024, karena ada truk kecelakan yang menerobos pagar, sehingga mengenai panel dan tangki, jadi kemarin perlu perbaikan. Tetapi Secara proses dari awal aman dan baru hari ini (kemarin) rampung dan bisa dioperasikan,” jelas Suarsa.

Meski reservoar telah rampung dan siap beroperasi 24 jam, Suarsa mengatakan suplai air ke masyarakat masih belum optimal. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan debit air dari hulu. Hingga saat ini, ketinggian air di reservoar baru mencapai 4,7 meter dan belum mencapai kapasitas maksimal.

“Tujuan utama reservoar ini adalah menjaga keandalan suplai air di daerah Labuan Sait. Namun, perlu diingat bahwa suplai air dari hulu masih dalam proses penambahan. Pipa transmisi bawah laut menjadi elemen kunci dalam proyek ini. Jika pipa ini belum tersedia, maka penyaluran air tidak bisa maksimal,” beber Suarsa.

Dia melanjutkan, masyarakat di sekitar Labuan Sait tetap akan menerima air secara langsung selama reservoar terisi. Namun, aliran air belum sepenuhnya stabil karena masih menunggu peningkatan suplai dari hulu. Untuk mengatasi hal ini, proyek pipa transmisi bawah tanah juga sedang direncanakan.

“Supaya masyarakat tidak bertanya-tanya, kenapa sudah ada reservoar tetapi belum bisa mendapatkan air 24 jam, itu karena suplai dari hulu belum maksimal. Ini masih dalam proses dan kami upayakan secepat mungkin,” tambahnya. 7 ol3

Komentar