Musim Tanam di Badung Terdampak El Nino
Musim hujan yang terlambat datang, membuat petani di sejumlah tempat di Badung tidak bisa mulai bertanam padi. Tetapi produksi palawija justru meningkat.
MANGUPURA, NusaBali
Musim tanam padi di Kabupaten Badung mundur dibanding waktu normal. Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (DP2K) Badung menyebut mundurnya musim tanam dampak dari fenomena El Nino yang melanda Indonesia, termasuk Bali.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Badung IGA Sudaratmaja, Rabu (13/1), menyatakan bila biasanya periode Oktober–November sudah masuk musim tanam. Tapi sampai sekarang petani justru tidak bisa mulai menanam padi karena menunggu datangnya musim penghujan.
“Sekarang memang sudah turun hujan, tapi petani belum berani mengolah lahan pertaniannya. Karena hujannya masih sebentar-sebentar. Kalau bulan ini curah hujannya meningkat, mungkin petani bisa memulai mengolah,” katanya.
Kurangnya curah hujan untuk mengairi sawah, mengakibatkan para petani harus menunda menanam padi. “Dari BMKG memang ada penyimpangan atau perubahan cuaca yang terjadi saat ini akibat pengaruh El Nino. Entah ini sampai kapan, jadi tidak bisa kami prediksi kapan masa tanam akan berlangsung.”
Apakah ini terjadi di seluruh wilayah di Badung? Sudaratmaja mengaku tidak semua. Untuk daerah yang sumber airnya mencukupi, tidak ada masalah. Pengaruh besar dirasakan bagi daerah yang tidak memiliki sumber mata air mencukupi, seperti sebagian wilayah Mengwi dan Abiansemal.
Berdasarkan data DP2K Badung, sejak Januari hingga Desember 2015 pencapaian luas area tanam di daerah itu mencapai 17.245 hektare (93,85 persen) dari target 18.376 hektare. Bagaimana dengan tahun ini? Sudaratmaja masih optimistis dapat lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. “Ke depannya target area tanam padi yang belum terealisasi tinggal 6,15 persen atau 1.131 hektare,” katanya. Pihaknya optimistis, luas area tanam yang belum memenuhi target itu dapat terealisasi hingga akhir 2016.
Meskipun pengaruh musim panas berkepanjangan ini terus berlanjut, dan mempengaruhi pertanian padi, tetapi Sudaratmaja mengklaim kondisi saat ini menguntungkan pertanian palawija. Hasil palawija di Badung sekarang mengalami peningkatan. Jagung mencapai 105 persen, kedelai (119 persen), kacang tanah (100 persen), ubi kayu/singkong (100 persen), ubi jalar (443 persen). 7 asa
1
Komentar