Pegiat Aksara Nasional 2017 dari Karangasem
Prestasi Mertayasa ini bisa meyakinkan masyarakat, bahwa belajar di PKBM dapat pengakuan pemerintah, sama seperti sekolah formal.
Diraih I Wayan Mertayasa, Pendiri PKBM Amertha Yulia Ganesha
AMLAPURA, NusaBali
Pendiri PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Amertha Yulia Ganesha, Banjar Kubakal, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, I Wayan Mertayasa menerima AnugErah Pegiat Keaksaraan Nasional tahun 2017. Predikat tersebut disandangnya melalui seleksi ketat dan bersaing dengan peserta dari 33 provinsi se-Indonesia. Seleksi sendiri berlangsung pada 6-8 September 2017 di GOR Kuningan Jakarta.
Penganugerahan predikat pegiat keaksaraan ini bertepatan dengan puncak Hari Aksara Internasional yang jatuh pada, Jumat (8/9). Ditemui di rumahnya di Banjar Kubakal, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu (10/9), Mertayasa menuturkan Anugerah Pegiat Keaksaraan Nasional Tahun 2017 yang diraihnya berawal dari pengajuan proposal dan portofolio pada Juli 2017 ke Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Berdasarkan proposal dan portofolio tersebut, Mertayasa dinyatakan masuk lima besar. Selanjutnya dari Kemendikbud melakukan verifikasi atau home visit ke PKBM Amertha Yulia Ganesha di Banjar Kubakal, Desa Pempatan pada 20-21 Agustus dengan mengutus petugas verifikasi, Agus Ramdani.
Selama verifikasi, petugas pusat melakukan wawancara, observasi dan studi dokumentasi, serta mencocokkan antara isi portofolio dan proposal yang didiskripsikan Mertayasa dengan kondisi riil di lapangan. Juga mengecek sejauh mana melakukan kompetensi, dedikasi dan inovasi dari sasaran kegiatan di PKBM tersebut. Termasuk pengabdian social Mertayasa di masyarakat.
Hasil verifikasi tersebut dipandang layak diajukan sebagai penyandang Anugerah Pegiat Keaksaraan Tahun 2017. Selanjutnya Mertayasa diundang ke Jakarta untuk mempresentasikan proposal yang diajukan sebelumnya. Tak sis-sia, akhirnya dewan juri menobatkan Mertayasa sebagai penerima Anugerah Pegiat Keaksaraan Tahun 2017 bersama empat pegiat lainnya, yakni M Rusli Abdillah dari Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Maktuf dari Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Lies Umami dari Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dan Djufri Abbas dari Kabupaten Donggala, Sulawesi Tenggara. "Inovasi yang kami laksanakan dengan membina masyarakat di bidang keaksaraan, ternyata membuahkan hasil. Kami semakin termotivasi melakukan kegiatan melalui PKBM ini," jelas Mertayasa.
Apalagi di PKBM yang dibinanya, Mertayasa mendidik warga belajar yang terbagi kelompok paket A, paket B, dan paket C dengan total membina 345 warga belajar sejak tahun 2011. PKBM Amertha Yulia Ganesha telah menamatkan 46 warga belajar paket A.
Prestasi itu katanya, telah membuktikan pembangunan di bidang pendidikan di Karangasem telah mampu bersaing di tingkat nasional. Prestasi itu pula untuk meyakinkan masyarakat, bahwa belajar di PKBM dapat pengakuan pemerintah, sama seperti sekolah formal. Misalnya tamat paket A bisa melanjutkan ke jenjang SMP, begitu juga tamat paket B bisa melanjutkan ke SMA, dan tamat paket C bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Di samping itu motivasi lainnya mendirikan PKBM, untuk membantu pemerintah mengentaskan buta aksara di Karangasem yang berdasarkan data terakhir sebanyak 14.498 orang. *k16
1
Komentar