Kaukus Perempuan Diingatkan Ikut Jadi Perekat Keberagaman
Kepengurusan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali 2017-2021 di bawah kepemimpinan Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati secara resmi dikukuhkan, Minggu (10/8).
Dikukuhkan, KPPI di Bawah Wigunawati
DENPASAR, NusaBali
Pasca resmi distempel, KPPI Bali diingatkan jangan hanya hangat dan aktif saat Pemi-lu, namun harus mampu berperan sebagai perekat keberagaman.
Pengukuhan dan pelantikan pengurus KPPI Bali 2017-2021, Minggu kemarin, dilakukan Ketua Umum PP KPPI, Dwi Septiawati, di Jalan Raya Sesetan Denpasar. Acara tersebut dihadiri Kepala Badan Kesbanglimaspol Provinsi Bali Putu Jaya Suartama mewakili Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. Selain mereka, hadir pula Kepala Badan Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Bali Luh Putu Praharsini, istri Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster yakni Ni Putu Putri Suastini, serta istri Ketua DPD Gerindra Bali IB Putu Sukarta yakni Ida Ayu Kalpikawati.
Pengukuhan dan pelantikan pengurus diawali dengan pengibaran panji-panji kebesaran oleh Ketua KPPI Bali, Dewa Ayu Sri Wigunawati. Dalam pidato politiknya, Sri Wigunawati mengatakan KPPI Bali adalah wadah para politisi perempuan lintas partai yang punya misi perjuangan yang sama untuk kesetaraan gender. KPPI Bali juga ingin memperlihatkan bahwa politik itu bisa bekerjasama, walaupun beda warna.
“Kita pertontonkan politik yang tidak dengan gontok-gontokan. Kita kampanyekan politik bukan kekerasan, tapi semangat bekerjasama mendukung pembangunan di Bali. Kami ingin sajikan politik itu memerlukan sikap kekeluargaan. Politik sebagai sarana demokrasi melahirkan pemimpin bangsa," tandas Srikandi Politik yang mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012 ini.
Di bawah kepemimpinannya, Sri Wigunawati menjanjikan KPPI Bali akan membantu partisipasi politik dan demokrasi di Pulau Dewata, sehingga pemerataan dan kemajuan pembangunan di berbagai bidang bisa berjalan. "Di tengah partisipasi politik yang menurun, KPPI Bali ingin mendorong perempuan politik semakin maksimal berperan dalam demokrasi di Bali," lanjut Srikandi Politik asal Mendoyo, Jembrana yang juga mantan Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Bali ini.
Sementara itu, Ketua Umum PP KPPI, Dwi Septiawati, mengingatkan KPPI Bali jangan hanya hangat dan aktif saat Pemilu, kemudian berguguran dan mati. “Jangan hanya hangat sebentar, lalu dingin dan hilang. Saya minta kepada perempuan yang dilantik ini untuk berkelanjutan memajukan dunia demokrasi dan politik di Bali," tegas Septiawati.
Septiawati juga meminta KPPI Bali aktif ketuk pintu kementerian untuk bisa menurunkan program yang difasilitasi. Misalnya, ketuk Kementerian Pertanian dan Kementerian Koperasi untuk dapat bantuan program buat masyarakat. "Bisa juga ketuk Kementerian Dalam Negeri untuk program pendidikan politik bagi masyarakat," jelas politisi PKS ini.
Bukan hanya itu, KPPI Bali di baswah kendali Sri Wigunawati juga diminta menjadi perekat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, jadi lem perekat atas semua warna yang ada. Makanya, warna hitam, abu-abu, dan ungu digunakan sebagai identitas KPPI yang mencirikan organisasi perekat keberagaman. "Bukan persoalan kita beragama apa dan suku apa? Tapi, KPPI harus mampu berperan menjadikan Indonesia suatu saat sebagai pemimpin dunia," katanya.
Sedangkan Kepala Badan Kesbanglimaspol Provinsi Bali, Putu Jaya Suartama, meminta KPPI Bali berperan dalam setiap event politik. "Nanti akan ada Pilkada serentak 2018, yakni Pilgub Bali, Pilkada Gianyar, dan Pilkada Klungkung. KPPI Bali supaya berperan ikut sosialisasikan demi kemajuan demokrasi. Apalagi, berbagai unsur partai ada di dalam KPPI," ujar Jaya Suartama.
Seusai pelantikan kemarin, Sri Wigunawati mengatakan KPPI Bali tidak akan menunggu waktu lama untuk menyiapkan program pasca dilantik. Selain konsolidasi ke kabupaten/kota se-Bali, pihaknya juga akan menyiapkan sejumlah program untuk penguatan perempuan di legislatif. Salah satunya, mewujudkan keterwakilan perempuan di parlemen.
“Saat ini, di Provinsi Bali baru 7 persen keterwakilan perempuan dalam parlemen. Ini mau kami tingkatkan lagi. Di DPR RI dan DPD RI, bahkan tidak ada perempuan dari Bali yang lolos ke Senayan hasil Pileg 2014. Beruntunglah ada PAW (Pergantian Antar Waktu), sehingga Ni Putu Tutik Kusuma Wardani bisa ke Senayan mewakili perempuan Bali,” tegas Sri Wigunawati. *nat
Komentar