Kakao Bali Diolah Jadi Minuman Ringan
Meningkatkan nilai tambah produk kakao Bali, rintisan mengolahnya menjadi minuman ringan yang segar dilakukan.
DENPASAR, NusaBali
Rintisan tersebut dilakukan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Perkebunan Sari Bumi di Desa Gumbrih Kecamatan Pakutatatan Jembrana.
Produk minuman ringan berbahan baku serbuk biji kakao, gula halus dan susu dikemas dalam kemasan botol dengan berat 330 meli liter. Produksinya masih terbatas, namun prosfek pasarnya diyakini terbuka luas. Kandungan gizinya juga dinilai tinggi. “Ini bagus untuk minuman anak-anak dan juga orang dewasa,” ujar Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Bali Lanang Aryawan, Minggu (10/9).
Dikatakan secara ekonomis, produk olahan kakao yang sudah dalam bentuk produk minuman ringan tersebut tentu lebih menguntungkan. Selain itu, produk kakao tak lagi semata-mata dalam bentuk biji saja.
Rata-rata produksi kakao Bali per tahun sekitar 6.800 ton. Sedang rata-rata harga biji kakao sekitar Rp 50.000 per kilo. Sentra perkebunan kakao di Bali banyak terdapat di Kabupaten Jembrana, dan juga Karangasem. Beberapa di Kabupaten Bangli dan Klungkung. *K17.
Komentar