8 Korban Kapal Tenggelam Masih Ditampung Dinas Sosial Buleleng
Delapan (8) korban tenggelamnya Kapal Layar Motor (KLM) Cahaya Nirmala II di Selat Bali, Senin (11/9) dinihari, ditunda kepulangannya ke Bima, NTB pasca dievakuasi dalam kondisi selamat di perairan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Mereka masih ditampung dan diinapkan di Kantor Dinas Sosial Buleleng di Singaraja, Selasa (12/9) malam. Semula, para korban yang terdiri dari 1 nakhoda dan 7 anak buah kapal (ABK) KLM Cahaya Nirmala II ini akan dipulangkan ke kampung halamannya di Bima, Selasa kemarin. Namun, proses pemulangan mereka terpaksa ditunda, karena terbentur waktu dan pertimbangan teknis. Mereka adalah Ibrahim, 55 (nakhoda kapal), Rusdam, 37 (ABK), Iwan, 37 (ABK), Hasanudin, 53 (ABK), Brunai, 24 (ABK), Edison, 36 (ABK), Aan Wahyudin, 21 (ABK), dan Muhtar, 55 (ABK).
Para korban kapal tenggelam ini sebelumnya sempat semalam menginap di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Celukan Bawang, Senin malalam. Sehari kemudian, mereka dijemput petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Selasa siang, untuk dibawa ke Singaraja. Mereka beristirahat sejenak di Kantor BPBD Buleleng, sebelum diantarkan ke Kantor Dinas Sosial Provinsi Bali di Denpasar.
Pantauan NusaBali, mereka tiba di Kantor BPBD Buleleng di Singaraja, Selasa siang pukul 13.00 Wita, dengan mobil khusus. Begitu tiba, mereka langsung diberikan bantuan perlengkapan MCK dan pakaian seadanya, lalu diizinkan untuk beristirahat sebentar, sebelum diantar ke Denpasar. Namun, karena pertimbangkan waktu sudah sore, pemulangan mereka ke Bima akhirnya ditunda.
“Setelah rembuk tadi dengan Dinas Sosial Buleleng, akhirnya kami putuskan 8 korban kapal tenggelam ini menginap semalaman di Singaraja, biar mereka dapat istirahat juga. Karena sudah sore, takutnya Kantor Dinas Sosial Provinsi Bali sudah sepi saat mereka tiba di Denpasar,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Made Subur.
Maka, kemarin sore para korban kapal tenggelam diserahkan ke Dinas Sosial Buleleng. Mereka pun diterima menginap semalam di sana. Selanjutnya, pihak Dinas Sosial Buleleng akan mengantarkan mereka ke Dinas Sosial Provinsi Bali di Denpasar, Rabu (13/9) pagi ini, untuk selanjutnya di pulangkan ke Bima.
Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang, menyatakan pihaknya sejauh ini hanya menfasilitasi 8 korban kapal tenggelam untuk ditampung sementara serta diberikan bantuan makanan, pakaian, dan tempat menginap. “Mereka sudah di Kantor Dinas Sosial sejak sore tadi (kemarin). Kami sediakan val bed untuk tempat tidur, makan, dan pendataan by name by dress yang lengkap, alamat yang jelas, sehingga besok (hari ini) saat diantar kembali ke Bima, mereka sampai di rumah dengan selamat,” ujar Gede Komang saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Selasa petang.
Sementara itu, para korban kapal tenggelam mengaku dalam keadaan sehat. Mereka tidak mengalami gangguan berarti, meskipun sempat selama 14 jam terombang-ambing di laut, sebelum gerahsil dievakuasi ke Pelabuhan Celukan Bawang, Senin siang pukul 14.30 Wita. Lagipula, mereka masih sempat membawa sebagian barang berharga berkat rakit sederhana buatan daerurat dari kapalnya yang tenggelam,
Nakhoda KLM Cahaya Nirmala II, Ibrahim, mengakui mereka sudah sempat menghubungi keluarga masing-masing pasca dievakuasi dari tengah laut. Termasuk juga menghubungi pemilik kapal. Ibrahum cs sangat bersyukur sudah ditolong dan ditampung dengan sangat baik oleh aparat berwenang di Buleleng. “Kerugian material akibat musibah ini ditaksir mencapai Rp 2 miliar, berdasarkan harga kapal dan nilai barang barang bawaan yang tenggelam,” ungkap Ibrahim saat ditemui di Kantor BPBD Buleleng, Selasa siang.
Ibrahim menjelaskan, dia dan teman-temannya sebulan sekali berlayar dari Bima ke Surabaya untuk membeli berbagai barang, baik kebutuhan pokok maupun bahan bangunan. Rutinitas ini sudah dijalani sejak puluhan tahun silam dengan mengemudikan kapal dari majikan yang sama. “Ini pertama kali kami mengalami kecelakaan di laut. Kami trauma,” jelas nakhoda berusia 55 tahun ini.
KMP Cahaya Nirmala II itu sendiri tenggelam di Selat Bali, Senin diniari pukul 00.30 Wita, saat dalam pelayaran dari Surabaya (Jawa Timur) menuju Bima (NTB). Kapal yang dinakhodai Ibrahim ini awalnya berangkat dari Surabaya, Minggu (10/9) malam sekitar pukul 19.00 Wita. Jika dalam kondisi normal, seharusnya kapal tersebut sudah sandar di Bima, Selasa pagi. Sayangnya, kapal ini tenggelam di Selat Bali.
Nakoda dan para ABK kemudian berupaya bikin rakit darurat, agar tetap mengapung di laut. Setelah mengapung di rakit selama hampir 4 jam, sekitar pukul 04.00 Wita akhirnya melintas sebuah Kapal Tunda yang kemudian menyelamatkan mereka. Selanjutnya, datanglah bantuan dari tim gabungan Basarnas, TNI, Polri,, BPBD Buleleng, dan KSOP Celukan Bawang mengevakuasi mereka dari Kapal Tunda ke Pelabuhan Buleleng. Pross evakuasi berkalan alit hingga siang pukul 14.30 Wita. *k23
Para korban kapal tenggelam ini sebelumnya sempat semalam menginap di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Celukan Bawang, Senin malalam. Sehari kemudian, mereka dijemput petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Selasa siang, untuk dibawa ke Singaraja. Mereka beristirahat sejenak di Kantor BPBD Buleleng, sebelum diantarkan ke Kantor Dinas Sosial Provinsi Bali di Denpasar.
Pantauan NusaBali, mereka tiba di Kantor BPBD Buleleng di Singaraja, Selasa siang pukul 13.00 Wita, dengan mobil khusus. Begitu tiba, mereka langsung diberikan bantuan perlengkapan MCK dan pakaian seadanya, lalu diizinkan untuk beristirahat sebentar, sebelum diantar ke Denpasar. Namun, karena pertimbangkan waktu sudah sore, pemulangan mereka ke Bima akhirnya ditunda.
“Setelah rembuk tadi dengan Dinas Sosial Buleleng, akhirnya kami putuskan 8 korban kapal tenggelam ini menginap semalaman di Singaraja, biar mereka dapat istirahat juga. Karena sudah sore, takutnya Kantor Dinas Sosial Provinsi Bali sudah sepi saat mereka tiba di Denpasar,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Made Subur.
Maka, kemarin sore para korban kapal tenggelam diserahkan ke Dinas Sosial Buleleng. Mereka pun diterima menginap semalam di sana. Selanjutnya, pihak Dinas Sosial Buleleng akan mengantarkan mereka ke Dinas Sosial Provinsi Bali di Denpasar, Rabu (13/9) pagi ini, untuk selanjutnya di pulangkan ke Bima.
Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang, menyatakan pihaknya sejauh ini hanya menfasilitasi 8 korban kapal tenggelam untuk ditampung sementara serta diberikan bantuan makanan, pakaian, dan tempat menginap. “Mereka sudah di Kantor Dinas Sosial sejak sore tadi (kemarin). Kami sediakan val bed untuk tempat tidur, makan, dan pendataan by name by dress yang lengkap, alamat yang jelas, sehingga besok (hari ini) saat diantar kembali ke Bima, mereka sampai di rumah dengan selamat,” ujar Gede Komang saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Selasa petang.
Sementara itu, para korban kapal tenggelam mengaku dalam keadaan sehat. Mereka tidak mengalami gangguan berarti, meskipun sempat selama 14 jam terombang-ambing di laut, sebelum gerahsil dievakuasi ke Pelabuhan Celukan Bawang, Senin siang pukul 14.30 Wita. Lagipula, mereka masih sempat membawa sebagian barang berharga berkat rakit sederhana buatan daerurat dari kapalnya yang tenggelam,
Nakhoda KLM Cahaya Nirmala II, Ibrahim, mengakui mereka sudah sempat menghubungi keluarga masing-masing pasca dievakuasi dari tengah laut. Termasuk juga menghubungi pemilik kapal. Ibrahum cs sangat bersyukur sudah ditolong dan ditampung dengan sangat baik oleh aparat berwenang di Buleleng. “Kerugian material akibat musibah ini ditaksir mencapai Rp 2 miliar, berdasarkan harga kapal dan nilai barang barang bawaan yang tenggelam,” ungkap Ibrahim saat ditemui di Kantor BPBD Buleleng, Selasa siang.
Ibrahim menjelaskan, dia dan teman-temannya sebulan sekali berlayar dari Bima ke Surabaya untuk membeli berbagai barang, baik kebutuhan pokok maupun bahan bangunan. Rutinitas ini sudah dijalani sejak puluhan tahun silam dengan mengemudikan kapal dari majikan yang sama. “Ini pertama kali kami mengalami kecelakaan di laut. Kami trauma,” jelas nakhoda berusia 55 tahun ini.
KMP Cahaya Nirmala II itu sendiri tenggelam di Selat Bali, Senin diniari pukul 00.30 Wita, saat dalam pelayaran dari Surabaya (Jawa Timur) menuju Bima (NTB). Kapal yang dinakhodai Ibrahim ini awalnya berangkat dari Surabaya, Minggu (10/9) malam sekitar pukul 19.00 Wita. Jika dalam kondisi normal, seharusnya kapal tersebut sudah sandar di Bima, Selasa pagi. Sayangnya, kapal ini tenggelam di Selat Bali.
Nakoda dan para ABK kemudian berupaya bikin rakit darurat, agar tetap mengapung di laut. Setelah mengapung di rakit selama hampir 4 jam, sekitar pukul 04.00 Wita akhirnya melintas sebuah Kapal Tunda yang kemudian menyelamatkan mereka. Selanjutnya, datanglah bantuan dari tim gabungan Basarnas, TNI, Polri,, BPBD Buleleng, dan KSOP Celukan Bawang mengevakuasi mereka dari Kapal Tunda ke Pelabuhan Buleleng. Pross evakuasi berkalan alit hingga siang pukul 14.30 Wita. *k23
1
Komentar