Siswa SMPN 2 Sawan Kesurupan
Diduga Akibat Sumur yang Diurug
SINGARAJA, NusaBali
Peristiwa kesurupan kembali menimpa empat siswa SMPN 2 Sawan, Rabu (13/9) siang. Sontak suasana belajar menjadi gaduh karena para guru dan siswa ikut menenangkan siswa yang kesurupan. Keempat siswa kesurupan itu pun dipulangkan lebih awal, agar tidak kejadian tidak terulang. Kejadian itu diperkirakan akibat Sumur yang berada di belakang sekolah diurug.
Peristiwa kesurupan ini sudah terjadi sejak Senin (11/9). Namun kali ini menimpa empat siswi. Peristiwa kali ini awalnya menimpa salah satu siswi Kelas 7F bernama Putu Sri Ratna Dewi, ketika jam pelajaran pertama baru dimulai sekitar pukul 13.00 wita. Tiba-tiba saja begitu seluruh siswa masuk dalam ruang kelas, Putu Sri Ratna Dewi mendadak berteriak histeris sambil meronta-ronta. Sontak seluruh siswa terkejut dan berusaha menenangkan Putu Sri. Belum sempat menenangkan Putu Sri, teriakan histeris kembali terdengar di ruang kelas 7F. Kali ini menimpa Desak Putu Candra Dewi yang duduk sebangku dengan Putu Sri, kemudian teriakan histeris disusul rekannya, Kadek Putri Suariantini, dan Ayu.
Keempat siswi yang kesurupan meronta-ronta sambil berteriak histeris. Dalam kondisi itu salah satu siswi sempat mengatakan mereka tidak ada yang memperhatikan dan tidak ada yang mengobati. Namun guru dan siswa yang berusaha menenangkan belum paham dengan maksud yang disampaikan oleh siswi yang kesurupan tersebut. “Siswi yang kesurupan itu ngomongnya kalau mereka tidak ada yang mengobati, dan tidak akan ada yang memperhatikan. Karena panic, kami evakuasi mereka ke ruang kesiswaan. Begitu dievakuasi keempat siswi langsung pingsan,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan I Gusti Made Supriyadi saat ditemui.
Para siswi yang kesurupan itu sempat menendang deretan meja dan kursi siswa yang ada dibarisan depan. Karena suasana gaduh itu, para siswa di kelas lainnya ikut berhamburan melihat situasi yang terjadi di Kelas 7F. Mencegah terjadinya peristiwa susulan, keempat siswi kesurupan begitu siuman, langsung diatas pulang lebih awal.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 2 Sawan I Wayan Ariasa menyebutkan peristiwa kesurupan yang menimpa siswanya sejak Senin diperkirakan akibat Sisip (salah,red) karena ada Sumur dibelakang halamam sekolah telah diurug. Perkirakan itu berdasar pawisik yang diterimanya terkait keberadaan Sumur tepat dibawah pohon Asem. “Memang lokasinya agak angker. Padahal dari sisi niskala Sumur it merupakan tempat penglukatan. Saya dapat pawisik agar secepatnya Sumur tersebut dikembalikan fungsinya menjadi tempat penglukatan,” kata Ariasa yang dihubungi melalui saluran telepon karena tengah berada di Jakarta.
Menurut Ariasa, pengembalian fungsi Sumur itu telah direncanakan. Namun karena terbentur ada perbaikan ruang kelas, pengembalian Sumur itu terpaksa ditunda dulu. Rencananya pihaknya akan mengembalikan Sumur tersebut secepatnya.
Sementara, keempat siswi setelah siuman usai pingsan akibat kesurupan mengaku melihat sosok wanita dan laki-laki dengan wajah seram. Sosok wanita dan laki-laki berwajah seram itu sudah dilihat di beberapa tempat di areal sekolah. “Bayangan yang mengikuti saya itu cowok-cewek, tinggi, rambutnya panjang sekali, baju putih. Saya dipukul-pukul, dan terus dicari-cari saja. Menyeramkan sekali,” ungkap Ratna usai siuman.
Saat itu, Ratna mengaku tidak berani menyampaikan apa yang dilihatnya. Ratna mengangap itu hal biasa, kendati tetap merasa takut dengan wajah seram dari mahluk yang dilihatnya. Ternyata apa yang dilihatnya itu, pertanda kalau ada maksud yang ingin disampaikan. *k19
Peristiwa kesurupan ini sudah terjadi sejak Senin (11/9). Namun kali ini menimpa empat siswi. Peristiwa kali ini awalnya menimpa salah satu siswi Kelas 7F bernama Putu Sri Ratna Dewi, ketika jam pelajaran pertama baru dimulai sekitar pukul 13.00 wita. Tiba-tiba saja begitu seluruh siswa masuk dalam ruang kelas, Putu Sri Ratna Dewi mendadak berteriak histeris sambil meronta-ronta. Sontak seluruh siswa terkejut dan berusaha menenangkan Putu Sri. Belum sempat menenangkan Putu Sri, teriakan histeris kembali terdengar di ruang kelas 7F. Kali ini menimpa Desak Putu Candra Dewi yang duduk sebangku dengan Putu Sri, kemudian teriakan histeris disusul rekannya, Kadek Putri Suariantini, dan Ayu.
Keempat siswi yang kesurupan meronta-ronta sambil berteriak histeris. Dalam kondisi itu salah satu siswi sempat mengatakan mereka tidak ada yang memperhatikan dan tidak ada yang mengobati. Namun guru dan siswa yang berusaha menenangkan belum paham dengan maksud yang disampaikan oleh siswi yang kesurupan tersebut. “Siswi yang kesurupan itu ngomongnya kalau mereka tidak ada yang mengobati, dan tidak akan ada yang memperhatikan. Karena panic, kami evakuasi mereka ke ruang kesiswaan. Begitu dievakuasi keempat siswi langsung pingsan,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan I Gusti Made Supriyadi saat ditemui.
Para siswi yang kesurupan itu sempat menendang deretan meja dan kursi siswa yang ada dibarisan depan. Karena suasana gaduh itu, para siswa di kelas lainnya ikut berhamburan melihat situasi yang terjadi di Kelas 7F. Mencegah terjadinya peristiwa susulan, keempat siswi kesurupan begitu siuman, langsung diatas pulang lebih awal.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 2 Sawan I Wayan Ariasa menyebutkan peristiwa kesurupan yang menimpa siswanya sejak Senin diperkirakan akibat Sisip (salah,red) karena ada Sumur dibelakang halamam sekolah telah diurug. Perkirakan itu berdasar pawisik yang diterimanya terkait keberadaan Sumur tepat dibawah pohon Asem. “Memang lokasinya agak angker. Padahal dari sisi niskala Sumur it merupakan tempat penglukatan. Saya dapat pawisik agar secepatnya Sumur tersebut dikembalikan fungsinya menjadi tempat penglukatan,” kata Ariasa yang dihubungi melalui saluran telepon karena tengah berada di Jakarta.
Menurut Ariasa, pengembalian fungsi Sumur itu telah direncanakan. Namun karena terbentur ada perbaikan ruang kelas, pengembalian Sumur itu terpaksa ditunda dulu. Rencananya pihaknya akan mengembalikan Sumur tersebut secepatnya.
Sementara, keempat siswi setelah siuman usai pingsan akibat kesurupan mengaku melihat sosok wanita dan laki-laki dengan wajah seram. Sosok wanita dan laki-laki berwajah seram itu sudah dilihat di beberapa tempat di areal sekolah. “Bayangan yang mengikuti saya itu cowok-cewek, tinggi, rambutnya panjang sekali, baju putih. Saya dipukul-pukul, dan terus dicari-cari saja. Menyeramkan sekali,” ungkap Ratna usai siuman.
Saat itu, Ratna mengaku tidak berani menyampaikan apa yang dilihatnya. Ratna mengangap itu hal biasa, kendati tetap merasa takut dengan wajah seram dari mahluk yang dilihatnya. Ternyata apa yang dilihatnya itu, pertanda kalau ada maksud yang ingin disampaikan. *k19
1
Komentar