Petani Garam Kusamba Banjir Order
Petani Garam di Banjar Rame, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, kebanjiran order sejak beberapa bulan lalu. Bahkan, pesanan yang masuk dalam kurun waktu dua minggu, mencapai hingga ratusan kilogram.
SEMARAPURA, NusaBali
"Saya cukup kewalahan menerima pesanan," ujar seorang petani garam setempat Ketut Kaping, Kamis (14/1).
Kata dia, peningkatan pesanan mulai terjadi sejak tiga bulan lalu. Dalam dua minggu, jumlah pesanan garam super (kelas 1) yang masuk rata-rata mencapai 300 kg. Sedangkan pria yang hanya bekerja bersama istrinya ini, mampu menghasilkan garam super 30 kg/hari. Untuk pembuatan garam standar (kelas 2), dalam sehari dia bisa memproduksi hingga 15 kg. "Itupun kalau saya bekerja dari pukul 07.00-19.00 Wita," katanya. Kata dia, sebelumnya pesanan garam kelas 1 yang masuk rata-rata Rp 100 kg dalam 2 minggu.
Petani yang pernah membuat garam di Italy ini, untuk pemasaran garam kelas 1 dengan kisaran harga Rp 15 ribu/kg, lebih banyak diekspor ke luar negeri (Amerika dan Jepang). Sedangkan untuk garam kelas dua, kisaran harga Rp 7.000/kg biasanya di pasaran lokal yakni di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung. "Harga garam kelas 2 memang lebih terjangkau untuk lokal," katanya.
Kaping menegaskan, secara umum rasa dan kualitas garam tersebut hampir sama. Hanya saja, pengolahan garam kelas 1 proses lebih lama, bentuknya lebih halus, serta warnanya lebih putih. 7 w
1
Komentar