Penipu Salah Catut Nama Kapolsek Kuta
Pelaku mengaku bernama AKP Agustina sementara Kapolsek Kuta dijabat Kompol I Wayan Sumara.
MANGUPURA, NusaBali
Nama Kapolsek Kuta, Badung dicatut oknum tak bertanggungjawab. Dalam aksinya, pencatut nama Kapolsek Kuta melalui telepon memesan sejumlah barang kepada pengusaha untuk diantar ke Mapolsek Kuta. Selain meminta sejumlah barang, pelaku juga meminta isi pulsa dengan jumlah yang tak sedikit. Namun usaha pelaku mengelabui korbannya gagal.
Informasi di lapangan, pelaku sudah menghubungi 15 pengusaha di Kuta via telepon. Permintaannya tergantung usaha yang dimiliki calon korban. Pemesanan sejumlah barang ini ternyata merupakan hanya dalih. Target utama yang ingin disasar adalah pulsa. “Pelaku mengaku sebagai Kapolsek Kuta. Terhadap korbannya pelaku mengaku bernama AKP Agustina,” ungkap Kapolsek Kuta, Kompol Wayan Sumara, Kamis (14/9).
Dijelaskan, permintaan pelaku bermacam-macam. Jika yang ditelepon pengusaha restoran, pesanannya nasi. Jika toko sembako berarti sembako yang diminta untuk diantar ke kantor Mapolsek Kuta. “Sambil memesan barang, pelaku juga meminta isi pulsa dengan jumlah yang tak sedikit. Restoran Laota misalnya, dimintai pulsa Rp 1,5 juta. Sudah 15 pengusaha dihubungi, namun belum berhasil,” imbuh Kompol Sumara.
Kompol Sumara mengatakan, sejumlah pengusaha datang ke Mapolsek Kuta untuk memastikan pesanan itu. Mereka pun terkejut, karena Kapolsek Kuta tak pernah memesan apa-apa. Kompol Sumara mengapresiasi langkah yang diambil masyarakat menyikapi masalah itu. Mereka datang ke Mapolsek Kuta untuk memastikan pesanan itu. “Dari pengakuan mereka, barang pesanan sudah disiapkan namun belum dikirim. Dalam telepon yang bersangkutan, komunikasinya lancar dan sok akrab. Tujuannya agar korban menjadi percaya dengan tipuannya,” lanjutnya.
Setelah dicek posisi atau cek pos nomor telepon yang bersangkutan berada di daerah Sulawesi. Kompol Sumara perintahkan anggota untuk menyebarkan imbauan ke pihak hotel, restoran, dan lainnya agar tak memercayai telepon mengatasnamakam Kapolsek Kuta yang membeli barang dengam cara bon. Kompol Sumara juga menegaskan tak pernah memerintahkan anggotanya meminta sesuatu kepada masyarakat. “Target utama yang ingin didapat pelaku adalah pulsa. Permintaan makanan dan sembako itu merupakan cara pelaku untuk mengelabui korbannya,” jelas Kompol Sumara. *cr64
Informasi di lapangan, pelaku sudah menghubungi 15 pengusaha di Kuta via telepon. Permintaannya tergantung usaha yang dimiliki calon korban. Pemesanan sejumlah barang ini ternyata merupakan hanya dalih. Target utama yang ingin disasar adalah pulsa. “Pelaku mengaku sebagai Kapolsek Kuta. Terhadap korbannya pelaku mengaku bernama AKP Agustina,” ungkap Kapolsek Kuta, Kompol Wayan Sumara, Kamis (14/9).
Dijelaskan, permintaan pelaku bermacam-macam. Jika yang ditelepon pengusaha restoran, pesanannya nasi. Jika toko sembako berarti sembako yang diminta untuk diantar ke kantor Mapolsek Kuta. “Sambil memesan barang, pelaku juga meminta isi pulsa dengan jumlah yang tak sedikit. Restoran Laota misalnya, dimintai pulsa Rp 1,5 juta. Sudah 15 pengusaha dihubungi, namun belum berhasil,” imbuh Kompol Sumara.
Kompol Sumara mengatakan, sejumlah pengusaha datang ke Mapolsek Kuta untuk memastikan pesanan itu. Mereka pun terkejut, karena Kapolsek Kuta tak pernah memesan apa-apa. Kompol Sumara mengapresiasi langkah yang diambil masyarakat menyikapi masalah itu. Mereka datang ke Mapolsek Kuta untuk memastikan pesanan itu. “Dari pengakuan mereka, barang pesanan sudah disiapkan namun belum dikirim. Dalam telepon yang bersangkutan, komunikasinya lancar dan sok akrab. Tujuannya agar korban menjadi percaya dengan tipuannya,” lanjutnya.
Setelah dicek posisi atau cek pos nomor telepon yang bersangkutan berada di daerah Sulawesi. Kompol Sumara perintahkan anggota untuk menyebarkan imbauan ke pihak hotel, restoran, dan lainnya agar tak memercayai telepon mengatasnamakam Kapolsek Kuta yang membeli barang dengam cara bon. Kompol Sumara juga menegaskan tak pernah memerintahkan anggotanya meminta sesuatu kepada masyarakat. “Target utama yang ingin didapat pelaku adalah pulsa. Permintaan makanan dan sembako itu merupakan cara pelaku untuk mengelabui korbannya,” jelas Kompol Sumara. *cr64
Komentar