Kuota Elpiji 3 Kg di Bali Dipangkas
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengurangi kuota elpiji subsidi ukuran tiga kilogram di Bali dari 170 ribu metrik ton menjadi 134 ribu metrik ton per tahun atau sekitar 21 persen.
DENPASAR, NusaBali
Sales Executive Elpiji Pertamina Pemasaran Bali Rainier Axel Gultom setelah menghadiri rapat membahas inflasi di Kantor Bank Indonesia di Denpasar, Kamis (14/9), menjelaskan revisi kuota tersebut sepenuhnya perhitungan dari pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM.
Rainier memprediksi revisi kuota elpiji melon per tahun untuk wilayah Bali itu terkait anggaran. "Itu langsung penghitungan pemerintah pusat, kami hanya menjalankan distribusi dan mengatur jangan sampai ada gejolak. Sepertinya (pengurangan kuota) karena masalah anggaran," ucapnya.
Pengurangan kuota elpiji subsidi itu disampaikan Direktorat Migas Kementerian ESDM per Juni 2017 dan saat ini sudah berlaku. Rainier menambahkan jika mengacu kepada kuota yang disepakati maka kuota tersebut sudah habis hingga September 2017 mengingat rata-rata konsumsi elpiji tiga kilogram berkisar 15 ribu metrik ton per bulan.
Pihaknya akan secara masif melakukan sosialisasi peruntukan konsumsi elpiji tiga kilogram yang lebih ditujukan kepada masyarakat ekonomi kurang mampu.
Pertamina, lanjut dia, juga mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Bali yang mengimbau aparatur sipil negara untuk tidak menggunakan elpiji subsidi itu. Di sisi lain, Rainier mengatakan penjualan Bright Gas atau elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram melonjak bahkan mencapai 100 persen.
Per Agustus 2017, penjualan elpiji nonsubsidi berwarna pink itu mencapai 40 metrik ton per bulan dari rata-rata sebelumnya mencapai 20 metrik ton. "Masyarakat yang tidak berhak menerima subsidi kami coba menyadarkan, mengalihkan ke yang nonsubsidi," ucapnya. *ant
1
Komentar