nusabali

Delegasi ICNT Bahas Perubahan Iklim

  • www.nusabali.com-delegasi-icnt-bahas-perubahan-iklim

Climate change atau perubahan iklim menjadi topik hangat pada workshop hari  ke-4, Konferensi Internasional Organisasi Pelestarian se Dunia atau International Conference of National Trusts (ICNT) ke-17, Kamis (14/9). 

GIANYAR, NusaBali
Workshop di Wana Ubud Hotel, Desa  Nyuh Kuning, Kecamatan Ubud, Gianyar. Dalam workshop terungkap, masalah pemanasan global dan kerusakan lingkungan bukan lagi masalah sebuah negara. Namun menjadi masalah dunia.

Sebelum workshop, peserta jalan-jalan di seputaran Desa Nyuh kuning. Mereka mengunjungi beberapa rumah penduduk untuk mengenal budaya dan adat istiadat setempat. Para tamu dari berbagai negara ini diperkenalkan fungsi palinggih merajan atau sanggah bagi umat Hindhu di Bali, fungsi dapur hingga candi bentar. Bagi umat Hindhu semua tempat memiliki makna dan fungsinya tersendiri sesuai dengan konsep Tri Hita Karana.

Workshop dengan pembicara Justin Albert, Simon Moles Worth, Robin Yarrow, Cathy Chids, Hasim Djojohadikusumo. Hadir pula, Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Ir Wiratno MSc.

Di hadapan para delegasi dari 31 negara tersebut, Ir Wiratno mengatakan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, merencanakan aksi nasional untuk penurunan emisi gas rumah kaca. Kemudian pemanfaatan jasa karbon hutan di kawasan hutan konservasi. Di masing-masing daerah rawan dilakukan penanaman atau pengayaan tanaman endemik dan  percepatan proses mekanisme alam. ‘’Karena Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia,’’ jelasnya.

Salah seorang peserta workshop pemerhati masalah lingkungan Ir IA Rusmarini mengatakan, masyarakat Bali sudah sejak zaman dahulu mengenal pelestarian alam. Antara lain, melalui  tradisi ritaul Tumpek Landep/Tumpek Uduh. Ritual ini sebagai wujud nyata masyarakat Bali menghormati dan menjaga alam dan isinya.

Pemilik pelestari tanaman obat tradisional Puri Damai di Bajar Tunon, Desa Singakerta, Ubud ini, Bali secara umum tidak terlalu terpengaruh dengan dampak global warming. Hal ini karena kawasan hutan masih terjaga dengan baik dengan baik, banyak kawasan hijau. Hal ini bisa ditiru oleh peserta delegasi ICNT karena  ada beberapa hutan di Bali yang masih terjaga dengan kekuatan tradisi secara Bali atau Hindu. 

Sementara itu pada Rabu (13/9) malam. para delegasi ICNT) menghadiri jamuan makan malam di Puri Gianyar. Mereka sisambut Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata. Sebelum memasuki areal utama puri, mereka mengikuti ritual Natab Segehan Agung. Ritual ini bermakna membersihkan aura negatif yang mengiringi para peserta saat memasuki puri. Para peserta antusias mengikuti ritual tersebut. Puri Gianyar sebagai tempat jamuan makan malam karena selain kediaman Bupati Agung Bharata, juga karena sejarahnya. *lsa

Komentar