Balita Tergigit Anjing Suspect Rabies
Dari hasil uji lab, selama tahun 2017 ada 12 anjing positif rabies.
NEGARA, NusaBali
Kasus gigitan anjing menimpa seorang balita bernisial And, 4, di Lingkungan/Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembana, Senin (11/9). Anjing peliharaan yang telah menggigit lengan tangan kiri korban ini dikhawatirkan terjangkit rabies. Sebab, berselang enam hari setelah menggigit korban anjing berumur sekitar 4 bulan ini, mendadak mati, Minggu (17/9).
Ayah And, I Putu Agus Mahendra, 38, mengatakan, anjing yang telah menggigit anaknya tersebut didapat dari kampungnya di Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan. Sebelumnya, anjing peliharan yang sering diajak bermain dengan anaknya itu juga sudah divaksin. Khawatir terjadi sesuatu tidak diinginkan, ia pun memutuskan membawa anaknya berobat ke Pusekesmas Jembrana untuk dapatkan VAR. “Lukanya tidak terlalu parah. Tetapi sudah diberikan VAR,” terang Agus Mahendra, Senin (18/9).
Setelah menggigit anaknya, ia mengaku berusaha mengamati perkembangan anjingnya. Hasilnya, anjing mungil peliharannya itu mendadak mati, Minggu (17/9). Kematian anjingnya itu membuat Agus Mahendra semakin khawatir sehingga ia memutuskan melapor ke Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana. Selanjutnya petugas datang mengambil sampel otak anjing tersebut. “Sampel otak anjing diambil tadi pagi dan sudah dibawa ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Sekarang masih menunggu hasilnya,” ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana, Anak Agung Mahadikara mengaku sudah menerima laporan kasus gigitan terhadap balita tersebut, Senin (11/9) malam. Setelah menerima laporan, pihaknya menyarankan pemilik mengawasi kondisi anjingnya yang ternyata diketahui mati mendadak, Minggu (17/9). “Kami belum berani memastikan penyebab matinya, apakah memang karena rabies atau tidak. Yang jelas, untuk memastikan apakah rabies, kami kirim sampel ke Denpasar dan sekarang masih menunggu hasilnya,” ujar Agung Mahadikara.
Menurutnya, gigitan anjing ini sudah merupakan kasus kesekian kali dalam setahun belakangan. Dari hasil uji lab selama tahun 2017, 12 anjing diketahui positif rabies. Sebagian besar, yang positif rabies merupakan kategori anak anjing (kuluk). Dari sekian kasus gigitan anjing rabies itu, seluruh korban dipastikan sudah tertangani dan dapat VAR. *ode
Ayah And, I Putu Agus Mahendra, 38, mengatakan, anjing yang telah menggigit anaknya tersebut didapat dari kampungnya di Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan. Sebelumnya, anjing peliharan yang sering diajak bermain dengan anaknya itu juga sudah divaksin. Khawatir terjadi sesuatu tidak diinginkan, ia pun memutuskan membawa anaknya berobat ke Pusekesmas Jembrana untuk dapatkan VAR. “Lukanya tidak terlalu parah. Tetapi sudah diberikan VAR,” terang Agus Mahendra, Senin (18/9).
Setelah menggigit anaknya, ia mengaku berusaha mengamati perkembangan anjingnya. Hasilnya, anjing mungil peliharannya itu mendadak mati, Minggu (17/9). Kematian anjingnya itu membuat Agus Mahendra semakin khawatir sehingga ia memutuskan melapor ke Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana. Selanjutnya petugas datang mengambil sampel otak anjing tersebut. “Sampel otak anjing diambil tadi pagi dan sudah dibawa ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Sekarang masih menunggu hasilnya,” ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana, Anak Agung Mahadikara mengaku sudah menerima laporan kasus gigitan terhadap balita tersebut, Senin (11/9) malam. Setelah menerima laporan, pihaknya menyarankan pemilik mengawasi kondisi anjingnya yang ternyata diketahui mati mendadak, Minggu (17/9). “Kami belum berani memastikan penyebab matinya, apakah memang karena rabies atau tidak. Yang jelas, untuk memastikan apakah rabies, kami kirim sampel ke Denpasar dan sekarang masih menunggu hasilnya,” ujar Agung Mahadikara.
Menurutnya, gigitan anjing ini sudah merupakan kasus kesekian kali dalam setahun belakangan. Dari hasil uji lab selama tahun 2017, 12 anjing diketahui positif rabies. Sebagian besar, yang positif rabies merupakan kategori anak anjing (kuluk). Dari sekian kasus gigitan anjing rabies itu, seluruh korban dipastikan sudah tertangani dan dapat VAR. *ode
Komentar